Lely Lv, Konsultan Fengshui di Balik Kesuksesan para Konglomerat Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah ketertarikan masyarakat terhadap fengshui, sosok Lely Lv telah menjadi konsultan yang berperan penting dalam membantu kesuksesan banyak orang, bahkan para konglomerat Indonesia.
Lely Lv mengungkapkan, dunia fengshui atau Chinese metaphysics telah menjadi minat utamanya.
“Awalnya dari rasa penasaran terhadap jawaban dari berbagai masalah yang dihadapi manusia baik dari segi pribadi maupun lingkungan, kemudian semakin saya belajar dan ternyata dapat membantu orang dalam menyelesaikan masalah mereka, memberikan solusi, dan memberikan jawaban yang mereka cari. Rupanya itu membuat saya bahagia,” ujar Lely Lv di Jakarta, belum lama ini.
"Aku memulai karier sebagai penulis rubrik fengshui di Tribun Batam tahun 2006. Dari Batam, karier aku sebagai konsultan terus berkembang dengan klien-klien dari kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain," terang pemilik nama asli Leliawati itu.
Klien-klien Lely tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Amerika, dan Australia.
Dalam perjalanan kariernya, tantangan terbesar yang dihadapi Lely adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
“Terkadang, meskipun telah merencanakan dengan baik, hasil yang diperoleh tidak mencapai tingkat maksimal. Hal ini disebabkan oleh peran manusia dalam mewujudkan hasil yang diinginkan. Sebagai seorang konsultan, tentunya saya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dan bekerja sesuai dengan pola-pola manusia. Tetapi akhirnya Tuhan yang menentukan sejauh mana manusia pantas menerima hasilnya,” tutur dia.
Menangani klien-klien konglomerat juga memberikan tantangan tersendiri bagi Lely. Ia harus berusaha semaksimal mungkin karena apa pun yang dilakukan oleh para konglomerat melibatkan banyak aspek. Lely berusaha agar perusahaan dan pabrik yang mereka bangun berjalan sesuai dengan harapan, mampu memberikan penghidupan, dan menjadi berkat bagi banyak orang.
“Terkadang, dalam hubungan dengan klien konglomerat, pandangan mereka memiliki perbedaan dan pendirian yang kuat. Oleh karena itu, aku terus melakukan konsultasi dan berupaya meyakinkan mereka dengan pola-pola yang ada, sehingga mereka bersedia mengikuti rekomendasi dalam penyusunan layout atau fungsi bangunan yang akan dibangun,” ujarnya.
Ciri khas Lely adalah pendekatannya yang didasarkan pada data. Ia tidak berbicara berdasarkan indra keenam atau hal-hal mistis, melainkan selalu berpegang pada data yang diberikan oleh klien dan melakukan analisis yang sesuai dengan pola-pola yang ada.
Lely Lv mengungkapkan, dunia fengshui atau Chinese metaphysics telah menjadi minat utamanya.
“Awalnya dari rasa penasaran terhadap jawaban dari berbagai masalah yang dihadapi manusia baik dari segi pribadi maupun lingkungan, kemudian semakin saya belajar dan ternyata dapat membantu orang dalam menyelesaikan masalah mereka, memberikan solusi, dan memberikan jawaban yang mereka cari. Rupanya itu membuat saya bahagia,” ujar Lely Lv di Jakarta, belum lama ini.
"Aku memulai karier sebagai penulis rubrik fengshui di Tribun Batam tahun 2006. Dari Batam, karier aku sebagai konsultan terus berkembang dengan klien-klien dari kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain," terang pemilik nama asli Leliawati itu.
Klien-klien Lely tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Amerika, dan Australia.
Dalam perjalanan kariernya, tantangan terbesar yang dihadapi Lely adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.
“Terkadang, meskipun telah merencanakan dengan baik, hasil yang diperoleh tidak mencapai tingkat maksimal. Hal ini disebabkan oleh peran manusia dalam mewujudkan hasil yang diinginkan. Sebagai seorang konsultan, tentunya saya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dan bekerja sesuai dengan pola-pola manusia. Tetapi akhirnya Tuhan yang menentukan sejauh mana manusia pantas menerima hasilnya,” tutur dia.
Menangani klien-klien konglomerat juga memberikan tantangan tersendiri bagi Lely. Ia harus berusaha semaksimal mungkin karena apa pun yang dilakukan oleh para konglomerat melibatkan banyak aspek. Lely berusaha agar perusahaan dan pabrik yang mereka bangun berjalan sesuai dengan harapan, mampu memberikan penghidupan, dan menjadi berkat bagi banyak orang.
“Terkadang, dalam hubungan dengan klien konglomerat, pandangan mereka memiliki perbedaan dan pendirian yang kuat. Oleh karena itu, aku terus melakukan konsultasi dan berupaya meyakinkan mereka dengan pola-pola yang ada, sehingga mereka bersedia mengikuti rekomendasi dalam penyusunan layout atau fungsi bangunan yang akan dibangun,” ujarnya.
Ciri khas Lely adalah pendekatannya yang didasarkan pada data. Ia tidak berbicara berdasarkan indra keenam atau hal-hal mistis, melainkan selalu berpegang pada data yang diberikan oleh klien dan melakukan analisis yang sesuai dengan pola-pola yang ada.