9 Fandom Paling Toksik di Dunia, Ada yang Kamu Ikutin?
loading...

Fandom toksik bisa membuat orang lain risih. Mereka dikenal sebagai kaum antikritik yang merasa kecintaan mereka terhadap suatu produk itu sudah paling benar. (Foto: Win.gg)
A
A
A
Fandom adalah salah satu kelompok terkuat di bumi. Ini merupakan wadah bagi orang-orang yang menyukai sesuatu dari level biasa sampai obsesif. Mereka menemukan cara untuk memuji dan memperlihatkan kekaguman itu lewat berbagai platform, dari Con, panel, dan forum di mana penggemar bisa memamerkan kecintaan merek itu.
Tapi, kemudian ada internet. Banyak orang yang mulai menjadi “stan” di seluruh media sosial dan membawa sejumlah “benih” buruk. Dari sinilah kemudian tercipta fandom toksik. Mereka adalah orang-orang antikritik, cinta pada produk secara berlebihan, dan bahkan merasa lebih tahu ketimbang kreator produk tersebut.
Fandom toksik ini ada di banyak media hiburan. Musik, film, game, dan bahkan olahraga. Akibatnya, banyak orang memilih berpedoman “yang waras ngalah” ketimbang berhadapan dengan fandom ini. Yang aneh, fandom ini jarang yang merasa kalau diri mereka toksik karena cinta buta. Apa saja fandom paling toksik di dunia? Mengutip Fiction Horizon, inilah 9 di antaranya!
![9 Fandom Paling Toksik di Dunia, Ada yang Kamu Ikutin?]()
Foto: Wired
Game, mau online, video, atau mobile, seharusnya menjadi sumber hiburan. Tapi, nyatanya, ada banyak orang yang kemudian terobsesi pada game tertentu. Membahas game yang dimainkan kepada orang lain itu sah-sah saja. Tapi, bahasannya akan menjadi toksik ketika orang yang diajak bicara itu tidak tertarik pada game, mengkritik game itu, atau ternyata fandom game lain. Tak hanya itu, fandom game juga tak jarang menyerang developer game yang mereka sukai tersebut.
Fandom ini sepertinya juga tidak tahu caranya untuk mendinginkan kepala. Sejumlah fandom terlihat seolah lebih tahu game-nya ketimbang kreatornya. Sejumlah developer game akhirnya memutuskan tidak lagi membuat unggahan tentang game mereka di media sosial. Di sisi lain, game juga diisi orang-orang yang tidak bisa menerima kekalahan yang menciptakan suasana toksik lagi.
![9 Fandom Paling Toksik di Dunia, Ada yang Kamu Ikutin?]()
Foto: Patriot Press
Kesulitan kehidupan sehari-hari masa kini sering kali membuat orang yang lebih tua mengeluhkan betapa semuanya lebih baik dulu. Hal yang sama terjadi di dunia fiktif. Contohnya adalah Spider-Man baru yang dipilih untuk meneruskan cerita superhero terkenal Marvel itu di MCU dan perbandingan pun dimulai. Bukan perbandingan, sih. Tapi, opini negatif terhadap Tom Holland dan pujian setinggi langit untuk Spider-Man versi Tobey Maguire.
Penggambaran Tom atas pahlawan itu menenangkan banyak penggemar. Tapi, setelah Spider-Man: No Way Home dirilis, bahasan Spider-Man-nya Tobey Maguire lebih baik dimulai lagi. Tidak ada yang melarang orang suka kartun atau anime baru hanya karena kartun dulu lebih baik. Sekarang, setiap generasi tua mengkritik generasi muda untuk setiap hal dan itu tidak akan pernah berhenti.
Tapi, kemudian ada internet. Banyak orang yang mulai menjadi “stan” di seluruh media sosial dan membawa sejumlah “benih” buruk. Dari sinilah kemudian tercipta fandom toksik. Mereka adalah orang-orang antikritik, cinta pada produk secara berlebihan, dan bahkan merasa lebih tahu ketimbang kreator produk tersebut.
Fandom toksik ini ada di banyak media hiburan. Musik, film, game, dan bahkan olahraga. Akibatnya, banyak orang memilih berpedoman “yang waras ngalah” ketimbang berhadapan dengan fandom ini. Yang aneh, fandom ini jarang yang merasa kalau diri mereka toksik karena cinta buta. Apa saja fandom paling toksik di dunia? Mengutip Fiction Horizon, inilah 9 di antaranya!
9. Fandom Game

Foto: Wired
Game, mau online, video, atau mobile, seharusnya menjadi sumber hiburan. Tapi, nyatanya, ada banyak orang yang kemudian terobsesi pada game tertentu. Membahas game yang dimainkan kepada orang lain itu sah-sah saja. Tapi, bahasannya akan menjadi toksik ketika orang yang diajak bicara itu tidak tertarik pada game, mengkritik game itu, atau ternyata fandom game lain. Tak hanya itu, fandom game juga tak jarang menyerang developer game yang mereka sukai tersebut.
Fandom ini sepertinya juga tidak tahu caranya untuk mendinginkan kepala. Sejumlah fandom terlihat seolah lebih tahu game-nya ketimbang kreatornya. Sejumlah developer game akhirnya memutuskan tidak lagi membuat unggahan tentang game mereka di media sosial. Di sisi lain, game juga diisi orang-orang yang tidak bisa menerima kekalahan yang menciptakan suasana toksik lagi.
8. Fandom Nostalgia

Foto: Patriot Press
Kesulitan kehidupan sehari-hari masa kini sering kali membuat orang yang lebih tua mengeluhkan betapa semuanya lebih baik dulu. Hal yang sama terjadi di dunia fiktif. Contohnya adalah Spider-Man baru yang dipilih untuk meneruskan cerita superhero terkenal Marvel itu di MCU dan perbandingan pun dimulai. Bukan perbandingan, sih. Tapi, opini negatif terhadap Tom Holland dan pujian setinggi langit untuk Spider-Man versi Tobey Maguire.
Penggambaran Tom atas pahlawan itu menenangkan banyak penggemar. Tapi, setelah Spider-Man: No Way Home dirilis, bahasan Spider-Man-nya Tobey Maguire lebih baik dimulai lagi. Tidak ada yang melarang orang suka kartun atau anime baru hanya karena kartun dulu lebih baik. Sekarang, setiap generasi tua mengkritik generasi muda untuk setiap hal dan itu tidak akan pernah berhenti.
Lihat Juga :