Sukses Taklukkan Pembaca Milenial dan Gen-Z, Ini Strategi yang Dilakukan AKAD Group

Rabu, 12 Juli 2023 - 08:48 WIB
loading...
Sukses Taklukkan Pembaca...
Milenial dan Gen-Z ternyata masih suka membaca fiksi atau novel dalam bentuk fisik (buku). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Milenial dan Gen-Z dikenal sebagai segmen digital savvy atau melek digital. Kendati dalam keseharian tak bisa lepas dari platform digital, ternyata mereka masih menyukai membaca fiksi atau novel dalam bentuk fisik (buku).

CEO AKAD Group Andri Agus Fabianto mengungkapkan, berdasarkan insight di akun Instagram, Twitter, dan TikTok penerbit maupun penulis di AKAD, rata-rata pengikut akun di platform tersebut yang berusia 13—17 tahun mencapai 35% dan 18—24 tahun sebanyak 50%.

"Artinya, 85% pengikut kami adalah anak-anak Gen-Z. Itu sebabnya, sejak awal kami menyasar milenial dan Gen-Z," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (12/7/2023).

Andri menjelaskan, berbeda dengan Generasi Milenial yang membaca buku benar-benar untuk membaca,maka Gen-Z, yang mayoritas penggemar buku fiksi atau novel, kebiasaan membaca mereka bergeser ke arah yang lebih unik.

"Buku tidak hanya sebagai bahan bacaan, tapi juga alat untuk bisa masuk ke sebuah komunitas digital (bersosialisasi), kebutuhan konten social media, dan FOMO (Fear of Missing Out) atau tidak mau ketinggalan tren," terang Andri.

Sebagai pendatang baru di industri penerbitan buku, diakui Andri, AKAD Group berhasil mencatatkan kinerja positif. Sejak hadir 2021, AKAD Group telah memiliki empat perusahaan yakni AKAD, Skuad, Be Our, dan Tekad.

"Jumlah karyawan kami yang awalnya hanya lima orang pada 2021, saat ini sudah lebih dari 32 pada semester pertama 2023. Seiring dengan pertumbuhan anak usaha dan karyawan, revenue AKAD Group juga bertumbuh tiap tahun. Kalau dari 2021 ke 2022, pertumbuhannya 159%. Kalau dari 2022 hingga Mei 2023, pertumbuhannya sudah mencapai 50%," beber Andri.

Sebagai salah satu penguasa pasar di industri penerbit buku atau novel yang menyasar segmen milenial dan Gen-Z, sejak awal AKAD memilih metode penjualan online.

"Jika mengacu pada angka penjualan online di para reseller toko online, kami hampir selalu menempati peringkat pertama berdasarkan total penjualan mereka. Berdasarkan penjualan online relasi yang juga menjual buku dari penerbit lain, mereka mengakui kalau penjualan AKAD Group berkontribusi sekitar 50% dari total jumlah pendapatan mereka," papar Andri.

Sementara itu, untuk kategori gerai offline, Andri menambahkan, sebagian besar judul novel keluaran AKAD Group sudah masuk jajaran best seller.

Kinerja moncer dalam usia relatif muda tidaklah mudah. Diakui Andri, AKAD Group harus melancarkan strategi yang berbeda dengan incumbent ataupun pesaingnya.

Pertama, AKAD Group melakukan inovasi dalam memonetisasi berbagai produknya. Andri mencontohkan, novel AKAD Group dimonetisasi dalam bentuk series di platform OTT (Over the Top) atau film, menproduksi merchandise terkait aneka karakter di dalam fiksi (novel), berkolaborasi dengan brand, memproduksi album lagu, hingga konser online yang menghadirkan sekaligus menghidupkan para karakter atau tokoh di dalam novel.

Kedua, strategi dirancang secara custom atau disesuaikan dengan karakteristik dari para pengikut penulis maupun AKAD Group.

"Mulai dari membentuk komunitas organik, menggunakan jasa KOL (Key Opinion Leader) dan influencer, menggelar event offline ke sekolah-sekolah dan toko buku offline, menggelar aksi sosial, hingga media sosial internal," urai Andri.

Ketiga, untuk strategi penjualan di platform online, ungkap Andri, produk dijual dengan bundling merchandise. AKAD Group juga mendesain cover-nya secara estetik untuk memenuhi kebutuhan foto di media sosial para milenial dan Gen-Z.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0891 seconds (0.1#10.140)