Gali Potensi Hidden Gem di Indonesia, Kemenparekraf Dukung Promosi Wisata Kreatif ILoC
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan penuh atas peluncuran program komprehensif Indonesia The Land of Content atau ILoC.
Program tersebut sendiri diinisiasi oleh pihak swasta dalam hal ini oleh BDI yang dikomandoi oleh Richard Buntario, untuk berkolaborasi dalam mempromosikan keberagaman potensi alam, kuliner, dan kebudayaan yang tersebar di wilayah Indonesia yang luas bahkan hingga di daerah terpencil sekalipun.
ILoC akan menggali potensi Hidden Gem di Indonesia. Di era digital yang berkembang pesat ini, para konten kreator akan berlomba-lomba mencari materi konten yang unik dan menarik. Untuk itu, banyak konten kreator berkeliling dunia mencari materi yang dianggap Hidden Gem karena dapat menghasilkan penonton yang banyak.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, bahwa program ILoC telah dirancang untuk menjadi inspirasi bagi anak muda di daerah dalam mencari, mengolah, dan mempublikasikan sebuah konten yang layak untuk menyambut potensi wisatawan sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Jadi memang Indonesia itu adalah sumber dari konten-konten. Apapun diceritakan. Dan apalagi kontennya bagus dan menceritakan tentang pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Marthini, dalam dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, (17/7/2023).
Marthini juga menjelaskan, fokus inovasi yang diusung ILoC terdapat pada pelatihan dan pengembangan skill kepada anak muda desa di Indonesia.
Pembinaan ditargetkan kepada 50 hingga 200 anak muda terpilih dari desa - desa di Indonesia yang akan mendapat pelatihan dan pembinaan secara langsung oleh pakar-pakar konten, hospitality service, dan konsultan UMKM guna pengembangan ekonomi kreatif.
“Karena Indonesia memiliki konten yang luar biasa dengan pulaunya, masyarakatnya, agamanya, kulinernya, semua. Jadi karena itu kami berkolaborasi, ini merupakan sebuah inovasi menurut kami, dan adaptasi setelah Covid. Ternyata karena era digital sekarang, ayo buat konten-konten tersebut dan berikan ke dunia disinilah sumber konten tersebut,” tuturnya lagi.
Dari program tersebut nantinya akan menghasilkan 3 satuan tugas, yaitu :
Program tersebut sendiri diinisiasi oleh pihak swasta dalam hal ini oleh BDI yang dikomandoi oleh Richard Buntario, untuk berkolaborasi dalam mempromosikan keberagaman potensi alam, kuliner, dan kebudayaan yang tersebar di wilayah Indonesia yang luas bahkan hingga di daerah terpencil sekalipun.
ILoC akan menggali potensi Hidden Gem di Indonesia. Di era digital yang berkembang pesat ini, para konten kreator akan berlomba-lomba mencari materi konten yang unik dan menarik. Untuk itu, banyak konten kreator berkeliling dunia mencari materi yang dianggap Hidden Gem karena dapat menghasilkan penonton yang banyak.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, bahwa program ILoC telah dirancang untuk menjadi inspirasi bagi anak muda di daerah dalam mencari, mengolah, dan mempublikasikan sebuah konten yang layak untuk menyambut potensi wisatawan sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Jadi memang Indonesia itu adalah sumber dari konten-konten. Apapun diceritakan. Dan apalagi kontennya bagus dan menceritakan tentang pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Marthini, dalam dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, (17/7/2023).
Marthini juga menjelaskan, fokus inovasi yang diusung ILoC terdapat pada pelatihan dan pengembangan skill kepada anak muda desa di Indonesia.
Pembinaan ditargetkan kepada 50 hingga 200 anak muda terpilih dari desa - desa di Indonesia yang akan mendapat pelatihan dan pembinaan secara langsung oleh pakar-pakar konten, hospitality service, dan konsultan UMKM guna pengembangan ekonomi kreatif.
“Karena Indonesia memiliki konten yang luar biasa dengan pulaunya, masyarakatnya, agamanya, kulinernya, semua. Jadi karena itu kami berkolaborasi, ini merupakan sebuah inovasi menurut kami, dan adaptasi setelah Covid. Ternyata karena era digital sekarang, ayo buat konten-konten tersebut dan berikan ke dunia disinilah sumber konten tersebut,” tuturnya lagi.
Dari program tersebut nantinya akan menghasilkan 3 satuan tugas, yaitu :