Belajar Mengenali Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Bersama RSU Bunda Jakarta dan MNC Life
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit jantung bawaan menjadi momok menakutkan bagi calon orang tua ketika anaknya akan lahir. Terlebih sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara detail penyebab dari penyakit jantung bawaan yang terjadi pada anak.
Orang tua juga sering kali dibuat khawatir dengan cara penanganan yang akan dilakukan kepada anak yang memiliki penyakit jantung bawaan. Apalagi kebanyakan orang tua sudah merasa ketakutan ketika membayangkan anak mereka yang masih kecil harus menjalani operasi.
Dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Rumah Sakit Bunda Jakarta bersama MNC LIfe turut memberikan edukasi terkait penyakit jantung bawaan pada anak agar orang tua bisa lebih peka terhadap faktor risiko penyakit jantung bawaan, mengenai tanda dan gejalanya, serta memahami cara penanganannya.
Dokter Natasya Ayu Andamari, Sp.A yang merupakan spesialis anak RSU Bunda Jakarta menjelaskan bahwa ditemukan 8 dari 1.000 anak dengan penyakit jantung bawaan dalam kelahiran setiap tahun. Namun, cukup sulit mengenali tanda dan gejalanya lantaran hanya sekitar 30 persen yang memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan.
Adapun faktor risiko yang memungkinkan menyebabkan penyakit jantung bawaan adalah keturunan, ibu yang mengonsumsi obat-obatan saat hamil muda, atau ibu yang terinfeksi virus saat kehamilan.
Dokter Natasya memahami betul kekhawatiran yang umumnya dirasakan oleh kebanyakan orang tua ketika pertama kali mengetahui bahwa anak mereka terlahir dengan penyakit jantung bawaan. Yakni langsung membayangkan anaknya harus menjalani operasi.
Padahal belasan tahun belakangan ini, penanganan penyakit jantung bawaan tak hanya mengandalkan operasi, melainkan dapat ditempuh dengan mengonsumsi obat-obatan dan kateterisasi. Mengenai tindakannya, tentu saja tergantung pada kondisi penyakit jantung bawaan yang dialami oleh anak tersebut.
"Tidak semua anak dengan penyakit jantung langsung dioperasi dan bedah, nggak usah khawatir. Awalnya akan diberikan obat-obatan, jika membaik akan dilakukan evaluasi," ujar Dokter Natasya dalam sesi Helth Talk di acara Hari Anak Nasional RSU Bunda Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2023).
Setelah anak mengonsumsi obat-obatan maka akan diperiksa lebih lanjut karena tidak menutup kemungkinan kebocoran pada jantung yang dialami bisa ditangani dengan obat. Jika masih ada kebocoran, maka akan dicoba menggunakan katerisasi dengan memasukkan selang ke pembuluh darah.
"Karena tidak menutup kemungkinan jantung yang bocor itu bisa menutup sendiri. Kalau masih ada bocor dan bolong baru ada tindakan kateterisasi serta operasi," terangnya.
Orang tua juga sering kali dibuat khawatir dengan cara penanganan yang akan dilakukan kepada anak yang memiliki penyakit jantung bawaan. Apalagi kebanyakan orang tua sudah merasa ketakutan ketika membayangkan anak mereka yang masih kecil harus menjalani operasi.
Dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Rumah Sakit Bunda Jakarta bersama MNC LIfe turut memberikan edukasi terkait penyakit jantung bawaan pada anak agar orang tua bisa lebih peka terhadap faktor risiko penyakit jantung bawaan, mengenai tanda dan gejalanya, serta memahami cara penanganannya.
Dokter Natasya Ayu Andamari, Sp.A yang merupakan spesialis anak RSU Bunda Jakarta menjelaskan bahwa ditemukan 8 dari 1.000 anak dengan penyakit jantung bawaan dalam kelahiran setiap tahun. Namun, cukup sulit mengenali tanda dan gejalanya lantaran hanya sekitar 30 persen yang memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan.
Adapun faktor risiko yang memungkinkan menyebabkan penyakit jantung bawaan adalah keturunan, ibu yang mengonsumsi obat-obatan saat hamil muda, atau ibu yang terinfeksi virus saat kehamilan.
Dokter Natasya memahami betul kekhawatiran yang umumnya dirasakan oleh kebanyakan orang tua ketika pertama kali mengetahui bahwa anak mereka terlahir dengan penyakit jantung bawaan. Yakni langsung membayangkan anaknya harus menjalani operasi.
Padahal belasan tahun belakangan ini, penanganan penyakit jantung bawaan tak hanya mengandalkan operasi, melainkan dapat ditempuh dengan mengonsumsi obat-obatan dan kateterisasi. Mengenai tindakannya, tentu saja tergantung pada kondisi penyakit jantung bawaan yang dialami oleh anak tersebut.
"Tidak semua anak dengan penyakit jantung langsung dioperasi dan bedah, nggak usah khawatir. Awalnya akan diberikan obat-obatan, jika membaik akan dilakukan evaluasi," ujar Dokter Natasya dalam sesi Helth Talk di acara Hari Anak Nasional RSU Bunda Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/7/2023).
Setelah anak mengonsumsi obat-obatan maka akan diperiksa lebih lanjut karena tidak menutup kemungkinan kebocoran pada jantung yang dialami bisa ditangani dengan obat. Jika masih ada kebocoran, maka akan dicoba menggunakan katerisasi dengan memasukkan selang ke pembuluh darah.
"Karena tidak menutup kemungkinan jantung yang bocor itu bisa menutup sendiri. Kalau masih ada bocor dan bolong baru ada tindakan kateterisasi serta operasi," terangnya.