Kolaborasi Musik Indonesia-Thailand, Indonesian Cultural Night Hadirkan Maha Karya Raja Bhumibol Adulyajed

Senin, 18 September 2023 - 17:26 WIB
loading...
Kolaborasi Musik Indonesia-Thailand,...
Kekaguman dunia terhadap karya Raja Bhumibol Adulyajed dirasakan dalam Indonesian Cultural Night yang digelar KBRI Bangkok di Ganesha Theatre, Bangkok, pada 17 September 2023. Foto/Istimewa
A A A
BANGKOK - Mendiang Raja Bhumibol Adulyajed, Raja Thailand yang bertakhta pada 1946-2016, selain figur pemersatu bangsa, juga terkenal sebagai sosok yang sangat berbakat di bidang musik. Kecintaan sang raja terhadap musik, khususnya musik jazz dan blues, dituangkan dalam sejumlah karya lagu yang populer secara internasional.

Kekaguman dunia terhadap karya Raja Bhumibol Adulyajed juga dirasakan dalam Indonesian Cultural Night yang digelar KBRI Bangkok di Ganesha Theatre, salah satu teater terbaik di Bangkok, pada 17 September 2023. Selain memperkenalkan budaya Indonesia, acara itu juga menampilkan kolaborasi musik Indonesia-Thailand melalui dua lagu yang dibawakan oleh The Ambassador and His Gang Band.

Band tersebut beranggotakan Duta Besar RI Rachmat Budiman dan pegawai setempat KBRI Bangkok Sari Suharyo sebagai penyanyi, serta mahasiswa Chulalongkorn University sebagai pengiring lagu. Dua lagu yang dibawakan yaitu Tapisah 2, yang merupakan lagu dari Maluku, serta lagu yang diciptakan oleh Raja Bhumibol Adulyajed berjudul Yarm Yen.

Baca Juga: Xodiac, Anggun hingga Waljinah Meriahkan Pergelaran Seni Budaya di Pura Mangkunegaran

Secara harfiah Yarm Yen berarti 'in the evening'. Namun lagu tersebut lebih dikenal dunia dengan judul Love at Sundown. Lagu ini diciptakan pada 1946, bertepatan dengan tahun pertama mendiang Raja Bhumibol Adulyajed bertakhta.

Lagu itu bercerita tentang suasana indah dan romantis saat matahari tenggelam di pantai, yang dinikmati oleh sepasang kekasih. Saat dirilis pertama kali, Love at Sundown langsung mencetak hits dan digemari masyarakat luas. Lagu tersebut semakin populer saat dijadikan soundtrack film Thailand berjudul The Gift from the Sky, yang tayang di Netflix pada 2016.

Suasana ceria terasa saat The Ambassador and His Gang membawakan Yarm Yen (Love at Sundown). Hadirin yang menyaksikan acara Indonesian Cultural Night terhanyut dalam alunan musik yang menyatukan rasa hati hadirin yang terdiri dari berbagai bangsa.

Alunan musik dari mahasiswa Chulalongkorn University juga menambah kemegahan penampilan. Penonton dibawa untuk kembali mengenang mendiang sang raja yang sangat dicintai rakyatnya.

Kolaborasi musik Indonesia-Thailand tersebut seolah menegaskan bahwa legacy dan maha karya mendiang Raja Bhumibol Adulyajed sebagai sosok pemersatu sekaligus pecinta musik akan tetap abadi sepanjang masa.



Acara Indonesian Cultural Night bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman publik Thailand mengenai kekayaan budaya Indonesia. Dalam sambutannya, Duta Besar Rachmat Budiman menyampaikan bahwa kegiatan diharapkan dapat memperkuat people-to-people contact antara Indonesia dengan Thailand dan warga negara asing lainnya, sekaligus menciptakan peluang kerja sama antara warga kedua negara.

Acara dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan, khususnya Ketua Parlemen Thailand Wan Muhamad Noor Matha. Bupati Bandung Dadang Supriatna juga turut hadir secara langsung mendampingi tim penampil dari Kabupaten Bandung.

Acara dihadiri pula oleh kalangan pejabat pemerintahan, korps diplomatik, pecinta seni, media, dan masyarakat umum.

Selain kolaborasi musik Indonesia-Thailand oleh The Ambassador and His Gang, acara tersebut juga menampilkan pertunjukan musik dan sendra tari dari Indonesia, yaitu Rasa Sayange oleh Sekolah Indonesia di Bangkok, Tari Bambangan Cakil oleh Darwanto (seorang pegawai setempat KBRI Bangkok), dan Oky Bima Reza Afrita (seorang diaspora Indonesia di Bangkok), Tari Mutiara Nusantara oleh Universitas Negeri Yogyakarta, Tari Citrolangenan oleh Universitas Negeri Surabaya, dan Tari Ratoh Jaroe oleh Universitas Islam Indonesia.

Sedangkan Pemerintah Kabupaten Bandung membawakan dua penampilan, yaitu Tari Jaipong dan Rampak Kendang. Acara ditutup dengan meriah oleh seni tari Reog Ponorogo, yang dibawakan Universitas Brawijaya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)