Peduli Alzheimer, Alzi Gaungkan Kampanye Melawan Demensia sejak Muda
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Organisasi nirlaba yang peduli alzheimer, Alzi, membuat kampanye melawan demensia di Malioboro, Yogyakarta, Minggu (17/9/2023). Kegiatan tersebut merupakan upaya Alzi untuk berkontribusi di bulan Alzheimer pada September ini.
Koordinator Wilayah (Korwil) Alzi Yogyakarta Sri Mulyani mengatakan, kampanye melawan demensia diselenggarakan dalam rangka bulan Alzheimer sedunia, di mana puncaknya akan berlangsung pada 21 September mendatang.
"Kita sengaja ambil weekend agar orang bisa ikut bergabung. Tujuannya adalah mengampanyekan tentang demensia itu apa, alzheimer itu apa, dan bagaimana untuk mencegahnya," ujar dia.
Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
Menurut Sri Mulyani, demensia adalah urusan semua orang, di mana satu keluarga ada satu yang terkena demensia, maka semua akan terdampak. Sehingga harapannya, awareness (kepedulian) ini bisa dimulai dari masa muda, karena jika dimulai sudah tua maka sebenarnya sudah agak terlambat.
Sri Mulyani menambahkan, semua orang harus sudah memahami penyakit alzheimer sedari muda. Maka itu setiap orang seharusnya sadar tentang kesehatan sehingga ketika ada anggota keluarga yang mengalami demensia, sudah tahu bagaimana harus bersikap.
"Oh ternyata eyangku itu sakit. Jadi kalau eyang ngapa-ngapain nggak usah dimarahi eyangnya," terang dia.
Sri Mulyani menjelaskan, demensia ada tingkatannya, mulai ringan sampai sangat berat. Bahayanya, ketika seseorang mengalami demensia sangat berat, maka bisa mengakibatkan kematian. Karena mereka tidak akan bisa hidup secara mandiri, pasien akan tergantung total pada orang lain, mulai makan minum hingga ke toilet.
Karena ada perubahan perilaku, sering kali menyulitkan bagi pendamping. Ia terkadang burn out dan akan mengalami stres secara fisik maupun mental. Oleh karenanya, ada komunitas sesama penderita demensia. Komunitas ini sengaja dibentuk untuk saling berbagi berbagai persoalan yang berkaitan dengan alzheimer, khususnya demensia.
"Kita ada pelatihannya, seminarnya, kegiatan meeting, saling sharing," beber Sri Mulyani.
Koordinator Wilayah (Korwil) Alzi Yogyakarta Sri Mulyani mengatakan, kampanye melawan demensia diselenggarakan dalam rangka bulan Alzheimer sedunia, di mana puncaknya akan berlangsung pada 21 September mendatang.
"Kita sengaja ambil weekend agar orang bisa ikut bergabung. Tujuannya adalah mengampanyekan tentang demensia itu apa, alzheimer itu apa, dan bagaimana untuk mencegahnya," ujar dia.
Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
Menurut Sri Mulyani, demensia adalah urusan semua orang, di mana satu keluarga ada satu yang terkena demensia, maka semua akan terdampak. Sehingga harapannya, awareness (kepedulian) ini bisa dimulai dari masa muda, karena jika dimulai sudah tua maka sebenarnya sudah agak terlambat.
Sri Mulyani menambahkan, semua orang harus sudah memahami penyakit alzheimer sedari muda. Maka itu setiap orang seharusnya sadar tentang kesehatan sehingga ketika ada anggota keluarga yang mengalami demensia, sudah tahu bagaimana harus bersikap.
"Oh ternyata eyangku itu sakit. Jadi kalau eyang ngapa-ngapain nggak usah dimarahi eyangnya," terang dia.
Sri Mulyani menjelaskan, demensia ada tingkatannya, mulai ringan sampai sangat berat. Bahayanya, ketika seseorang mengalami demensia sangat berat, maka bisa mengakibatkan kematian. Karena mereka tidak akan bisa hidup secara mandiri, pasien akan tergantung total pada orang lain, mulai makan minum hingga ke toilet.
Karena ada perubahan perilaku, sering kali menyulitkan bagi pendamping. Ia terkadang burn out dan akan mengalami stres secara fisik maupun mental. Oleh karenanya, ada komunitas sesama penderita demensia. Komunitas ini sengaja dibentuk untuk saling berbagi berbagai persoalan yang berkaitan dengan alzheimer, khususnya demensia.
"Kita ada pelatihannya, seminarnya, kegiatan meeting, saling sharing," beber Sri Mulyani.