Festival Jajanan Bango 2023 Dorong Generasi Muda Eksplorasi Rasa Pusaka Kuliner Asli Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Festival Jajanan Bango (FJB) kembali digelar. Tahun ini, ajang kuliner tahunan itu bakal dihelat di dua kota, yakni Makassar dan Jakarta.
Dari tahun ke tahun, FJB yang rutin berlangsung sejak 2005, selalu menampilkan tema yang berbeda. Kali ini, lewat FJB, PT Unilever Indonesia melalui brand kecap Bango mengangkat tema Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara. Tema ini mengandung harapan agar penikmat kuliner di Indonesia, khususnya generasi muda, dapat terus mengeksplorasi beragam cita rasa makanan autentik Nusantara alih-alih terus tergoda oleh menu-menu asal mancanegara.
Sebagaimana diketahui, beberapa tahun belakangan pengaruh budaya luar telah "menggempur" Indonesia, termasuk dari sisi makanan. Kaum muda yang memang dikenal suka mencoba hal-hal baru, saat ini sudah begitu akrab dengan makanan luar negeri, khususnya yang berasal dari negara Asia lain seperti Jepang, Korea, dan Thailand.
Saus khas negara-negara tersebut seperti shoyu Jepang, sriracha dari Thailand, dan gochujang khas Korea sudah tak asing lagi bagi para penikmat makanan muda. Padahal, Indonesia pun punya saus autentik yang cuma ada di negeri ini, yakni kecap manis. Jenis saus yang terbuat dari kedelai itu yang disebut culinary gem asli Indonesia.
Inilah misi Bango yang dibawa lewat FJB 2023.
“Bango konsisten menjalankan misi melestarikan kuliner Nusantara, salah satunya melalui pelaksanaan Festival Jajanan Bango sejak 2005. Di acara ini, pengunjung bisa mengeksplorasi kelezatan aneka hidangan autentik yang disajikan oleh para legenda kuliner dari Sabang hingga Merauke, terutama yang menggunakan kecap manis, culinary gem asli Indonesia,” papar Head of Marketing Nutrition Indonesia PT Unilever Indonesia Ari Astuti dalam konferensi pers di Jakarta, belum lama ini.
Culinary gem atau pusaka kuliner merupakan cerminan sejarah, identitas, tradisi, dan kearifan lokal yang unik serta tak lekang oleh waktu. Tidak hanya menjembatani masyarakat dengan akar budaya mereka, culinary gem juga menjadi alat untuk memperkenalkan jati diri sebuah negara pada dunia.
"Contoh negara yang sukses melakukannya antara lain Jepang dengan shoyu, Thailand dengan saus sriracha, atau Korea dengan saus gochujang," sebut Ari Astuti.
Anak muda sebagai generasi penerus bangsa, diharapkan menjadi ujung tombak pelestarian pusaka kuliner tersebut. Generasi milenial dan Gen Z yang semakin tinggi minatnya terhadap kuliner, didorong untuk juga mengenal masakan Indonesia dan mengeksplorasi beragam cita rasanya.
Harapan tersebut setidaknya bisa terwujud antara lain dengan hadirnya komunitas seperti Dari Halte ke Halte (DHKH) yang rajin memberikan rekomendasi ragam kuliner Indonesia yang dapat diakses menggunakan transportasi umum.
Dari tahun ke tahun, FJB yang rutin berlangsung sejak 2005, selalu menampilkan tema yang berbeda. Kali ini, lewat FJB, PT Unilever Indonesia melalui brand kecap Bango mengangkat tema Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara. Tema ini mengandung harapan agar penikmat kuliner di Indonesia, khususnya generasi muda, dapat terus mengeksplorasi beragam cita rasa makanan autentik Nusantara alih-alih terus tergoda oleh menu-menu asal mancanegara.
Sebagaimana diketahui, beberapa tahun belakangan pengaruh budaya luar telah "menggempur" Indonesia, termasuk dari sisi makanan. Kaum muda yang memang dikenal suka mencoba hal-hal baru, saat ini sudah begitu akrab dengan makanan luar negeri, khususnya yang berasal dari negara Asia lain seperti Jepang, Korea, dan Thailand.
Saus khas negara-negara tersebut seperti shoyu Jepang, sriracha dari Thailand, dan gochujang khas Korea sudah tak asing lagi bagi para penikmat makanan muda. Padahal, Indonesia pun punya saus autentik yang cuma ada di negeri ini, yakni kecap manis. Jenis saus yang terbuat dari kedelai itu yang disebut culinary gem asli Indonesia.
Inilah misi Bango yang dibawa lewat FJB 2023.
“Bango konsisten menjalankan misi melestarikan kuliner Nusantara, salah satunya melalui pelaksanaan Festival Jajanan Bango sejak 2005. Di acara ini, pengunjung bisa mengeksplorasi kelezatan aneka hidangan autentik yang disajikan oleh para legenda kuliner dari Sabang hingga Merauke, terutama yang menggunakan kecap manis, culinary gem asli Indonesia,” papar Head of Marketing Nutrition Indonesia PT Unilever Indonesia Ari Astuti dalam konferensi pers di Jakarta, belum lama ini.
Culinary gem atau pusaka kuliner merupakan cerminan sejarah, identitas, tradisi, dan kearifan lokal yang unik serta tak lekang oleh waktu. Tidak hanya menjembatani masyarakat dengan akar budaya mereka, culinary gem juga menjadi alat untuk memperkenalkan jati diri sebuah negara pada dunia.
"Contoh negara yang sukses melakukannya antara lain Jepang dengan shoyu, Thailand dengan saus sriracha, atau Korea dengan saus gochujang," sebut Ari Astuti.
Anak muda sebagai generasi penerus bangsa, diharapkan menjadi ujung tombak pelestarian pusaka kuliner tersebut. Generasi milenial dan Gen Z yang semakin tinggi minatnya terhadap kuliner, didorong untuk juga mengenal masakan Indonesia dan mengeksplorasi beragam cita rasanya.
Harapan tersebut setidaknya bisa terwujud antara lain dengan hadirnya komunitas seperti Dari Halte ke Halte (DHKH) yang rajin memberikan rekomendasi ragam kuliner Indonesia yang dapat diakses menggunakan transportasi umum.