Es Krim Rasa Bersalah Ini Terbuat dari Sampah Plastik
loading...
A
A
A
Sadler memutus ikatan tersebut dengan mikroba, dan menjadikannya molekul yang bukan lagi plastik. Sup PET bekas tersebut kemudian dengan mudah diolah oleh bakteri lain menjadi vanilin.
Penelitian Sadler, yang diterbitkan dalam Journal Biochemist pada Desember 2021 itu berfokus pada degradasi dan daur ulang plastik serta menggunakannya sebagai bahan baku untuk pertumbuhan mikroba.
Meski begitu, es krim tersebut merupakan sebuah proyek penelitian, dan saat ini tidak untuk dikonsumsi manusia.
“Saya bahkan pernah menerima email dari masyarakat yang mengatakan bahwa mendorong orang untuk makan plastik adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab,” kata Sadler.
“Sangat penting bagi kita untuk benar-benar memperhatikan sisi keamanannya dan kami memperjelas bahwa bahan ini harus melalui proses peraturan dan proses standar makanan yang sama seperti bahan makanan lainnya,” sambungnya.
Ortolani, desainer yang berasal dari Verona, Italia, juga mengatakan bahwa guilty flavours terinspirasi oleh rasa frustrasinya terhadap kegagalan sistem daur ulang untuk menghentikan plastik. Inovasi itu dibuat guna menyoroti masalah sampah plastik, serta krisis pangan global yang akan terjadi.
“Saat ini kita memiliki alat untuk memikirkan kembali sistem pangan yang kita jalani,” katanya.
“Ini sudah siap sekarang dan hari ini, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat menyentuh atau berinteraksi dengannya karena belum diuji keamanannya,” pungkas dia.
Lihat Juga: Aice Sabet Top Brand Award dan Top Brand for Kids Award, Perkuat Posisi Pemimpin Industri Es Krim
Penelitian Sadler, yang diterbitkan dalam Journal Biochemist pada Desember 2021 itu berfokus pada degradasi dan daur ulang plastik serta menggunakannya sebagai bahan baku untuk pertumbuhan mikroba.
Meski begitu, es krim tersebut merupakan sebuah proyek penelitian, dan saat ini tidak untuk dikonsumsi manusia.
“Saya bahkan pernah menerima email dari masyarakat yang mengatakan bahwa mendorong orang untuk makan plastik adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab,” kata Sadler.
“Sangat penting bagi kita untuk benar-benar memperhatikan sisi keamanannya dan kami memperjelas bahwa bahan ini harus melalui proses peraturan dan proses standar makanan yang sama seperti bahan makanan lainnya,” sambungnya.
Ortolani, desainer yang berasal dari Verona, Italia, juga mengatakan bahwa guilty flavours terinspirasi oleh rasa frustrasinya terhadap kegagalan sistem daur ulang untuk menghentikan plastik. Inovasi itu dibuat guna menyoroti masalah sampah plastik, serta krisis pangan global yang akan terjadi.
“Saat ini kita memiliki alat untuk memikirkan kembali sistem pangan yang kita jalani,” katanya.
“Ini sudah siap sekarang dan hari ini, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat menyentuh atau berinteraksi dengannya karena belum diuji keamanannya,” pungkas dia.
Lihat Juga: Aice Sabet Top Brand Award dan Top Brand for Kids Award, Perkuat Posisi Pemimpin Industri Es Krim
(tsa)