Viral! Pria di Singapura Tuntut Wanita yang Ditaksirnya Rp36 Miliar Gegara Cintanya Ditolak
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Viral di media sosial seorang pria di Singapura menuntut wanita puluhan miliar ke pengadilan karena cintanya ditolak. Pria bernama Kawshigan ini tidak terima hanya dianggap teman oleh perempuan bernama Nora Tan Shu Mei.
Kawshigan merupakan CEO dari perusahaan teknologi drone di Singapura . Tuntutan diajukan karena Mei telah menyebabkan trauma bagi Kawshigan setelah menolak cintanya dan mengatakan bahwa dia hanya menganggapnya sebagai teman.
Dilansir dari Koreaboo, Selasa (17/10/2023) menurut dokumen Pengadilan Tinggi Singapura, Kawshigan mengenal Mei sejak 2016.
Kawshigan mengungkapkan perasaannya kepada Mei. Namun pada 2020, Mei tidak merasakan hal yang sama. Jadi, sebagai tanggapan atas penolakannya, pria itu mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadapnya sebesar USD2,3 juta atau Rp36 miliar.
Kawshigan beralasan bahwa penolakan yang dilakukan oleh Mei telah menyebabkan kerugian. Ini karena penghasilannya menjadi menurun karena dia mengalami trauma berkelanjutan. Gugatan ini naik ke pengadilan tinggi pada Februari 2023.
Namun, ini hanya salah satu dari dua tuntutan hukumnya terhadap Mei. Kawshigan telah mengajukan kasus terpisah di Pengadilan Magistrate Singapura atas tuduhan yang sama dengan nilai USD 17.000 atau Rp266 juta.
Dalam gugatan ini, Kawshigan menuduh Mei telah melanggar penawaran yang dia buat. Ini termasuk menawarkan ruang untuk (Kawshigan) untuk berbagi inspirasi, perjuangan, dan pencapaian dan bertemu berdasarkan ketersediaan bersama.
Mei berpendapat bahwa gugatan awal ini adalah penyalahgunaan proses karena datang dengan motif tersembunyi untuk memaksanya mematuhi tuntutan Kawshigan, termasuk tetap berhubungan dengannya. Mei juga menuduh Kawshigan telah muncul di luar rumahnya dengan seorang wanita pada Juli 2022 dan tetap berada di luar meskipun dia meminta untuk pergi.
Kawshigan juga diduga meletakkan dokumen di pintu Mei pada bulan yang sama. Dia kemudian mendekati tetangga Mei, meminta nomor telepon rumahnya, dan mengatakan dia akan pergi ke tempat kerjanya jika menolak untuk berkomunikasi dengannya.
Dia menambahkan bahwa Kawshigan pergi ke tempat kerja Mei untuk mencarinya akhir bulan itu, tetapi dia tidak ada di sana. Akibat dugaan pelecehan tersebut, Mei memasang pintu digital, sensor alarm sirine, dan bel pintu video pintar.
Gugatan pertama akhirnya dibatalkan karena penyalahgunaan proses peradilan pada Januari 2023. Selain itu, pengadilan memerintahkan Kawshigan untuk menanggung biaya hukum Mei.
Kasus ini sotak saja mengejutkan publik. Mereka sangat mengkritik pola pikir regresif di balik tuntutan hukum Kawshigan. Di antara negara-negara Asia, Singapura memiliki tingkat kesetaraan gender tertinggi kedua.
Lihat Juga: The Alpha Under 40 Apresiasi 20 Figur Muda, Liliana Tanoesoedibjo: Mereka Sudah Berprestasi
Kawshigan merupakan CEO dari perusahaan teknologi drone di Singapura . Tuntutan diajukan karena Mei telah menyebabkan trauma bagi Kawshigan setelah menolak cintanya dan mengatakan bahwa dia hanya menganggapnya sebagai teman.
Dilansir dari Koreaboo, Selasa (17/10/2023) menurut dokumen Pengadilan Tinggi Singapura, Kawshigan mengenal Mei sejak 2016.
Kawshigan mengungkapkan perasaannya kepada Mei. Namun pada 2020, Mei tidak merasakan hal yang sama. Jadi, sebagai tanggapan atas penolakannya, pria itu mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadapnya sebesar USD2,3 juta atau Rp36 miliar.
Kawshigan beralasan bahwa penolakan yang dilakukan oleh Mei telah menyebabkan kerugian. Ini karena penghasilannya menjadi menurun karena dia mengalami trauma berkelanjutan. Gugatan ini naik ke pengadilan tinggi pada Februari 2023.
Namun, ini hanya salah satu dari dua tuntutan hukumnya terhadap Mei. Kawshigan telah mengajukan kasus terpisah di Pengadilan Magistrate Singapura atas tuduhan yang sama dengan nilai USD 17.000 atau Rp266 juta.
Dalam gugatan ini, Kawshigan menuduh Mei telah melanggar penawaran yang dia buat. Ini termasuk menawarkan ruang untuk (Kawshigan) untuk berbagi inspirasi, perjuangan, dan pencapaian dan bertemu berdasarkan ketersediaan bersama.
Mei berpendapat bahwa gugatan awal ini adalah penyalahgunaan proses karena datang dengan motif tersembunyi untuk memaksanya mematuhi tuntutan Kawshigan, termasuk tetap berhubungan dengannya. Mei juga menuduh Kawshigan telah muncul di luar rumahnya dengan seorang wanita pada Juli 2022 dan tetap berada di luar meskipun dia meminta untuk pergi.
Baca Juga
Kawshigan juga diduga meletakkan dokumen di pintu Mei pada bulan yang sama. Dia kemudian mendekati tetangga Mei, meminta nomor telepon rumahnya, dan mengatakan dia akan pergi ke tempat kerjanya jika menolak untuk berkomunikasi dengannya.
Dia menambahkan bahwa Kawshigan pergi ke tempat kerja Mei untuk mencarinya akhir bulan itu, tetapi dia tidak ada di sana. Akibat dugaan pelecehan tersebut, Mei memasang pintu digital, sensor alarm sirine, dan bel pintu video pintar.
Gugatan pertama akhirnya dibatalkan karena penyalahgunaan proses peradilan pada Januari 2023. Selain itu, pengadilan memerintahkan Kawshigan untuk menanggung biaya hukum Mei.
Kasus ini sotak saja mengejutkan publik. Mereka sangat mengkritik pola pikir regresif di balik tuntutan hukum Kawshigan. Di antara negara-negara Asia, Singapura memiliki tingkat kesetaraan gender tertinggi kedua.
Lihat Juga: The Alpha Under 40 Apresiasi 20 Figur Muda, Liliana Tanoesoedibjo: Mereka Sudah Berprestasi
(dra)