; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Rieta Amilia Kerap Absen di Sidang Mediasi Harta Gono-gini, Gideon Tengker Curiga: Jangan-Jangan...
loading...
Gideon Tengker dan kuasa hukumnya dalam persidangan beberapa waktu lalu. Foto/Dok MPI
A
A
A
JAKARTA - Gideon Tengker melalui kuasa hukumnya, Erles Rareral, mencurigai sikap Rieta Amilia selaku tergugat yang sering absen dalam sidang mediasi harta gono-gini di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Ayah Nagita Slavina itu masih menanti kehadiran sang mantan istri untuk hadir ke persidangan sejak beberapa bulan terakhir.
Pasalnya, sidang mediasi selalu ditunda karena ketidakhadiran pihak tergugat. Gitaris band rock Darkhma itu pun kembali merasakan kecewa lantaran Rieta absen lagi di sidang hari ini.
Gideon Tengker mulai mencurigai sikap Rieta yang sering mangkir dari panggilan sidang.
"Makanya ada bahasa dari klien kami, 'jangan-jangan harta ini dikemanakan' gitu, sampai hari ini dia nggak mau datang. Sampai Rieta begitu teguh ya nggak mau hadir. Menghindar atau apa dan lain sebagainya, kita tidak tahu. Hanya Rieta dan Tuhan aja yang tahu," ujar Erles Rareral selaku Gideon Tengker usai persidangan, Kamis (19/10/2023).
Gideon, dikatakan Erles, mulai geram dengan sikap mantan istrinya itu. Sebab, dia merasa diabaikan dalam memperjuangkan haknya.
"Jujur klien kami sangat kecewa, tapi Om Gideon berpesan kepada saya untuk 'saya selalu diabaikan'," tuturnya.
Dalam wawancara terpisah, tim kuasa hukum Rieta Amilia, Ariesa Prahara, mengaku tak mengetahui pasti ketidakhadiran kliennnya.
"Saya juga kurang paham. Saya hanya diberi informasi (Rieta Amilia) tidak datang," ujar Ariesa.
Sebagai informasi, Gideon Tengker menggugat Rieta Amilia bersama beberapa orang lainnya terkait harta gono-gini dengan total nyaris mencapai Rp300 miliar. Adapun aset dalam gugatan tersebut seperti empat rumah yang berada di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, Rumah Produksi Frame Ritz, hingga Restoran Rietz Kitchen.
Tak hanya itu, ada juga Penginapan Resort Wyndham, Tamansari Jivva di Bali, Rumah Luwih Beach Resort di Bali, dan 3 Unit Apartemen di The Capital Residence, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain Rieta, Gideon juga menggugat Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Administratif Jakarta Pusat, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Administratif Jakarta Selatan, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gianyar, dan Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Klungkung.
Pasalnya, sidang mediasi selalu ditunda karena ketidakhadiran pihak tergugat. Gitaris band rock Darkhma itu pun kembali merasakan kecewa lantaran Rieta absen lagi di sidang hari ini.
Gideon Tengker mulai mencurigai sikap Rieta yang sering mangkir dari panggilan sidang.
Baca Juga
"Makanya ada bahasa dari klien kami, 'jangan-jangan harta ini dikemanakan' gitu, sampai hari ini dia nggak mau datang. Sampai Rieta begitu teguh ya nggak mau hadir. Menghindar atau apa dan lain sebagainya, kita tidak tahu. Hanya Rieta dan Tuhan aja yang tahu," ujar Erles Rareral selaku Gideon Tengker usai persidangan, Kamis (19/10/2023).
Gideon, dikatakan Erles, mulai geram dengan sikap mantan istrinya itu. Sebab, dia merasa diabaikan dalam memperjuangkan haknya.
"Jujur klien kami sangat kecewa, tapi Om Gideon berpesan kepada saya untuk 'saya selalu diabaikan'," tuturnya.
Dalam wawancara terpisah, tim kuasa hukum Rieta Amilia, Ariesa Prahara, mengaku tak mengetahui pasti ketidakhadiran kliennnya.
"Saya juga kurang paham. Saya hanya diberi informasi (Rieta Amilia) tidak datang," ujar Ariesa.
Sebagai informasi, Gideon Tengker menggugat Rieta Amilia bersama beberapa orang lainnya terkait harta gono-gini dengan total nyaris mencapai Rp300 miliar. Adapun aset dalam gugatan tersebut seperti empat rumah yang berada di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, Rumah Produksi Frame Ritz, hingga Restoran Rietz Kitchen.
Tak hanya itu, ada juga Penginapan Resort Wyndham, Tamansari Jivva di Bali, Rumah Luwih Beach Resort di Bali, dan 3 Unit Apartemen di The Capital Residence, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain Rieta, Gideon juga menggugat Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Administratif Jakarta Pusat, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Administratif Jakarta Selatan, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gianyar, dan Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Klungkung.
(tsa)
Explore More