Elderly Program Bantu Pemenuhan Gizi untuk Perbaiki Kondisi Fisik dan Kualitas Hidup Lansia

Selasa, 31 Oktober 2023 - 06:00 WIB
loading...
Elderly Program Bantu Pemenuhan Gizi untuk Perbaiki Kondisi Fisik dan Kualitas Hidup Lansia
PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Nutrisionis Olahraga & Kebugaran Indonesia dan Asian Medical Student Association Indonesia membuat rangkaian Elderly Program. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Guna mencapai 2 tujuan besar yaitu memperpanjang harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia dan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan bisnis hingga 50%, PT Ajinomoto Indonesia bersama seluruh afiliasi dari Ajinomoto Global melakukan berbagai upaya dengan ragam aktivitasnya.

Di Ajinomoto Indonesia, seluruh karyawan ditransformasi menjadi Health Provider. Mereka dibekali pengetahuan terkait gizi, kesehatan keluarga, dan juga kelestarian lingkungan yang bukan hanya untuk diri sendiri namun bisa dibagikan juga untuk keluarga dan masyarakat Indonesia.

Salah satu aktivitas Health Provider Ajinomoto untuk memperpanjang harapan hidup sehat masyarakat Indonesia adalah rangkaian Elderly Program, yang terdiri dari Event LASEHAN (Lansia Sehat Bugar & Bahagia dengan Bijak Garam) yang diadakan pada 30 September, serta event DEAR (Discover Early, Avoid Hypertension) Oma Opa pada 1 Oktober 2023, bertepatan dengan momentum Hari Lansia Sedunia.

Asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti monosodium glutamat (MSG) memiliki manfaat dalam meningkatkan selera makan lansia. Peningkatan selera makan ini membantu pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik serta kualitas hidup lansia yang terukur dari hasil analisa darah dan antropometri tes pada sebuah penelitian “Elderly Meal Project” yang telah dilakukan Ajinomoto sebelumnya.

Untuk lebih menggaungkan hasil penelitian “Elderly Meal Project” yang berfokus pada manfaat asam amino dalam bumbu umami untuk bantu meningkatkan kualitas hidup lansia, Ajinomoto bekerja sama dengan Asosiasi Nutrisionis Olahraga & Kebugaran Indonesia (ANOKI) dan Asian Medical Student Association Indonesia (AMSA), membuat rangkaian Elderly Program.

Pada kesempatan ini, Health Provider Ajinomoto memberikan sharing session mengenai konsep Bijak Garam dengan mengurangi penggunaan garam dapur dan mengombinasikannya dengan MSG Ajinomoto untuk tetap mempertahankan kelezatan masakan, sekaligus mengurangi asupan natrium.

“Bijak Garam merupakan konsep memasak dengan mengurangi penggunaan garam dapur dan mengombinasikannya dengan MSG Ajinomoto untuk tetap mempertahankan kelezatan masakan walaupun penggunaan garamnya dikurangi. Konsep Bijak Garam ini jika diaplikasikan pada menu makanan harian lansia terbukti dapat menurunkan kadar natrium di dalam masakan namun tetap mempertahankan kelezatannya, sehingga nafsu makan dan asupan gizi lansia meningkat,” ungkap Sakinah, Health Provider dari Corporate Communications Dept PT Ajinomoto Indonesia.

“Pembuktian ini kami dapatkan melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya, yakni penelitian Elderly Meal Project di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian yang kami jalankan menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure)," tambahnya.

Dalam rangkaian event ini, Ajinomoto juga menghadirkan spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Bunda Margonda dr. Diyah Eka Andayani, Sp.GK, yang memaparkan bahaya penyakit degenerative, hipertensi, dan strategi diet rendah garam sebagai solusi untuk pencegahannya.

“Berdasarkan data dari Riskesdas Kemenkes RI, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang paling dominan dialami oleh para lansia. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terjadi akibat asupan natrium yang berlebih," ujar dr. Diyah.

"Sebenarnya natrium diperlukan bagi tubuh karena memiliki peranan penting sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat dan aktif. Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan. Jika kelebihan, maka efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, dan lain-lain. Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot, saraf, dan kontrol gula darah,” tambahnya.

Bagaimana sebaiknya menyeimbangkan atau mengendalikan asupan garam?

"Ada beberapa tips yang bisa saya berikan seperti biasakan membaca label makanan kemasan, perbanyak konsumsi sayur dan buah, batasi makanan kemasan atau kalengan, hingga penggunaan bumbu umami seperti MSG saat membuat masakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Jasmine Leong dkk (2015), kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa. Sehingga dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi asupan garam, namun tetap dapat mempertahankan rasa lezat dalam masakan,” bebernya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)