Hari Kesehatan Nasional, Takeda dan Kemenkes Kolaborasi Cegah DBD

Sabtu, 11 November 2023 - 17:20 WIB
loading...
Hari Kesehatan Nasional,...
Semua orang di Indonesia berisiko terkena DBD tanpa melihat umur, di mana tinggal, dan gaya hidup. Berdasarkan data Kemenkes pada 2022 tercatat 143.266 kasus. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Semua orang di Indonesia berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD) tanpa melihat umur, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2022 tercatat 143.266 kasus DBD dengan 1.236 kematian. Jumlah kasus DBD ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2021) dengan 95.895 kasus yang tercatat, 36,10 persen merupakan golongan produktif dari rentang umur 15-44 tahun.

Berdasarkan data Kemenkes dari awal 2023 sampai dengan minggu ke-33 tahun ini, terdapat 57.884 kasus DBD atau 21,06 kasus per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 422 kematian. Kasus DBD terlaporkan dari 462 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi, sedangkan kematian terjadi di 177 Kabupaten/Kota di 32 Provinsi. Sementara pada anak, DBD merupakan penyebab kematian nomor enam tertinggi.

Hal ini menjadikan kasus DBD selalu menjadi perhatian kesehatan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sangat penting bagi seluruh golongan masyarakat untuk tetap melakukan pencegahan dengue dengan komprehensif. Dalam rangkan perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Kemenkes dan Takeda menghadirkan kader jumantik daerah Jakarta sebagai peningkatan peran serta atau pemberdayaan masyarakat dalam acara bertajuk Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama kader jumantik.

Digelar di Jakarta Convention Center, acara tersebut merupakan rangkaian program Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Transformasi Kesehatan, yang diselenggarakan oleh Kemenkes pada 9-11 November 2023.



“Acara ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah terkait penanganan dengue yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Pencegahan dengue membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk kerja sama pemerintah degan publik-swasta," kata Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dr. Iriani Samad M.Sc.

"Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Takeda atas dukungan dan kolaborasinya dalam upaya menyuksesan tujuan pemerintah untuk meraih nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Lebih lanjut, kami juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung gerakan Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD," tambahnya.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM menjelaskan bahwa tantangan memberantas DBD semakin berat mengingat tingginya pertumbuhan dan mobilitas penduduk, masifnya pembangunan, serta tantangan perubahan iklim.

“Di DKI Jakarta, pemerintah provinsi terus menggalakkan implementasi program Jumantik. Program ini memiliki peran yang signifikan dalam pemberantasan sarang nyamuk penyebab dengue, mengingat masih kurangnya upaya pencegahan penyakit DBD yang dilakukan oleh masyarakat. Para Kader juga kami harapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Serta mensosialisasikan upaya-upaya pencegahan untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD," jelas dr. Ngabila.



Selain pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan juga bisa dilakukan dengan vaksinasi, seperti yang dijelaskan oleh Spesialis Anak IDAI Jakarta Selatan dr. Attila Dewanti, Sp.A (K). Vaksinasi DBD direkomendasikan oleh asosiasi medis dalam mencegah DBD.

“Organisasi medis di Indonesia, seperti IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), merekomendasikan pemberian vaksin dengue untuk masing-masing anak-anak dan orang dewasa. Vaksin secara klinis dapat mencegah keparahan dengue dengan profil keamanan yang baik. Saat ini vaksinasi DBD dapat diberikan pada seluruh anggota keluarga dengan rentang umur 6 sampai 45 tahun dengan anjuran dokter,” ujar dr. Atilla.

Presiden Direktur PT Takeda Inovative Medicines Andreas Gutknecht mengapresiasi pemerintah Indonesia, khususnya Kemenkes atas beragam upaya penanggulangan DBD yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021 – 2025.

“Takeda berkomitmen lebih dari sekadar menyediakan vaksin untuk mencegah DBD, kami juga terus berkomitmen melalui kemitraan publik dan privat yang kuat, seperti edukasi Kader Jumantik saat ini. Lebih lanjut, kami juga menjadi salah satu anggota pendiri KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue sebagai inovator, serta implementasi kampanye masyarakat #Ayo3mplusVaksinDBD yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka menyukseskan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030,” ucap Andreas.



Takeda baru-baru ini mengukuhkan perjanjian kerjasama dengan Kemenkes dalam upaya yang meliputi peningkatan peran serta masyarakat atau pemberdayaan masyarakat; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan; dukungan terkait program Koalisi Bersama Masyarakat Menuju Nol Kematian Akibat Dengue (Zero Dengue Death 2030); pendekatan terpadu untuk pencegahan dan pengendalian dengue; sinkronisasi data (bridging) dengan SIARVI (Sistem Informasi Arbovirosis); peningkatan peran dan kerja sama penentu kebijakan di pusat dan daerah.

Sebagai salah satu bentuk implementasi peningkatan peran serta, Takeda dalam hal ini telah mengadakan kegiatan partisipasi masyarakat melalui kampanye “Langkah Bersama Cegah DBD”. Kampanye tersebut telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat yang dituangkan dalam sebuah gerakan bersama melalui komitmen dengan “The First Living Pledge” pencegahan DBD 3MPlus dan vaksin DBD secara berkelanjutan, yang mencatatkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai komitmen bersama melawan dengue terbanyak dengan 2.500 tanda tangan.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)