Konflik Israel dan Palestina Buat Anak-anak di Gaza Alami PTSD hingga Butuh Bantuan Psikolog

Selasa, 21 November 2023 - 22:50 WIB
loading...
Konflik Israel dan Palestina...
Konflik Israel dan Palestina menyebabkan anak-anak di Jalur Gaza mengalami PTSD. Bahkan, peperangan membuat mereka harus mendapatkan bantuan psikolog. Foto/Getty Images
A A A
GAZA - Konflik Israel dan Palestina yang masih terus berlangsung menyebabkan anak-anak di Jalur Gaza mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD). Bahkan, peperangan yang terjadi membuat mereka harus mendapatkan bantuan psikolog.

Psikolog Mohamed Abushawish pun turun tangan memberikan bantuan kepada anak-anak di Jalur Gaza . Bantuan psikologis yang diberikan berupa digelarnya aktivitas untuk anak-anak di rumah sakit dan ruang terbuka.

Sayangnya, tidak semua anak-anak berani mengikuti kegiatan ini. Akibat trauma yang dialaminya, banyak anak-anak yang takut dan ragu untuk bergabung dengan kegiatan yang diorganisir oleh Abushawish. Namun, Abushawish dengan lembut mengundang mereka untuk masuk.

Di antara mereka, Hamsa Irshi yang berusia 10 tahun datang dengan senyum cerah. Dirinya bertepuk tangan bersama anak-anak lain di lingkaran. Di balik kebahagiaannya itu, ternyata ada luka mendalam di dalam lubuk hatinya. Hamsa bercerita kepada Al Jazeera kisah kepergian keluarganya dari rumah mereka di lingkungan al-Daraj di timur Kota Gaza.



“Jumat lalu, ibu dan tiga saudara saya menemani saya ke rumah paman saya di Deir el-Balah. Namun, pada malam yang sama, serangan udara Israel menargetkan rumah paman saya, menewaskan seluruh keluarga mereka," kata Hasma dilansir dari Al Jazeera, Selasa (21/11/2023).

Sejenak Hamsa menahan tangisnya, lalu melanjutkan ucapannya. “Kami berada di ruangan yang agak jauh dari serangan langsung. Ibu saya menderita luka ringan, dan mereka berhasil menyelamatkan kami dari bawah reruntuhan," jelas Hasma.

Dari orang-orang yang berada di rumah pamannya malam itu, hanya ibunya, tiga saudara laki-lakinya, dan dua sepupunya yang selamat dari pengeboman tersebut. Ketiga pamannya serta keluarga telah terbunuh. Ayah Hamsa dan saudara-saudaranya yang lain masih berada di Kota Gaza.

Keadaan tersebut tentu menyisakan trauma untuknya. Segala ketakutannya itu dia curahkan kala hadir mengikuti acara dukungan mental yang dibuat oleh Abushawish. Hamsa menyampaikan, dirinya sangat takut terhadap perang dan ingin konflik ini berakhir. Kini, dirinya masih terus dihantui rasa tidak aman.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2864 seconds (0.1#10.24)