Arbani Yasiz Gantikan Iqbaal Ramadhan Jadi Dilan di Film Ancika 1995, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Iqbaal Ramadhan begitu melekat dengan sosol Dilan. Namun, perannya diganti Arbani Yasiz di film Ancika 1995.
Produser Dilan 1995 Budi Ismanto memahami jika peran Dilan begitu melekat dalam diri Iqbaal Ramadhan. Namun, dia menjelaskan peran itu diberikan kepada Arbani Yasiz.
"Soal pemain kenapa dipilih Arbani menggantikan Iqbaal, orang kan taunya dilan teh Iqbal. Kenapa gak Iqbaal? Persoalannya bukan kepada kaminya, pada Iqbaalnya," ujar Budi Ismanto di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023)
Meski demikian, Iqbaal sendiri yang menolak untuk kembali berperan sebagai Dilan. Saking melekatnya sosok Dilan dalam diri Iqbaal, dia memutuskan untuk melepaskannya agar tak melulu terkait dengan Dilan.
"Kita sudah tawarkan pada Iqbaal, tapi iqbal ketika itu beralasan lewat ayah Pidi kalau tidak salah bahwa dia ingin keluar dari karakter Dilan. Akhirnya iqbalnya yang menolak untuk bermain lagi di sekuel ini," ujarnya.
Arbani Yasiz pun dinilai tepat untuk memerankan karakter Dilan dari segala aspek yang menjadi penilaian Budi serta Piqi Baiq sebagai pencipta karakter ini dan Benni Setiawan selaku sutradara.
"Tapi dengan perkembangan kami tim, kreatif, saya dan Pidi Baiq juga, kenapa Arbani? dari aspek fisik oke, akting oke. Tapi pilihan kami ternyata tepat. Kang Benni punya insting sebagai sutradara dia tahu lah bagaimana," jelasnya.
Budi sendiri mengaku sudah lama mengincar Arbani untuk menghidupkan karakter Dilan. Dengan menjatuhkan pilihan pada Arbani, tim produksi seolah menemukan Dilan yang sesungguhnya dimana serupa dengan sosok Dilan yang dikisahkan oleh Piqi Baiq.
"Saya juga sebagai produser sudah sejak lama mengincar Arbani untuk memerankan karakter ini. dan ternyata ketika dicasting memang pas gitu dan ketika di dalam kamera dan di dalam film, emang bener menurut saya inilah Dilan yang sebenarnya," ujar dia.
Ancika 1995 memulai kisah sejak kekecewaan Milea karena menganggap Dilan masih tidak bisa meninggalkan Geng motornya, membuatnya memutuskan Dilan.Meski masih saling rindu, keduanya berpisah.
Beberapa tahun berlalu Milea sudah punya pacar bernama Mas Hardi. Sedangkan Dilan mulai sibuk kuliah di ITB. Keduanya menempuh jalan hidupnya masing-masing.
Hingga suatu hari di 1995, Dilan melihat Ancika seorang perempuan yang unik, keponakan Mang Anwar teman Dilan semasa SMP. Dilan langsung suka kepada Ancika namun, modalnya sebagai senior Geng Motor yang juga mahasiswa senirupa ITB, tidak begitu saja mudah menaklukan Ancika.
Ancika bukanlah Milea, Ancika dan Dilan menempuh perjalanan terjal untuk dipersatukan. Jika bersama Milea, Dilan akan bermanis-manis ria tapi sesekali membuat Milea menangis, Ancika tidak begitu. Boro-boro mengaduk-aduk perasaannya, mendapatkan hati Ancika saja begitu sulit bagi Dilan.
Ancika punya prinsip kuat, baginya pacaran adalah kesia-siaan yang membuang-buang waktu. Buat apa pacaran jika putus dan bersedih berhari-hari, Ancika tidak mau itu.
Sejak SMP Ancika memotong sendiri rambutnya yang penjang menjadi pendek, tapi bukan tomboy, dia sangat cantik tetapi keras, tegas, dan berani melawan siapapun yang menurutnya salah dan merugikan atau menyakiti orang lain. Karena kecantikannya Ancika didekati Bono berandalan teman satu SMAnya, didekati Bagas anak band di tempat bimbelnya, dan juga didekati pria mapan lulusan ITB, Yadit.
Ancika tidak mau dijodohkan karen merasa berhak untuk menentukan siapa pasangan hidupnya. Dilan yang mahasiswa ITB harus memutar otaknya bagaimana menarik hati Ancika yang kala itu baru kelas 3 SMA.
Dilan harus ikut bersaing untuk mendapatkan Ancika, tentu dengan cara Dilan yang unik dan diluar kebiasaan. Dilan pria biasa tidak begitu ganteng mendekati wanita cantik idaman para pria. Sesuai jalan hidup yang memang sudah digariskan Ancika dinikahi Dilan semasa masih kuliah, pernikahan sederhana dengan acara lamaran yang unik.
Ancika tahu betul seperti apa romansa manis Dilan - Milea. Tapi, jelas saja itu masa lalu. Masa depan Dilan sudah pasti adalah dirinya.
“Dia (Milea) memang punya masa lalu, tapi saya punya Dilan” -Ancika
Produser Dilan 1995 Budi Ismanto memahami jika peran Dilan begitu melekat dalam diri Iqbaal Ramadhan. Namun, dia menjelaskan peran itu diberikan kepada Arbani Yasiz.
"Soal pemain kenapa dipilih Arbani menggantikan Iqbaal, orang kan taunya dilan teh Iqbal. Kenapa gak Iqbaal? Persoalannya bukan kepada kaminya, pada Iqbaalnya," ujar Budi Ismanto di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023)
Meski demikian, Iqbaal sendiri yang menolak untuk kembali berperan sebagai Dilan. Saking melekatnya sosok Dilan dalam diri Iqbaal, dia memutuskan untuk melepaskannya agar tak melulu terkait dengan Dilan.
"Kita sudah tawarkan pada Iqbaal, tapi iqbal ketika itu beralasan lewat ayah Pidi kalau tidak salah bahwa dia ingin keluar dari karakter Dilan. Akhirnya iqbalnya yang menolak untuk bermain lagi di sekuel ini," ujarnya.
Arbani Yasiz pun dinilai tepat untuk memerankan karakter Dilan dari segala aspek yang menjadi penilaian Budi serta Piqi Baiq sebagai pencipta karakter ini dan Benni Setiawan selaku sutradara.
"Tapi dengan perkembangan kami tim, kreatif, saya dan Pidi Baiq juga, kenapa Arbani? dari aspek fisik oke, akting oke. Tapi pilihan kami ternyata tepat. Kang Benni punya insting sebagai sutradara dia tahu lah bagaimana," jelasnya.
Budi sendiri mengaku sudah lama mengincar Arbani untuk menghidupkan karakter Dilan. Dengan menjatuhkan pilihan pada Arbani, tim produksi seolah menemukan Dilan yang sesungguhnya dimana serupa dengan sosok Dilan yang dikisahkan oleh Piqi Baiq.
"Saya juga sebagai produser sudah sejak lama mengincar Arbani untuk memerankan karakter ini. dan ternyata ketika dicasting memang pas gitu dan ketika di dalam kamera dan di dalam film, emang bener menurut saya inilah Dilan yang sebenarnya," ujar dia.
Ancika 1995 memulai kisah sejak kekecewaan Milea karena menganggap Dilan masih tidak bisa meninggalkan Geng motornya, membuatnya memutuskan Dilan.Meski masih saling rindu, keduanya berpisah.
Beberapa tahun berlalu Milea sudah punya pacar bernama Mas Hardi. Sedangkan Dilan mulai sibuk kuliah di ITB. Keduanya menempuh jalan hidupnya masing-masing.
Hingga suatu hari di 1995, Dilan melihat Ancika seorang perempuan yang unik, keponakan Mang Anwar teman Dilan semasa SMP. Dilan langsung suka kepada Ancika namun, modalnya sebagai senior Geng Motor yang juga mahasiswa senirupa ITB, tidak begitu saja mudah menaklukan Ancika.
Ancika bukanlah Milea, Ancika dan Dilan menempuh perjalanan terjal untuk dipersatukan. Jika bersama Milea, Dilan akan bermanis-manis ria tapi sesekali membuat Milea menangis, Ancika tidak begitu. Boro-boro mengaduk-aduk perasaannya, mendapatkan hati Ancika saja begitu sulit bagi Dilan.
Ancika punya prinsip kuat, baginya pacaran adalah kesia-siaan yang membuang-buang waktu. Buat apa pacaran jika putus dan bersedih berhari-hari, Ancika tidak mau itu.
Sejak SMP Ancika memotong sendiri rambutnya yang penjang menjadi pendek, tapi bukan tomboy, dia sangat cantik tetapi keras, tegas, dan berani melawan siapapun yang menurutnya salah dan merugikan atau menyakiti orang lain. Karena kecantikannya Ancika didekati Bono berandalan teman satu SMAnya, didekati Bagas anak band di tempat bimbelnya, dan juga didekati pria mapan lulusan ITB, Yadit.
Ancika tidak mau dijodohkan karen merasa berhak untuk menentukan siapa pasangan hidupnya. Dilan yang mahasiswa ITB harus memutar otaknya bagaimana menarik hati Ancika yang kala itu baru kelas 3 SMA.
Dilan harus ikut bersaing untuk mendapatkan Ancika, tentu dengan cara Dilan yang unik dan diluar kebiasaan. Dilan pria biasa tidak begitu ganteng mendekati wanita cantik idaman para pria. Sesuai jalan hidup yang memang sudah digariskan Ancika dinikahi Dilan semasa masih kuliah, pernikahan sederhana dengan acara lamaran yang unik.
Baca Juga
Ancika tahu betul seperti apa romansa manis Dilan - Milea. Tapi, jelas saja itu masa lalu. Masa depan Dilan sudah pasti adalah dirinya.
“Dia (Milea) memang punya masa lalu, tapi saya punya Dilan” -Ancika
(tdy)