Danau Tempe Jadi Destinasi Favorit di Sulawesi Selatan, Terbentuk Ribuan Tahun Lalu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Danau Tempe , begitulah nama danau yang kerap jadi salah satu tujuan destinasi wisata masyarakat di Sulawesi Selatan, penasaran?
Danau Tempe diketahui sebagai salah satu danau purba yang ada di Indonesia, selain Danau Toba, Danau Matano, Danau Tomuti dan beberapa di antaranya.
Danau Tempe adalah danau tektonik yang terbentuk akibat adanya pergeseran lempeng beberapa tahun yang lalu sebelum masehi.
Sebagian sumber menyebut bahwa Danau Tempe terbentuk sekira 10.000 tahun yang lalu pada kala holosen.
Tak sekadar memiliki sejarah panjang, panorama yang ditawarkan di kawasan Danau Tempe ini cukup menawan, terlebih di beberapa waktu-waktu tertentu, seperti saat sunset atau menjelang tenggelamnya matahari. Perpaduan warna langit yang indah dengan hamparan perairan danau Tempe, jadi pemandangan yang tak menjemukan.
Bahkan luasnya mencakup ke dalam tiga kabupaten, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Soppeng. Tak heran, apabila danau ini menyandang predikat sebagai danau kedua di Sulawesi setelah Danau Poso yang ada di Sulawesi Tengah.
Danau ini terjadi akibat pergerakan tektonik yang disebabkan oleh sesar Bongkar dan sesar Geser, kemudian wilayah danau tempe dan sekitarnya melahirkan peradaban bercorak akuatik yang berdampingan dengan peradaban yang bercorak agraris.
Pada mulanya, danau ini bernama Danau Cempe yang berarti kacang polong. Dimana warga sekitar menanam tanaman cempe, ketika air sedang surut. Namun, tidak diketahui secara pasti apa yang mendasari perubahan nama menjadi ‘Tempe’. Sebagian warga menuturkan bahwa, hal ini karena ditemukan ada banyak jenis tempe di daerah sekitarnya.
Debit air pada danau Tempe sangat bergantung pada musim yang tengah terjadi. Apabila musim penghujan tiba, maka airnya akan lebih banyak dan tinggi bahkan bisa membanjiri daerah di sekitarnya.
Sedangkan saat musim kemarau tiba, kawasan danau akan terbagi menjadi beberapa danau yaitu danau Tempe, danau Sidenreng, dan danau Tappareng Lapompakka (danau Buaya).
Suasana yang tenang dan asri, menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi untuk berpiknik keluarga, maupun berkumpul bersama dengan sahabat.
Menariknya lagi, danau ini berada di rute migrasi antar benua yaitu benua Asia menuju benua Afrika. Jika Anda berminat untuk menjelajahi kawasan danau perahu menjadi pilihan yang paling tepat.
Daya tarik lainnya yang jadi magnet wisata dari danau Tempe adalah keberadaan rumah apung milik warga sekitar. Material bangunan rumah ini terbuat dari bambu dan dibangun tanpa sekat.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke danau Tempe, bisa datang ke danau ini kapan saja karena tidak ada waktu operasional tertentu alias buka selama 24 jam. Tidak dikenakan tiket masuk bagi wisatawan yang datang, Anda hanya perlu mengeluarkan uang untuk menyewa perahu motor sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.
Danau Tempe diketahui sebagai salah satu danau purba yang ada di Indonesia, selain Danau Toba, Danau Matano, Danau Tomuti dan beberapa di antaranya.
Danau Tempe adalah danau tektonik yang terbentuk akibat adanya pergeseran lempeng beberapa tahun yang lalu sebelum masehi.
Sebagian sumber menyebut bahwa Danau Tempe terbentuk sekira 10.000 tahun yang lalu pada kala holosen.
Tak sekadar memiliki sejarah panjang, panorama yang ditawarkan di kawasan Danau Tempe ini cukup menawan, terlebih di beberapa waktu-waktu tertentu, seperti saat sunset atau menjelang tenggelamnya matahari. Perpaduan warna langit yang indah dengan hamparan perairan danau Tempe, jadi pemandangan yang tak menjemukan.
Sejarah Danau Tempe
Perlu diketahui bahwa danau Tempe terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan daratan Sulawesi, yang ada di atas lempeng Australia dan Asia. Area danau ini cukup luas, yaitu sekira 350 kilometer persegi.Bahkan luasnya mencakup ke dalam tiga kabupaten, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Soppeng. Tak heran, apabila danau ini menyandang predikat sebagai danau kedua di Sulawesi setelah Danau Poso yang ada di Sulawesi Tengah.
Danau ini terjadi akibat pergerakan tektonik yang disebabkan oleh sesar Bongkar dan sesar Geser, kemudian wilayah danau tempe dan sekitarnya melahirkan peradaban bercorak akuatik yang berdampingan dengan peradaban yang bercorak agraris.
Pada mulanya, danau ini bernama Danau Cempe yang berarti kacang polong. Dimana warga sekitar menanam tanaman cempe, ketika air sedang surut. Namun, tidak diketahui secara pasti apa yang mendasari perubahan nama menjadi ‘Tempe’. Sebagian warga menuturkan bahwa, hal ini karena ditemukan ada banyak jenis tempe di daerah sekitarnya.
Debit air pada danau Tempe sangat bergantung pada musim yang tengah terjadi. Apabila musim penghujan tiba, maka airnya akan lebih banyak dan tinggi bahkan bisa membanjiri daerah di sekitarnya.
Sedangkan saat musim kemarau tiba, kawasan danau akan terbagi menjadi beberapa danau yaitu danau Tempe, danau Sidenreng, dan danau Tappareng Lapompakka (danau Buaya).
Pesona Danau Tempe
Pesona keindahan danau Tempe terletak pada keindahan alam yang ada disekelilingnya. Barisan perbukitan hijau, menjadi daya tarik para wisatawan yang datang.Suasana yang tenang dan asri, menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi untuk berpiknik keluarga, maupun berkumpul bersama dengan sahabat.
Menariknya lagi, danau ini berada di rute migrasi antar benua yaitu benua Asia menuju benua Afrika. Jika Anda berminat untuk menjelajahi kawasan danau perahu menjadi pilihan yang paling tepat.
Daya tarik lainnya yang jadi magnet wisata dari danau Tempe adalah keberadaan rumah apung milik warga sekitar. Material bangunan rumah ini terbuat dari bambu dan dibangun tanpa sekat.
Lokasi dan Tiket Masuk ke Danau Tempe
Danau Tempe secara administratif terletak di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan atau 7 kilometer dari Sengkang.Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke danau Tempe, bisa datang ke danau ini kapan saja karena tidak ada waktu operasional tertentu alias buka selama 24 jam. Tidak dikenakan tiket masuk bagi wisatawan yang datang, Anda hanya perlu mengeluarkan uang untuk menyewa perahu motor sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.
(tdy)