Wamenparekraf Ungkap Keuntungan Blue, Green and Circular Economy di Sektor Parekraf
loading...
A
A
A
JAKARTA – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo memaparkan implementasi prinsip blue, green, and circular economy pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal itu diungkap Angela Tanoesoedibjo dalam "Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II - 2023" di Golo Mori Convention Center pada Rabu lalu.
Dalam rapat yang digelar di Golo Mori Convention Center, Rabu, Wamenparekraf mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf sedang menyusun implementasi blue, green, dan circular economy pada sektor pariwisata.
“Karena ini salah satu strategi ke depan yang sedang Kemenparekraf/Baparekraf susun untuk menjadi pembeda destinasi pariwisata Indonesia,” tuturnya.
Blue, green, and circular economy memiliki potensi dan keuntungan besar untuk pembangunan ekonomi global berkelanjutan. Implementasinya dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru hingga pertumbuhan ekonomi.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menjelaskan langkah akselerasi yang telah dilakukan Kemenparekraf dalam implementasi prinsip blue, green, and circular economy pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, antara lain penyusunan dokumen Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang memuat unsur sustainable tourism, CHSE/K3, dan inclusivity.
“Jadi harapannya ini bisa menjadi standar untuk sektor pariwisata di Indonesia,” kata Wamenparekraf.
Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga menggelar pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM parekraf; melakukan kampanye seperti penerapan prinsip BGCE dalam event-event pariwisata dengan tema renewable dan sustainable; berkolaborasi antar stakeholders; dan pemberian apresiasi seperti Green Hotel Award, dan ADWI dengan kategori Kategori Penilaian Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability.
Wamenparekraf Angela juga memaparkan peningkatan inklusivitas pariwisata melalui pengembangan creative entrepreneurship di desa wisata.
Hal itu diungkap Angela Tanoesoedibjo dalam "Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester II - 2023" di Golo Mori Convention Center pada Rabu lalu.
Dalam rapat yang digelar di Golo Mori Convention Center, Rabu, Wamenparekraf mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf sedang menyusun implementasi blue, green, dan circular economy pada sektor pariwisata.
“Karena ini salah satu strategi ke depan yang sedang Kemenparekraf/Baparekraf susun untuk menjadi pembeda destinasi pariwisata Indonesia,” tuturnya.
Blue, green, and circular economy memiliki potensi dan keuntungan besar untuk pembangunan ekonomi global berkelanjutan. Implementasinya dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru hingga pertumbuhan ekonomi.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menjelaskan langkah akselerasi yang telah dilakukan Kemenparekraf dalam implementasi prinsip blue, green, and circular economy pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, antara lain penyusunan dokumen Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang memuat unsur sustainable tourism, CHSE/K3, dan inclusivity.
“Jadi harapannya ini bisa menjadi standar untuk sektor pariwisata di Indonesia,” kata Wamenparekraf.
Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga menggelar pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM parekraf; melakukan kampanye seperti penerapan prinsip BGCE dalam event-event pariwisata dengan tema renewable dan sustainable; berkolaborasi antar stakeholders; dan pemberian apresiasi seperti Green Hotel Award, dan ADWI dengan kategori Kategori Penilaian Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability.
Wamenparekraf Angela juga memaparkan peningkatan inklusivitas pariwisata melalui pengembangan creative entrepreneurship di desa wisata.
(tdy)