Sejumlah Musisi Kritisi Kondisi Perpolitikan Tanah Air, Siapkan Single Hikmat dan Bijaksana
loading...
A
A
A
Sementara Moel Vallo menambahkan saat ini kita seperti tak berada dalam rumah kita sendiri. Karena kalau Indonesia rumah kita, kita tahu dimana kunci rumahnya, tapi saat ini tidak demikian. Masyarakat seperti sedang dibodohi dan kita tidak tahu apa yang dikerjakan para pemimpin itu. Sebab semua seperti kamuflase.
"Dari sanalah tercipta lagu ini. Karena kita butuh pemimpin bijak, berhikmat, mau musyawarah dan mampu mensejahterakan rakyatnya,” tuturnya.
Dia menambahkan lagu itu untuk mewakili hati rakyat, karena mewakili hati rakyat susah.
“Kita punya Pancasila, namun adakah pemimpin yang mencitrakan pancasila itu. Kini semua sudah banyak yang tidak sesuai, Lewat lagu ini, kami berharap dari tiga calon presiden tersebut, yang memiliki kebijaksaan dan punya sifat ksatria yang sejati. Lagu ini, juga bisa jadi refleksi bagi para Capres/Cawapres, juga para Caleg apakah sudah berhikmat dan bijaksana, sehingga layak dipilih menjadi pemimpin di Indonesia,” ungkapnya.
Moel menyatakan sebenarnya, lagu ini terinspirasi juga dari6 tokoh Wisanggeni dalam pewayangan yang terkenal bijaksana. “Ia dikenal sebagai pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa namun juga bijaksana” tuturnya.
Sebagai catatan, Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan dari serial Mahabharata versi Jawa. "Wisanggeni" dikenal6 sebagai anak Arjuna, seorang ksatria dari Pandawa yang mempersunting Dewi Batari Dresanala, putri Batara Brama dan Dewi Saraswati.
Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa karena sikap ksatria dan kebijaksanaannnya, ia adalah satu-satunya tokoh yang sebelum terjadi Bharatayudha sudah menyerahkan diri menghadap Sang Hyang Wenang, karena tahu siapa dirinya, ya karena hikmat dan kebijaksanaannya telah mencapai penyadaran akan hidupnya.
"Dari sanalah tercipta lagu ini. Karena kita butuh pemimpin bijak, berhikmat, mau musyawarah dan mampu mensejahterakan rakyatnya,” tuturnya.
Dia menambahkan lagu itu untuk mewakili hati rakyat, karena mewakili hati rakyat susah.
“Kita punya Pancasila, namun adakah pemimpin yang mencitrakan pancasila itu. Kini semua sudah banyak yang tidak sesuai, Lewat lagu ini, kami berharap dari tiga calon presiden tersebut, yang memiliki kebijaksaan dan punya sifat ksatria yang sejati. Lagu ini, juga bisa jadi refleksi bagi para Capres/Cawapres, juga para Caleg apakah sudah berhikmat dan bijaksana, sehingga layak dipilih menjadi pemimpin di Indonesia,” ungkapnya.
Moel menyatakan sebenarnya, lagu ini terinspirasi juga dari6 tokoh Wisanggeni dalam pewayangan yang terkenal bijaksana. “Ia dikenal sebagai pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa namun juga bijaksana” tuturnya.
Sebagai catatan, Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan dari serial Mahabharata versi Jawa. "Wisanggeni" dikenal6 sebagai anak Arjuna, seorang ksatria dari Pandawa yang mempersunting Dewi Batari Dresanala, putri Batara Brama dan Dewi Saraswati.
Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa karena sikap ksatria dan kebijaksanaannnya, ia adalah satu-satunya tokoh yang sebelum terjadi Bharatayudha sudah menyerahkan diri menghadap Sang Hyang Wenang, karena tahu siapa dirinya, ya karena hikmat dan kebijaksanaannya telah mencapai penyadaran akan hidupnya.
(tdy)