Wamenparekraf Ajak Seluruh Pihak Manfaatkan Era Bonus Demografi untuk Kembangkan Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengajak kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, serta sejumlah stake holder Pariwisata dan ekonomi kratif untuk memanfaatkan era bonus demografi dalam mengembangkan sektor pariwisata serta ekonomi kreatif di Tanah Air.
“Indonesia hari ini telah memasuki era bonus demografi, yang artinya usia produktif 15-64 tahun ini lebih besar dari usia yang tidak produktif. Puncaknya nanti akan kita raih di sekitar tahun 2030, dan dari situ nanti kita akan turun sampai 2040-an. Diharapkan masyarakat kita di usia produktif bisa memberikan kontribusi maksimal untuk ekonomi kreatif dan pariwisata,” papar Wamenparekraf pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Parekraf 2023 hari kedua di Bandung, Rabu (13/12/2023).
Wamenparekraf mengharapkan dalam waktu yang singkat ini, seluruh pihak bekerja dengan serius guna memaksimalkan bonus demografi dalam mencapai Indonesia Emas di tahun 2045 yang lebih sejahtera.
“Ini waktunya sangat singkat. Momentum ini tidak akan datang dua kali dalam sejarah sebuah negara. Kalau Indonesia tidak dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik, maka akan selamanya terjebak dalam kondisi middle income trapped. Hal ini berarti pendapatan rata-rata masyarakat tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan,” beber Angela.
Wamenparekraf menjelaskan, banyak peluang yang dapat digarap dari bonus demografi ini terutama untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya dari sisi ekonomi kreatif dengan keragaman budaya dan sumber daya alam yang bernilai dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Angela mengungkapkan, bonus demografi menjadi faktor pendukung yang kuat bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif.
Penduduk dengan usia produktif berpotensi menghasilkan lebih banyak karya. Mereka juga mampu menciptakan hasil karya yang segar dan kreatif karena jiwa mudanya.
“Bayangkan kalau jenis usaha itu hanya sekelas ultra mikro saja dan mempunyai atau bisa meng-hire 1 atau 2 orang, bayangkan kalau kita punya 60 juta UMKM dikali 1-2 pekerja itu sudah bisa menyerap 120 juta lapangan kerja, ini luar biasa. Jadi ini yang menjadi salah satu upaya kita bersama di mana pun berada, bagaimana kita menyiapkan jumlah usaha parekraf harus dipermudah,” pungkas Wamenparekraf.
“Indonesia hari ini telah memasuki era bonus demografi, yang artinya usia produktif 15-64 tahun ini lebih besar dari usia yang tidak produktif. Puncaknya nanti akan kita raih di sekitar tahun 2030, dan dari situ nanti kita akan turun sampai 2040-an. Diharapkan masyarakat kita di usia produktif bisa memberikan kontribusi maksimal untuk ekonomi kreatif dan pariwisata,” papar Wamenparekraf pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Parekraf 2023 hari kedua di Bandung, Rabu (13/12/2023).
Wamenparekraf mengharapkan dalam waktu yang singkat ini, seluruh pihak bekerja dengan serius guna memaksimalkan bonus demografi dalam mencapai Indonesia Emas di tahun 2045 yang lebih sejahtera.
Baca Juga
“Ini waktunya sangat singkat. Momentum ini tidak akan datang dua kali dalam sejarah sebuah negara. Kalau Indonesia tidak dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik, maka akan selamanya terjebak dalam kondisi middle income trapped. Hal ini berarti pendapatan rata-rata masyarakat tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan,” beber Angela.
Wamenparekraf menjelaskan, banyak peluang yang dapat digarap dari bonus demografi ini terutama untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya dari sisi ekonomi kreatif dengan keragaman budaya dan sumber daya alam yang bernilai dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Angela mengungkapkan, bonus demografi menjadi faktor pendukung yang kuat bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif.
Penduduk dengan usia produktif berpotensi menghasilkan lebih banyak karya. Mereka juga mampu menciptakan hasil karya yang segar dan kreatif karena jiwa mudanya.
“Bayangkan kalau jenis usaha itu hanya sekelas ultra mikro saja dan mempunyai atau bisa meng-hire 1 atau 2 orang, bayangkan kalau kita punya 60 juta UMKM dikali 1-2 pekerja itu sudah bisa menyerap 120 juta lapangan kerja, ini luar biasa. Jadi ini yang menjadi salah satu upaya kita bersama di mana pun berada, bagaimana kita menyiapkan jumlah usaha parekraf harus dipermudah,” pungkas Wamenparekraf.
(tsa)