Usia Tak Pengaruhi Perfoma Liam Neeson

KENDATI sudah berusia senja, aktor gaek kelahiran Irlandia Utara yang terjun ke dunia akting sejak tahun 1981 ini memutuskan belum ingin pensiun dari film action yang membesarkan namanya. Di usianya yang 65 tahun, Liam Neeson membuktikan staminanya masih kuat dengan bermain di film action yang pastinya menguras tenaga.

Tua tidak memengaruhi performa Anda, agaknya itulah yang ingin disampaikan Liam dalam setiap karakter yang dibawakannya. Namun, penggemar aktor dengan tinggi badan 193 sentimeter ini sepertinya akan kecewa mengetahui sang aktor mengumumkan dirinya tidak akan lagi bermain di film semacam itu. Pada bulan September tahun lalu, seperti dikutip dari Hollywood Reporter, ia sempat berujar, "Saya sudah enam puluh lima tahun, penonton pada akhirnya akan berkata ayolah."

Label pahlawan action-checklist geriatri pun tersemat pada diri aktor ini. Bahkan, jurnalis di Kota New York menjulukinya geri-action (kepanjangan dari geriatri dan action). Namun, pada Desember ia justru meralat ucapannya. Kepada jurnalis, ia mengatakan, "Siapa yang bilang? (akan mundur). Itu bulan September, ini Desember," kata pemilik nama lengkap William John "Liam" Neeson ini berkelit.

"Selama saya masih bisa membuat film dengan pria ini, saya akan tetap bermain film," katanya sambil menunjuk Jaume Collet-Serra, sutradara film The Commuter, yang baru-baru ini dibintanginya, termasuk Run All Night (2015), Non-Stop (2014), dan Unknown (2011). Disinggung soal usianya yang sudah tak lagi muda, duda dengan dua putra berusia 21 dan 22 dari mendiang istrinya, aktris Natasha Richardson ini, mengatakan sejauh ini masih menikmati film dengan genre tersebut dan belum menyerah.

Liam boleh dibilang beruntung, mengingat Hollywood tidaklah ramah bagi para aktor dan aktris yang telah berumur. Pria yang lahir 7 Juni 1952 di Ballymena, County Antrim, Irlandia Utara itu mendapatkan peran menantang dalam segenap film yang ia bintangi karena ia sendiri pencandu action. Terlebih bayaran yang diterimanya pun amat menggiurkan.

"Itu semua kebetulan. Saya bertemu dengan produser Lucu Besson di Shanghai Film Festival dan kita berbincang soal skenario film Taken yang pertama dan saya berkata, 'saya tahu saya tidak ada dalam daftar (pemain Anda), tapi saya dulu mantan petinju dan saya bisa melakukannya kalau dapat kesempatan'," kenangnya.

"Lalu studio Fox mengambilnya dan melakukan pekerjaan kehumasan yang baik sampai akhirnya menghasilkan uang. Lalu tiba-tiba pada usia 55 saya disodori berbagai macam skenario film action," tambahnya.

Film yang diperankannya bukanlah film superhero seperti pada umumnya dan bergenre fantasi. Namun, sang sutradara dengan piawai berusaha membawa tokoh superhero itu ke dunia nyata. Seperti tokoh yang diperankan Liam di film The Commuter, ia menjadi seorang sales asuransi yang menggunakan jasa kereta selama 10 tahun terakhir. Dia tidak memiliki skill bela diri, tapi dulunya mantan polisi. "Jadi, saya pikir ini adalah premis yang cukup nyata dan bagus untuk memulai film action," katanya.

Collet-Serra berpandangan bahwa Liam akan terus bermain film action dan ia berharap ke depan mereka dapat bekerja sama kembali. "Ya dia bisa memukul dan sangat suka bela diri tapi dia juga seorang aktor yang brilian di film dan itu amat penting untuk membuat film sukses," ucap Collet-Serra.

Kemampuan bela diri yang mumpuni sekaligus akting yang meyakinkan menjadikan film action sebagai berkah bagi pemain watak ini. Lihat saja, ketiga film Taken yang ia bintangi sejak 2008 sampai 2014 menghasilkan pendapatan bersih hampir Rp13 triliun secara global. Liam juga bermain di film Star Wars dan The Dark Knight yang merupakan megafranchise.

Nama Liam sendiri meroket beberapa tahun setelah bermain di film Schindler List yang membuatnya masuk dalam daftar nominasi aktor terbaik Oscar. Tampaknya dengan kegigihannya untuk tetap bermain di film action, publik masih akan melihat sosok sang aktor di filmnya yang lain. Jadi, kita tunggu saja aksi sang aktor gaek ini di film berikutnya.