Orang Tua Tak Perlu Panik Anak Terkena Pneumonia, Begini Cara Mengatasinya

Kamis, 11 Januari 2024 - 23:14 WIB
loading...
Orang Tua Tak Perlu...
Pneumonia banyak menyerang anak-anak. Namun, orang tua diminta tidak panik dengan hal ini. Foto/ lloydspharmacy.
A A A
JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap bahwa pneumonia menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi, dibandingkan dengan penyakit diare dan malaria.

Orang tua harus lebih waspada terhadap kondisi kesehatan sang buah hati, apalagi belum lama ini dunia diramaikan dengan kemunculan mycoplasma pneumonia yang banyak menyerang anak-anak.



Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K) selaku Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI menjelaskan bahwa salah satu bekal yang harus dimiliki para orang tua yakni kemampuan untuk deteksi dini sehingga tahu kapan anak harus dibawa ke rumah sakit.

Umumnya penyakit yang sering dialami oleh anak khususnya balita yakni demam, batuk atau flu. Penyakit tersebut biasanya disebabkan oleh paparan berbagai virus dan bakteri.

Namun, dr. Nastiti Kaswandani menjelaskan ketika si kecil menunjukkan tanda-tanda terkena pneumonia seperti kesulitan bernapas hingga demam yang sangat tinggi, hal ini harus terus perhatikan.

Terlebih, jika napas anak sudah lebih cepat dan terdapat cekungan di antara dada dan perut saat bernafas, maka orangtua harus segera membawanya ke rumah sakit.

“Ada namanya tarikan dinding dada bagian bawah ini kalau ada cekungan ya di batas antara dada dengan perut waktu dia bernafas, namanya refraksi. Nah itu adalah tanda bahaya dimana orang tua harus membawa anaknya ke rumah sakit,” jelas dr. Nastiti Kaswandani dalam Seminar Media mengenai Pneumonia pada Anak, Kamis (11/1/2024).

Jika sudah di rumah sakit, maka orang tua dapat mengetahui penanganan penyakit yang tepat dari dokter atau para ahli. Sering kali ditemukan kasus orang tua yang tidak kooperatif dengan saran yang diberikan oleh dokter, hal ini dapat membahayakan kondisi anak jika tidak ditangani dengan tepat.



“Jadi supportnya lebih ke arah nanti pencegahan dan deteksi dininya. Kalau sudah sampai harus dirawat, kemudian itu adalah tugas dari dokter. Orang tua men-support dengan melakukan tindakan yang disarankan,” tutur dr. Nastiti Kaswandani.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2150 seconds (0.1#10.140)