Inovasi Perawatan Kulit Effaclar Duo+M dengan Phylobioma Targetkan Penyebab Utama Jerawat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jerawat merupakan masalah kulit yang paling banyak dialami di dunia yang memengaruhi 80% remaja dan 40% orang dewasa, serta menjadi alasan utama seseorang untuk melakukan konsultasi ke dermatolog. Jerawat memberikan dampak pada kualitas hidup dan kepercayaan diri, di mana 35,5% menghindari kegiatan sosialisasi dan 43,2% mengakui masalah jerawat memberikan dampak negatif pada hubungan dengan orang lain.
Dalam konteks ini, efikasi yang cepat dalam penanganan jerawat atau bekas jerawat menjadi prioritas utama bagi mereka yang mengalaminya.
Untuk itulah merek perawatan kulit dermatologi, La Roche Posay, memperkenalkan inovasi dalam produk Effaclar Duo+M dengan microbiome science dan Phylobioma untuk menargetkan penyebab utama jerawat. Formulasi ini memberikan pendekatan yang lebih efisien untuk hasil yang lebih cepat.
Pada 10 tahun terakhir, publikasi ilmiah berfokus pada C. Acnes secara umum, bakteri yang menyebabkan peningkatan keparahan dan penyebaran jerawat. Baru-baru ini, teknologi genomika yang baru menelusuri lebih dalam ke dalam mikrobiom kulit, ke dalam kelompok dan subtipe C. Acnes, yang disebut phylotypes.
Penemuan ilmiah terkini menunjukkan bahwa phylotypes C. Acnes IA1 sangat dominan pada kulit yang rentan terhadap jerawat dan menjadi penyebab utama ketidakseimbangan mikrobioma kulit.
Dr. dr. Fitria Agustina, Sp.D.V.E, FINSDV, FAADV menerangkan, pada penelitian terbaru mengenai penyebab jerawat, ditemukan adanya kumpulan bakteri Cutibacterium Acnes yang menyebabkan peningkatan keparahan pada jerawat.
“Jenis bakteri Cutibacterium Acnes tersebut mempunyai phylotype IA-1 yang meningkat dan menyebabkan mikrobioma pada kulit menjadi tidak seimbang. Jika mikrobioma pada kulit tidak seimbang dan terganggu, bakteri dan virus dari luar akan lebih mudah menyerang kulit. Hal ini mengganggu skin barrier sehingga jadi mudah terserang dan memicu tumbuhnya jerawat. Maka dari itu, untuk para pejuang jerawat, penting untuk menggunakan skincare yang dapat melawan bakteri Cutibacterium Acnes khususnya pada phylotype IA-1 contohnya dengan kandungan phylobioma," bebernya.
“Effaclar Duo+M dengan Phylobioma yang dipatenkan, diformulasikan untuk menargetkan salah satu penyebab utama jerawat, yakni bakteri C. Acnes Phylotypes IA1, sehingga dapat melawan jerawat dengan lebih cepat, serta mengurangi produksi sebum berlebih. Inovasi dari produk ini memberikan manfaat mengurangi 44% jerawat, 45% noda bekas jerawat, 66% komedo, dan terbukti efektif membantu terapi jerawat dari dermatolog,” timpal Hansen Gandhi, Medical Director L’Oreal Dermatological Beauty Indonesia.
Selain inovasi dalam Effaclar Duo+M, La Roche Posay juga memperkenalkan Spotscan+ yang telah diperbaharui dan dikembangkan bersama dengan dermatolog dunia. Spotscan+ merupakan teknologi berbasis AI yang memberikan analisis tingkat keparahan jerawat dengan nilai Global Acne Severity (GEA) yang dapat diakses gratis di website La Roche Posay.
Melalui Spotscan+, La Roche Posay berharap dapat membawa dermatological expertise lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak orang.
Sementara itu, lebih dari 2 miliar orang di dunia memiliki masalah kulit. Masalah kulit memberikan dampak yang lebih jauh yang memengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan kepercayaan diri. Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan kulit, La Roche Posay memperkenalkan kampanye #SkinLifeChanger, yang mengajak semua pihak untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan kulit.
Kampanye #SkinLifeChanger juga menyorot peranan dermatolog yang setiap hari membantu pasien dalam merawat masalah kulit mereka, scientist yang membawa inovasi yang bermanfaat, LSM, pasien hingga content creator yang berbagi cerita dan informasi kepada publik.
"La Roche Posay mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kampanye ini dengan berbagi cerita kesehatan kulit, testimonial untuk menginspirasi dan memberikan dukungan bagi orang lain. We all can be #skinlifechanger,” kata Nestya Sedayu, Head of Marketing L’Oreal Dermatological Beauty Indonesia.
Dalam konteks ini, efikasi yang cepat dalam penanganan jerawat atau bekas jerawat menjadi prioritas utama bagi mereka yang mengalaminya.
Untuk itulah merek perawatan kulit dermatologi, La Roche Posay, memperkenalkan inovasi dalam produk Effaclar Duo+M dengan microbiome science dan Phylobioma untuk menargetkan penyebab utama jerawat. Formulasi ini memberikan pendekatan yang lebih efisien untuk hasil yang lebih cepat.
Pada 10 tahun terakhir, publikasi ilmiah berfokus pada C. Acnes secara umum, bakteri yang menyebabkan peningkatan keparahan dan penyebaran jerawat. Baru-baru ini, teknologi genomika yang baru menelusuri lebih dalam ke dalam mikrobiom kulit, ke dalam kelompok dan subtipe C. Acnes, yang disebut phylotypes.
Penemuan ilmiah terkini menunjukkan bahwa phylotypes C. Acnes IA1 sangat dominan pada kulit yang rentan terhadap jerawat dan menjadi penyebab utama ketidakseimbangan mikrobioma kulit.
Dr. dr. Fitria Agustina, Sp.D.V.E, FINSDV, FAADV menerangkan, pada penelitian terbaru mengenai penyebab jerawat, ditemukan adanya kumpulan bakteri Cutibacterium Acnes yang menyebabkan peningkatan keparahan pada jerawat.
“Jenis bakteri Cutibacterium Acnes tersebut mempunyai phylotype IA-1 yang meningkat dan menyebabkan mikrobioma pada kulit menjadi tidak seimbang. Jika mikrobioma pada kulit tidak seimbang dan terganggu, bakteri dan virus dari luar akan lebih mudah menyerang kulit. Hal ini mengganggu skin barrier sehingga jadi mudah terserang dan memicu tumbuhnya jerawat. Maka dari itu, untuk para pejuang jerawat, penting untuk menggunakan skincare yang dapat melawan bakteri Cutibacterium Acnes khususnya pada phylotype IA-1 contohnya dengan kandungan phylobioma," bebernya.
“Effaclar Duo+M dengan Phylobioma yang dipatenkan, diformulasikan untuk menargetkan salah satu penyebab utama jerawat, yakni bakteri C. Acnes Phylotypes IA1, sehingga dapat melawan jerawat dengan lebih cepat, serta mengurangi produksi sebum berlebih. Inovasi dari produk ini memberikan manfaat mengurangi 44% jerawat, 45% noda bekas jerawat, 66% komedo, dan terbukti efektif membantu terapi jerawat dari dermatolog,” timpal Hansen Gandhi, Medical Director L’Oreal Dermatological Beauty Indonesia.
Selain inovasi dalam Effaclar Duo+M, La Roche Posay juga memperkenalkan Spotscan+ yang telah diperbaharui dan dikembangkan bersama dengan dermatolog dunia. Spotscan+ merupakan teknologi berbasis AI yang memberikan analisis tingkat keparahan jerawat dengan nilai Global Acne Severity (GEA) yang dapat diakses gratis di website La Roche Posay.
Melalui Spotscan+, La Roche Posay berharap dapat membawa dermatological expertise lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak orang.
Sementara itu, lebih dari 2 miliar orang di dunia memiliki masalah kulit. Masalah kulit memberikan dampak yang lebih jauh yang memengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan kepercayaan diri. Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan kulit, La Roche Posay memperkenalkan kampanye #SkinLifeChanger, yang mengajak semua pihak untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan kulit.
Kampanye #SkinLifeChanger juga menyorot peranan dermatolog yang setiap hari membantu pasien dalam merawat masalah kulit mereka, scientist yang membawa inovasi yang bermanfaat, LSM, pasien hingga content creator yang berbagi cerita dan informasi kepada publik.
"La Roche Posay mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kampanye ini dengan berbagi cerita kesehatan kulit, testimonial untuk menginspirasi dan memberikan dukungan bagi orang lain. We all can be #skinlifechanger,” kata Nestya Sedayu, Head of Marketing L’Oreal Dermatological Beauty Indonesia.
(tsa)