5 Masalah pada Kulit yang Tak Disadari saat Anda Terbang dengan Pesawat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernahkah terpikir, apa yang terjadi pada kulit saat Anda terbang dan berada di ketinggian 36.000 kaki? Kalau fisik Anda merasa nyaman-nyaman saja, rupanya hal yang sama tak terjadi pada kulit.
Ketika Anda terbang menumpang pesawat, kulit mulai mengalami "malapetaka". Kondisi kelembaban udara yang turun, kering, dan berubah-ubah di dalam kabin pesawat dapat menyebabkan lapisan desmis kulit mengering, meningkatkan produksi minyak, serta memperparah jerawat yang mungkin sedang "bersarang" di kulit.
Tapi, Anda jangan terlalu khawatir karena tidak ada masalah yang tak bisa diatasi. Untuk mengantisipasinya, sebelum terbang tentu Anda harus aware dan melakukan ritual perawatan agar kulit tidak menjadi rusak.
Beberapa anjuran pernah dikemukakan oleh ahli dermatologi terkenal dunia. Berikut rangkumannya untuk Anda.
Untuk mengatasinya, selain minum air putih, aplikasikan moisturizer sebelum Anda naik ke pesawat. Skincare tersebut tak hanya akan membuat kulit tetap moist, tapi juga menekan kemungkinan terjadinya iritasi.
Carilah produk yang mengandung asam hyaluronic. Asam hyaluronic ini merupakan molekul gula yang ditemukan secara alami pada kulit dan mampu mengikat air. Sebaliknya, hindari pemakaian face mist di dalam kabin pesawat karena air akan menguap dari kulit dan membuat kulit yang kering semakin parah.
Dermatologist Mona Gohara menyarankan agar begitu Anda naik dan duduk di pesawat, sisihkan waktu sebentar saja untuk rileks, lalu tarik napas yang dalam. Akan lebih baik bila Anda menggunakan minyak aromaterapi saat ingin terbang. Oleskan minyak tersebut di belakang kuping lalu ambil napas. Kondisi rileks dan nyaman dapat menekan hormon kortisol, sehingga timbulnya jerawat dapat dicegah.
Selain itu, menurut dermatologist Rina Allawh, menyenderkan wajah pada head rest pesawat dapat mengkontaminasi kulit dengan bakteri sehingga memicu timbulnya jerawat. Untuk itu, Anda disarankan agar tidak menyandarkan wajah pada permukaan kotor tersebut. Untuk jaga-jaga, bawalah selalu tisu basah di dalam tas agar Anda bisa membersihkan kulit sesegera mungkin kala dirasa kotor.
Ketika Anda terbang menumpang pesawat, kulit mulai mengalami "malapetaka". Kondisi kelembaban udara yang turun, kering, dan berubah-ubah di dalam kabin pesawat dapat menyebabkan lapisan desmis kulit mengering, meningkatkan produksi minyak, serta memperparah jerawat yang mungkin sedang "bersarang" di kulit.
Tapi, Anda jangan terlalu khawatir karena tidak ada masalah yang tak bisa diatasi. Untuk mengantisipasinya, sebelum terbang tentu Anda harus aware dan melakukan ritual perawatan agar kulit tidak menjadi rusak.
Beberapa anjuran pernah dikemukakan oleh ahli dermatologi terkenal dunia. Berikut rangkumannya untuk Anda.
1. Kekeringan
Menurut dermatologist Rina Allawh dari Montgomery Dermatology, Amerika Serikat, dengan kondisi udara yang dingin dan kering di dalam pesawat, kulit kita akan mengalami kekeringan dan "haus" hidrasi. Dalam keadaan normal, kulit kita akan terasa nyaman saat kelembaban udara berkisar antara 40%-70%. Namun, yang terjadi pada kabin pesawat hanya sekitar 20%. Jadi, bisa dibayangkan betapa kondisi tersebut dapat membuat kulit semakin kering.Untuk mengatasinya, selain minum air putih, aplikasikan moisturizer sebelum Anda naik ke pesawat. Skincare tersebut tak hanya akan membuat kulit tetap moist, tapi juga menekan kemungkinan terjadinya iritasi.
Carilah produk yang mengandung asam hyaluronic. Asam hyaluronic ini merupakan molekul gula yang ditemukan secara alami pada kulit dan mampu mengikat air. Sebaliknya, hindari pemakaian face mist di dalam kabin pesawat karena air akan menguap dari kulit dan membuat kulit yang kering semakin parah.
2. Terpapar Matahari
Menurut dermatologist dari Dove, Mona Gohara, saat berada di atas awan itu artinya Anda sedang dekat dengan matahari. Padahal, jendela dan badan pesawat tidak tahan sinar UV sehingga tak ada perlindungan dari paparan cahaya matahari. Agar sinar UV tidak sampai merusak kulit, aplikasikan sunscreen yang mengandung high-SPF sebelum dan selama penerbangan .3. Berminyak
Ketika kulit mengalami kekeringan, otomatis produksi minyak bakal meningkat. Dokter kecantikan dari Nexus Clinic, Jasmine Ruth Yuvarani, mengingatkan bahwa produksi minyak yang meningkat drastis dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Untuk itu, Anda disarankan selalu membawa moisturizer bebas minyak berukuran kecil di dalam tas dan oleskan setiap kali Anda merasa kulit mengering.4. Timbul Jerawat
Aktivitas sebelum terbang seperti perjalanan ke bandara, mengalami macet, ataupun lelah usai mengepak barang bawaan bisa membuat tubuh merasa letih dan stres. Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan hormon kortisol, yang kemudian bermuara pada munculnya jerawat.Dermatologist Mona Gohara menyarankan agar begitu Anda naik dan duduk di pesawat, sisihkan waktu sebentar saja untuk rileks, lalu tarik napas yang dalam. Akan lebih baik bila Anda menggunakan minyak aromaterapi saat ingin terbang. Oleskan minyak tersebut di belakang kuping lalu ambil napas. Kondisi rileks dan nyaman dapat menekan hormon kortisol, sehingga timbulnya jerawat dapat dicegah.
Selain itu, menurut dermatologist Rina Allawh, menyenderkan wajah pada head rest pesawat dapat mengkontaminasi kulit dengan bakteri sehingga memicu timbulnya jerawat. Untuk itu, Anda disarankan agar tidak menyandarkan wajah pada permukaan kotor tersebut. Untuk jaga-jaga, bawalah selalu tisu basah di dalam tas agar Anda bisa membersihkan kulit sesegera mungkin kala dirasa kotor.
5. Muncul Kantung Mata
Menurut Jasmine Ruth Yuvarani, lama duduk di dalam pesawat dapat menghambat aliran darah yang pada akhirnya berdampak pada pembentukan kantung mata. Anda tentu tak mau keluar pesawat dalam kondisi mata berkantung dan menghitam, bukan? Untuk itu, Anda disarankan untuk sesekali bangun dari kursi, lalu jalan-jalan di sekitar area tempat duduk.(tsa)