Keren! Ganjar Pranowo Nongkrong Bareng Penyandang Disabilitas hingga Anak Punk yang Jadi Pendeta
loading...
A
A
A
MADIUN - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bertemu Gen Z dan Milenial di Madiun, Jawa Timur. Ganjar mendengarkan langsung aspirasi dari mereka yang datang dari berbagai kalangan, mulai influencer, pengusaha muda hingga penyandang disabilitas.
Mulanya, Ganjar memberi kesempatan pada mereka menyampaikan pertanyaan, aspirasi maupun keluhan kepadanya dalam acara yang digelar di Kopi Kakak, Kecamatan Manguharjo, Madiun.
Ganjar menyapa salah satu peserta bernama Rudi Elkel Kei, mantan anak punk yang kini menjadi pendeta muda di Madiun. Ganjar pun penasaran mengenai kehidupannya.
"Aku sudah dengar sebelum ke sini nanti ada anak punk yang menjadi pendeta. Jadi sejarahnya dulu menjadi anak punk, hidup di jalan, mengapa?" ujar Ganjar kepada Rudi, Kamis (18/1/2024).
Elkel menceritakan bahwa mulanya dia menjadi anak punk lantaran memiliki kenangan buruk yang mengalami kekerasan di masa kecil. Dia kemudian dibawa ke Madiun dan tinggal di Madiun. Elkel tinggal di lingkungan yang kurang baik hingga membuatnya memilih hidup di jalanan.
Sampai akhirnya dia pergi ke Sorong, Papua menemui kakaknya dan pergi ke gereja hingga membuatnya menangis. Kemudian ada seorang pendeta yang menyebut bahwa Elkel akan menjadi pendeta di kemudian hari.
Sontak, dia terkejut. Bagaimana mungkin seseorang dengan kehidupan kelam sepertinya bisa menjadi seorang pendeta? Kejadian itu ternyata langsung membuat hidup Elkel berubah 180 derajat.
"Waktu ke Papua ke daerah Sorong waktu itu saya diajak ke gereja sama kakak saya. Ketika saya masuk gereja, tiba-tiba saya menangis. Terus ada seorang pendeta bilang sama saya 'kamu akan dipakai Tuhan' saya heran kenapa karena saya orang bejat," ungkap Elkel.
Setelah Elkel, giliran penyandang disabilitas yang diberikan kesempatan oleh Ganjar untuk berbicara. Dia bernama Pipit yang kini menjajakan UMKM sambal pecel khas Madiun. Dengan segala keterbatasan yang ada, Pipit giat membuat sambal pecel sejak 2001
"Pipit mulai membuat sambal pecel kapan? 2001 UMKM disabilitas? Oh ada komunitasnya. Luar biasa. Terus yang mengajari membuat sambal pecel dari kelompok atau dari ibu? Oh ibu," tanya Ganjar.
Melihat potensi UMKM sambal pecel milik Pipit yang menjanjikan, Ganjar mendorong agar produknya bisa naik kelas. Ganjar pun sempat membantu mengendorse dagangan milik Pipit.
Tak hanya itu, Ganjar meminta UMKM Pipit untuk didaftarkan ke e-katalog milik pemerintah agar semakin banyak masyarakat yang mengenal produk Pipit seperti sambal pecel, puding, telur asin, hingga sabun cuci.
"Ini kalau masuk e-katalog lokal sebenarnya pemda bisa akan membeli langsung. Nanti masuk ya, nanti dikurasi biar bagus kemudian bisa masuk," kata Ganjar.
Selain Elkel dan Pipit, Ganjar juga menerima aspirasi dari kalangan milenial lainnya seperti seorang tenaga kontrak hingga pengusaha muda. Tak lupa Ganjar mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama mereka.
Lihat Juga: Angela Tanoesoedibjo dan Menpora Dito Ariotedjo Luncurkan Logo serta Maskot Peparnas XVII 2024
Mulanya, Ganjar memberi kesempatan pada mereka menyampaikan pertanyaan, aspirasi maupun keluhan kepadanya dalam acara yang digelar di Kopi Kakak, Kecamatan Manguharjo, Madiun.
Baca Juga
Ganjar menyapa salah satu peserta bernama Rudi Elkel Kei, mantan anak punk yang kini menjadi pendeta muda di Madiun. Ganjar pun penasaran mengenai kehidupannya.
"Aku sudah dengar sebelum ke sini nanti ada anak punk yang menjadi pendeta. Jadi sejarahnya dulu menjadi anak punk, hidup di jalan, mengapa?" ujar Ganjar kepada Rudi, Kamis (18/1/2024).
Elkel menceritakan bahwa mulanya dia menjadi anak punk lantaran memiliki kenangan buruk yang mengalami kekerasan di masa kecil. Dia kemudian dibawa ke Madiun dan tinggal di Madiun. Elkel tinggal di lingkungan yang kurang baik hingga membuatnya memilih hidup di jalanan.
Sampai akhirnya dia pergi ke Sorong, Papua menemui kakaknya dan pergi ke gereja hingga membuatnya menangis. Kemudian ada seorang pendeta yang menyebut bahwa Elkel akan menjadi pendeta di kemudian hari.
Sontak, dia terkejut. Bagaimana mungkin seseorang dengan kehidupan kelam sepertinya bisa menjadi seorang pendeta? Kejadian itu ternyata langsung membuat hidup Elkel berubah 180 derajat.
"Waktu ke Papua ke daerah Sorong waktu itu saya diajak ke gereja sama kakak saya. Ketika saya masuk gereja, tiba-tiba saya menangis. Terus ada seorang pendeta bilang sama saya 'kamu akan dipakai Tuhan' saya heran kenapa karena saya orang bejat," ungkap Elkel.
Setelah Elkel, giliran penyandang disabilitas yang diberikan kesempatan oleh Ganjar untuk berbicara. Dia bernama Pipit yang kini menjajakan UMKM sambal pecel khas Madiun. Dengan segala keterbatasan yang ada, Pipit giat membuat sambal pecel sejak 2001
"Pipit mulai membuat sambal pecel kapan? 2001 UMKM disabilitas? Oh ada komunitasnya. Luar biasa. Terus yang mengajari membuat sambal pecel dari kelompok atau dari ibu? Oh ibu," tanya Ganjar.
Melihat potensi UMKM sambal pecel milik Pipit yang menjanjikan, Ganjar mendorong agar produknya bisa naik kelas. Ganjar pun sempat membantu mengendorse dagangan milik Pipit.
Tak hanya itu, Ganjar meminta UMKM Pipit untuk didaftarkan ke e-katalog milik pemerintah agar semakin banyak masyarakat yang mengenal produk Pipit seperti sambal pecel, puding, telur asin, hingga sabun cuci.
"Ini kalau masuk e-katalog lokal sebenarnya pemda bisa akan membeli langsung. Nanti masuk ya, nanti dikurasi biar bagus kemudian bisa masuk," kata Ganjar.
Selain Elkel dan Pipit, Ganjar juga menerima aspirasi dari kalangan milenial lainnya seperti seorang tenaga kontrak hingga pengusaha muda. Tak lupa Ganjar mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama mereka.
Lihat Juga: Angela Tanoesoedibjo dan Menpora Dito Ariotedjo Luncurkan Logo serta Maskot Peparnas XVII 2024
(tdy)