Rumah Kenangan, Teater Daring Pertama Tanpa Penonton

Selasa, 11 Agustus 2020 - 20:01 WIB
loading...
Rumah Kenangan, Teater Daring Pertama Tanpa Penonton
Pementasan Rumah Kenangan mengumpulkan nama-nama pemain yang berdedikasi di dunia film dan teater. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Titimangsa Foundation bersama Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan pertunjukan teater bertajuk "Rumah Kenangan". Produksi selama pandemi akan ditampilkan secara daring pada 15 dan 16 Agustus 2020, pukul 20.00 WIB.

Pementasan teater ini dilakukan tanpa penonton dan dialihmediakan ke dalam bentuk film atau disebut juga cinema play. Rekaman pementasan akan ditayangkan secara daring melalui www.indonesiakaya.com.

Berbeda dari seri #NontonTeaterDirumahAja sebelumnya, pertunjukan "Rumah Kenangan" yang merupakan produksi ke-36 Titimangsa Foundation ini adalah pertunjukan baru dan bukan penayangan ulang. ( )

"Rumah Kenangan" merupakan pertunjukan teater daring pertama yang diproduksi oleh Bakti Budaya Djarum Foundati on dan Titimangsa Foundation selama masa pandemi, yang juga didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yats Colony, serta Padepokan Seni Bagong Kussudiardja.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan, seni merupakan salah satu media yang paling berhasil dalam merespon situasi, sehingga selalu berkembang sesuai zaman dan dapat beradaptasi dengan beragam kemungkinan. Seperti pandemi COVID-19 yang membuat perubahan dimensional dalam dunia seni pertunjukan , di mana ruang pentas yang identik dengan bangunan fisik kini beralih ke ruang daring. Namun, ruang daring juga memberikan kesempatan menonton yang sama bagi para penikmat seni di berbagai daerah.

“Pementasan "Rumah Kenangan" menghadirkan formula baru dalam menyelenggarakan dan mengapresiasi seni pertunjukan. Semoga hal ini dapat mendorong seni pertunjukan di Indonesia agar kembali menggeliat dan para pekerja seni kembali berkarya,” ujar Renitasari dalam jumpa pers, Selasa (11/8).

"Rumah Kenangan" adalah kisah tentang enam manusia dengan beragam karakter yang diikat karena persaudaraan. Disebabkan oleh pandemi COVID-19, mereka terpaksa berada di satu rumah bersama setelah sebelumnya berpencar. Ternyata segala yang selama ini terpendam, terbuka secara perlahan di dalam sebuah rumah kenangan.

Pementasan teater ini diproduseri oleh Happy Salma dan Butet Kartaredjasa. Ide cerita dicetuskan oleh Happy dan naskah ditulis oleh Agus Noor yang juga menyutradarai pementasan ini. Pementasan "Rumah Kenangan" mengumpulkan nama-nama pemain yang berdedikasi di dunia film dan teater yaitu Butet Kartaredjasa , Happy Salma, Ratna Riantiarno, Susilo Nugroho, Reza Rahadian, dan Wulan Guritno.

Pentas ini juga melibatkan jejeran kerabat kerja yang telah malang melintang di dunia seni pertunjukan, yaitu Iskandar Loedin dan Deden Jalaludin Bulqini sebagai Penata Artistik, Indra Ing sebagai Penata Musik, Retno Ratih Damayanti sebagai Penata Kostum, dan FourColors Production sebagai Tim Alih Media.

“Walau ini teater daring, tapi keasyikkan permainan teater dan ruang peristiwa rasanya tetap terjaga. Tapi, tentu energi magis menonton langsung tak akan pernah bisa tergantikan. Saya hanya memikirkan bahwa bersama kawan-kawan, panggung harus bergerak,” kata Happy. ( )

Karena diproduksi selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), maka proses latihan diadakan via aplikasi Zoom dengan pemain dan sutradara yang ada di berbagai penjuru kota di Indonesia. Seluruh pemain dan kerabat kerja kemudian berkumpul di Yogyakarta setelah sebelumnya melakukan rapid test dengan hasil nonreaktif.

Semua pemain dan tim kerja kemudian dikarantina di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, menutup akses keluar masuk siapapun yang tak berkepentingan dengan proses produksi, dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Setiap masuk ruangan, ada pengecekan suhu badan dan diharuskan mencuci tangan. Minuman suplemen kesehatan selalu tersedia agar semua tetap fit.

“Harus ada langkah nyata bahwa kita masih hidup. Betul yang diucapkan sutradara dan penulis naskah Agus Noor, bahwa kita mencintai pilihan profesi kita, kita melakukan sepenuh hati dan menyerahkan pada semesta setelahnya,” pungkas Happy.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2117 seconds (0.1#10.140)