Awas! Stres Bisa Sebabkan Diabetes, Begini Uraian Pakar Kesehatan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Setiap orang pasti mengalami stres yang disebabkan pekerjaan menumpuk, tugas-tugas dengan deadline, atau adanya masalah keuangan. Stres merupakan reaksi tubuh saat menghadapi tekanan maupun ancaman.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan, saat seseorang menghadapi stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin.
“Kondisi ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, frekuensi pernapasan lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Stres berlebihan dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam tidur (insomnia), sakit kepala, gelisah, cemas berlebihan, dan tidak dapat berpikir dengan tenang. Jika stres tidak segera diatasi, maka akan mengakibatkan respon negatif pada tubuh,” ujarnya.
Dia menyebut, diabates dapat dipicu oleh stres berlebihan. Respons tubuh saat stres adalah mengeluarkan hormon adrenalin secara berlebihan, yang dapat mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa. Glukosa akan menuju aliran darah sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah.
“Dalam kondisi stres, biasanya seseorang akan lebih sering makan, karena hormon kortisol dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan. Hal ini menyebabkan seseorang terkena diabetes akibat kurangnya kemampuan dalam mengontrol diri,” terangnya.
Menurutnya, stres yang berlebihan juga mengakibatkan gangguan pada pankreas. Di mana seseorang tahu bahwa insulin yang berfungsi untuk memecah glukosa menjadi energi dihasilkan oleh pankreas. Jika pankreas mengalami gangguan, secara ototmatis produksi insulin akan terhambat.
Diabetes yang sering dikenal dengan kencing manis merupakan kondisi di mana kadar gula dalam darah terlalu banyak. Diabetes sering disebut silent killer karena dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Gejala yang muncul pada penderita diabetes adalah 3P yakni polidipsia (sering haus), poliuria (sering kencing), polifagia (banyak makan/sering lapar).
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes adalah munculnya penyakit kardiovaskular, kerusakan mata (retinopati), kerusakan saraf (neuropati), kerusakan ginjal, hingga disfungsi seksual.
Adapun cara-cara yang harus dihindari saat mengatasi stres adalah mengonsumsi kopi dan minuman tinggi gula, makan tidak teratur, makan berlebihan saat malam hari, mengonsumsi junkfood, konsumsi alkohol, dan menghabiskan banyak waktu untuk screen time.
“Agar tetap sehat, penting bagi kita untuk dapat mengatasi stres sesegera mungkin. Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mengelola stres, salah satunya dengan teknik relaksasi, bercerita atau curhat berbagi cerita dengan orang yang dipercaya, meningkatkan nilai spiritual, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga, tidur yang cukup, serta makan teratur dengan gizi seimbang,” paparnya.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan, saat seseorang menghadapi stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin.
“Kondisi ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat, frekuensi pernapasan lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Stres berlebihan dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam tidur (insomnia), sakit kepala, gelisah, cemas berlebihan, dan tidak dapat berpikir dengan tenang. Jika stres tidak segera diatasi, maka akan mengakibatkan respon negatif pada tubuh,” ujarnya.
Dia menyebut, diabates dapat dipicu oleh stres berlebihan. Respons tubuh saat stres adalah mengeluarkan hormon adrenalin secara berlebihan, yang dapat mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa. Glukosa akan menuju aliran darah sehingga meningkatkan kadar gula dalam darah.
“Dalam kondisi stres, biasanya seseorang akan lebih sering makan, karena hormon kortisol dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan. Hal ini menyebabkan seseorang terkena diabetes akibat kurangnya kemampuan dalam mengontrol diri,” terangnya.
Menurutnya, stres yang berlebihan juga mengakibatkan gangguan pada pankreas. Di mana seseorang tahu bahwa insulin yang berfungsi untuk memecah glukosa menjadi energi dihasilkan oleh pankreas. Jika pankreas mengalami gangguan, secara ototmatis produksi insulin akan terhambat.
Diabetes yang sering dikenal dengan kencing manis merupakan kondisi di mana kadar gula dalam darah terlalu banyak. Diabetes sering disebut silent killer karena dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Gejala yang muncul pada penderita diabetes adalah 3P yakni polidipsia (sering haus), poliuria (sering kencing), polifagia (banyak makan/sering lapar).
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes adalah munculnya penyakit kardiovaskular, kerusakan mata (retinopati), kerusakan saraf (neuropati), kerusakan ginjal, hingga disfungsi seksual.
Adapun cara-cara yang harus dihindari saat mengatasi stres adalah mengonsumsi kopi dan minuman tinggi gula, makan tidak teratur, makan berlebihan saat malam hari, mengonsumsi junkfood, konsumsi alkohol, dan menghabiskan banyak waktu untuk screen time.
“Agar tetap sehat, penting bagi kita untuk dapat mengatasi stres sesegera mungkin. Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mengelola stres, salah satunya dengan teknik relaksasi, bercerita atau curhat berbagi cerita dengan orang yang dipercaya, meningkatkan nilai spiritual, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga, tidur yang cukup, serta makan teratur dengan gizi seimbang,” paparnya.
(tsa)