Angger Dimas Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Banyak Ditanya Pasca-Kematian Dante
loading...
A
A
A
JAKARTA - Angger Dimas, mantan suami Tamara Tyasmara baru saja menjalani pemeriksaan kejiwaan di Polda Metro Jaya pada Selasa (13/2/2024).
Pemeriksaan itu berjalan 2,5 jam guna untuk mengetahui kondisi psikolog Angger Dimas pascameninggal sang putra, Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante.
"Tes psikologi aja sih, kita memang sudah biasa kalau misalnya ada kehilangan, kita harus digging untuk psikologi kita, apakah kita jadi gila atau nggak," ujar Angger Dimas usai pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Untuk hasilnya, mantan suami Tamara Tyasmara itu masih menunggu dan nantinya akan dijelaskan oleh pihak kepolisian.
"Kalau hasilnya itu nanti akan dipaparkan sama polisi ya, jadi kita belum tahu hasilnya seperti apa, so far kita ditanya normatif aja," tutur Angger Dimas.
Selama 2,5 jam Angger Dimas menjelaskan hanya diberi pertanyaan normatif, seperti menanyakan kabar dan perasaan setelah ditinggal oleh Dante.
"Pertanyaan ngalir aja, 'bagaimana, apa kabar?' apa yang dirasain saat almarhum tidak ada'," jelas Angger Dimas.
Sebelumnya, dokter forensik buka suara soal lebam di tubuh Dante, anak Tamara Tyasmara. Farah dari Tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati memberi penjelasan ilmiah soal luka lebam di tubuh bocah 6 tahun itu.
Luka lebam pada tubuh Dante, dikatakan Farah sejatinya adalah hal yang normal pada orang meninggal saat 30 menit pertama.
"Kalau lebam mayat itu adalah kondisi normal. Itu kalau orang meninggal 30 menit itu pasti luka lebam," kata Farah di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Senin, 12 Februari 2024.
Sebelumnya, Tamara mengaku menggigit tubuh putranya setelah mengetahui anaknya itu meninggal dunia. Dia juga mencubit putra Angger Dimas itu hingga memar dengan harapan buah hatinya bisa kembali bangun.
"Aku gigitin semuanya. Waktu Dante sudah di IGD aku gigitin semuanya, sebadan aku cubit semua buat ada respons. Itu niat aku, aku pukulin semuanya pokoknya mau bangunin Dante niatnya," jelas Farah.
Namun, Farah mengungkap bahwa pihaknya tidak menemukan luka lebam yang disebutkan Tamara lantaran melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam setelah 10 hari Dante dimakamkan.
"Jadi untuk memar tidak kami temukan. Seperti tadi saya jelaskan kondisi jenazah sudah 10 hari di makamkan, jadi kulitnya sebagian sudah hilang. Itu proses normal pembusukan," ungkap Farah.
"Yang paling kompeten sebenarnya adalah dokter yang pada saat awal penanganan (soal luka lebam yang disampaikan Tamara). Dan dia sudah diperiksa," ujar dia lagi.
Pemeriksaan itu berjalan 2,5 jam guna untuk mengetahui kondisi psikolog Angger Dimas pascameninggal sang putra, Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante.
"Tes psikologi aja sih, kita memang sudah biasa kalau misalnya ada kehilangan, kita harus digging untuk psikologi kita, apakah kita jadi gila atau nggak," ujar Angger Dimas usai pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Untuk hasilnya, mantan suami Tamara Tyasmara itu masih menunggu dan nantinya akan dijelaskan oleh pihak kepolisian.
"Kalau hasilnya itu nanti akan dipaparkan sama polisi ya, jadi kita belum tahu hasilnya seperti apa, so far kita ditanya normatif aja," tutur Angger Dimas.
Selama 2,5 jam Angger Dimas menjelaskan hanya diberi pertanyaan normatif, seperti menanyakan kabar dan perasaan setelah ditinggal oleh Dante.
"Pertanyaan ngalir aja, 'bagaimana, apa kabar?' apa yang dirasain saat almarhum tidak ada'," jelas Angger Dimas.
Sebelumnya, dokter forensik buka suara soal lebam di tubuh Dante, anak Tamara Tyasmara. Farah dari Tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati memberi penjelasan ilmiah soal luka lebam di tubuh bocah 6 tahun itu.
Luka lebam pada tubuh Dante, dikatakan Farah sejatinya adalah hal yang normal pada orang meninggal saat 30 menit pertama.
"Kalau lebam mayat itu adalah kondisi normal. Itu kalau orang meninggal 30 menit itu pasti luka lebam," kata Farah di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Senin, 12 Februari 2024.
Sebelumnya, Tamara mengaku menggigit tubuh putranya setelah mengetahui anaknya itu meninggal dunia. Dia juga mencubit putra Angger Dimas itu hingga memar dengan harapan buah hatinya bisa kembali bangun.
"Aku gigitin semuanya. Waktu Dante sudah di IGD aku gigitin semuanya, sebadan aku cubit semua buat ada respons. Itu niat aku, aku pukulin semuanya pokoknya mau bangunin Dante niatnya," jelas Farah.
Namun, Farah mengungkap bahwa pihaknya tidak menemukan luka lebam yang disebutkan Tamara lantaran melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam setelah 10 hari Dante dimakamkan.
"Jadi untuk memar tidak kami temukan. Seperti tadi saya jelaskan kondisi jenazah sudah 10 hari di makamkan, jadi kulitnya sebagian sudah hilang. Itu proses normal pembusukan," ungkap Farah.
"Yang paling kompeten sebenarnya adalah dokter yang pada saat awal penanganan (soal luka lebam yang disampaikan Tamara). Dan dia sudah diperiksa," ujar dia lagi.
(tdy)