Kenali dan Waspadai Wasting, Masalah Gizi Buruk pada Anak Selain Stunting

Sabtu, 17 Februari 2024 - 00:55 WIB
loading...
Kenali dan Waspadai...
Problem lain yang tak kalah serius mengenai gizi buruk adalah wasting. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Persoalan kurang gizi pada anak di Indonesia masih mengemuka dan menjadi titik perhatian berbagai pihak. Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, ditemukan 21,6 persen balita mengalami stunting dan 7,7 persen balita mengalami wasting.

Jika selama ini kita sudah familiar dengan istilah stunting, problem lain yang tak kalah serius mengenai gizi buruk adalah wasting. Wasting sendiri adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan, atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) serta menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.

Lantas, apa perbedaannya dengan stunting?

“Wasting berbeda dengan stunting. Kalau stunting kita bicara tentang tinggi badan, sedangkan wasting kita bicara soal berat badan. Tidak seperti stunting yang prosesnya kronis sampai kejadian, wasting ini bisa saja terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Misal, anak sakit, diare, muntah-muntah. Lalu bisa juga karena asupan kalori jauh di bawah kebutuhan anak," terang dokter spesialis anak dr. Miza Afrizal, SpA belum lama ini.

Masalah ini kemudian mendorong Sakatonik ABC berkomitmen membantu memenuhi kebutuhan multivitamin untuk anak-anak di usia pertumbuhan dan pada masa penyembuhan setelah sakit. Telah menjadi komitmen Sakatonik ABC untuk terus berupaya membantu mengedukasi dan mengkampanyekan persoalan pentingnya menekan angka gizi buruk di Indonesia. Dalam hal ini wasting yang belum banyak diketahui oleh khalayak.

Persoalan wasting tidak dapat dianggap sepele karena jika penanganannya terlambat dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Untuk mengantisipasi hal ini, orang tua perlu dibekali pengetahuan mengenai apa itu wasting guna mengenali gejalanya dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Lebih lanjut dr. Miza Afrizal, SpA memaparkan tentang apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya wasting pada anak, yaitu melalui Metode ABC.

â—Ź A: Asupan yang cukup. Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan kalori harian anak. Utamakan protein hewani seperti daging, ayam, ikan, dan lain-lain.
â—Ź B: Berikan makanan yang berkualitas dan terjaga kebersihannya agar nutrisinya lengkap. Jika diperlukan berikan suplementasi vitamin tambahan.
â—Ź C: Cek berkala berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Idealnya satu bulan sekali hingga anak berusia dua tahun dan minimal tiga bulan sekali untuk anak di atas dua tahun. Tak lupa juga untuk mengecek apakah status imunisasi anak sudah lengkap sesuai umurnya.

Selain pemenuhan nutrisi, untuk tetap dapat menjaga kesehatan anak dapat juga dilakukan dengan memberikan multivitamin tambahan secara rutin bila diperlukan agar nafsu makan tetap terjaga sehingga meningkatkan sistem imun mereka. Dengan daya tahan tubuh yang baik, tentu anak juga memiliki kesempatan untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1000 seconds (0.1#10.140)