Heboh Simulasi Program Makan Siang Gratis, Ahli Gizi: Sarapan Lengkap Justru Lebih Sehat!

Jum'at, 01 Maret 2024 - 22:03 WIB
loading...
Heboh Simulasi Program...
Banyak mengusulkan jika program makan siang gratis diubah menjadi program sarapan pagi lengkap. Foto/ firstcry.
A A A
JAKARTA - Program makan siang gratis terus menjadi sorotan. Bahkan, simulasinya sudah mulai dilaksanakan di salah satu sekolah di Kabupaten Tangerang dan dihadiri langsung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Namun, banyak mengusulkan jika program makan siang gratis tersebut seharusnya diubah menjadi program sarapan pagi lengkap. Dr.dr. Gaga Irawan Nugraha yang merupakan dokter spesialis gizi ini menilai, makan pagi justru lebih penting untuk mencegah kasus obesitas dan kasus stunting pada anak sekaligus.



“Jadi kemarin kan ramai soal promosi makan siang gratis. Kalau saya mengusulkan bukan makan siang gratis. Promosi makan pagi lengkap,” ujar dr.Gaga, dalam diskusi media bertajuk ‘Obesitas Terkini, Bukan Hanya Saat Hitung Kalori’ di Pakubowon, Jakarta Selatan, Jumat, (1/2/2024).

“Kenapa? Karena untuk orang dewasa dan anak makan pagi lengkap di pagi hari ada dua fungsinya. Pertama, mencegah obesitas. Yang kedua, mencegah stunting dan kurang gizi,” tutur dia.

Bahkan, dr.Gaga menilai, bahwa manfaat sarapan pagi tak hanya dirasakan untuk anak-anak, namun juga kedua orang tua mereka untuk bisa membiasakan mengatur pola makan siang hingga makan malam agar tidak berlebihan.

Pasalnya, makan siang dan makan malam yang berlebihan bisa berdampak terhadap obesitas yang juga bisamemicu berbagai penyakit kronis lain seperti diabetes hingga penyakit lainnya.

“Bukan hanya untuk anaknya, tapi juga bapak ibunya. Kalau bapak ibunya makan nasi lengkap di pagi hari, dia akan berkurang ngemilnya. Jadi makan pagi lengkap itu mencegah obesitas dan mencegah stunting dan mal nutrisi pada anak,” ungkapnya.

“Dan itu termasuk penyakit kronis. Bahkan banyak yang menyebutkan bahwa kebiasaan makan pagi yang baik itu berkaitan dengan penurunan kasus diabates,” kata dia lagi.

Sementara, sarapan pagi idealnya diisi dengan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang seimbang.

Namun, dia tidak menyarankan orang Indonesia untuk sarapan roti karena cenderung banyak dikombinasikan dengan selai coklat atau keju atau tambahan lain yang justru memicu kenaikan gula darah.



“Sarapan ideal adalah sarapan yang memenuhi karbohirdat dan protein. Apa itu karbohidratnya? Bisa nasi atau kentang boleh. Saya tidak menganjurkan roti. Kecuali kalau western diet, karena terbiasa dengan pola makan orang luar,” paparnya.

“Roti orang luar itu berbeda dengan roti gandum di sini. Kemudian mereka makannya juga dengan daging asap, sandwich dan berbagai macam. Kalau kita kebanyakan dikasih ceddar atau keju yang perisanya itu juga banyak,” kata dia lagi.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2245 seconds (0.1#10.140)