Anak Lemas dan Tak Mau Lepas Gendongan, Segera ke Dokter! Bisa Jadi Kena DBD

Selasa, 05 Maret 2024 - 16:21 WIB
loading...
Anak Lemas dan Tak Mau Lepas Gendongan, Segera ke Dokter! Bisa Jadi Kena DBD
Demam berdarah dengeu (DBD) pada anak harus lebih diwaspadai. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
SURABAYA - Demam berdarah dengeu (DBD) pada anak harus lebih diwaspadai. Biasanya anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakan. Orang tua yang harus pro aktif ketika anak sudah mulai lain dari biasanya.

DBD ditandai dengan suhu tubuh yang meninggi, di atas 39 derajat celsius.

“Pastinya harus dilihat anak batuk pilek tidak. Kalau tidak dan panas tinggi perlu curiga itu DBD,” ungkap Dokter Spesialis Anak dr. Dini Adityarini, SpA dalam acara Langkah Bersama Cegah DBD di Surabaya,belum lama ini.



Terkadang gejala, DBD ini tidak jelas dan sering kali berubah-ubah, bahkan sering kali bertumpukan dengan infeksi yang lain. Tapi yang pasti, kata dr Dini, anak yang sudah tiga hari panas di atas 39 derajat celsius memang harus segera diperiksakan.

“Terutama jika anak sudah lemes, tidak mau lepas dari gendongan ibu atau ayahnya, maka segera bawa ke rumah sakit, jangan sampai terlambat,” ungkapnya.

Dokter Dini mengungkapkan, jika anak sudah mulai muncul bintik merah, kondisi sudah memburuk karena bintik merah, itu tanda sudah terjadi pendarahan.

“Dokter harus kerja keras untuk bisa mengobati pasien dengan kondisi seperti itu,” terangnya.

Sementara itu, semakin banyaknya penderita DBD di Indonesia, membuat pemerintah mulai memberikan solusi dengan vaksin selain dengan program 3M. Vaksin ini memang tidak wajib, namun sebagai alternatif bagi orang tua agar anaknya bisa terhindar dari penyakit ini.

“Untuk usia enam tahun ke atas dan masih berbayar," katanya.

Mantan Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Emil Dardak mengatakan, di negara tropis seperti Indonesia, adalah tempat di mana nyamuk bersarang. Sehingga mau tidak mau, masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan nyamuk tersebut.

“Sehingga antisipasinya adalah melindungi diri sendiri. Ya utamanya dengan vaksin. Mau bagaimana lagi, karena nyamuk ini ada di sekeliling kita,” ungkapnya.



Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, yang diwakili oleh dr. Asik Surya, MPPM selaku Ketua Tim Kerja Arbovirus, mengatakan pemerintah berupaya untuk menekan kasus DBD.

“Untuk itu, pemerintah terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan yang komprehensif terhadap DBD, termasuk melalui Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, serta Langkah Bersama Cegah,”beberdr Asik.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang diberikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk bersama-sama memerangi DBD di Indonesia.

Dikatakan, permasalahan dengue, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peran aktif masyarakat.

”Di Takeda, kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya dengue dan juga pentingnya pencegahan yang inovatif untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena dengue,”pungkas Andreas.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)