5 Bahaya Konsumsi Makanan Manis saat Lebaran bagi Kesehatan Anak, Waspada Obesitas
loading...
![5 Bahaya Konsumsi Makanan...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2024/04/11/155/1357641/5-bahaya-konsumsi-makanan-manis-saat-lebaran-bagi-kesehatan-anak-waspada-obesitas-xri.webp)
Konsumsi makanan manis berlebihan saat Lebaran dapat menimbulkan sejumlah bahaya bagi kesehatan anak. Mulai dari obesitas, diabetes yang penting diwaspadai. Foto/Kids Eat in Color
A
A
A
JAKARTA - Konsumsi makanan manis berlebihan saat Lebaran dapat menimbulkan sejumlah bahaya bagi kesehatan anak. Mulai dari obesitas, menurunkan kecerdasan otak, hingga diabetes penting diwaspadai para orang tua.
Penting untuk membatasi konsumsi makanan manis pada anak dan memilih alternatif yang lebih sehat saat Lebaran. Seperti buah-buahan segar, camilan sehat, atau makanan yang dibuat dengan gula alami.
Selain itu, pendidikan tentang pentingnya pola makan seimbang dan kebersihan mulut yang baik juga sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahaya kesehatan yang terkait dengan konsumsi makanan manis berlebihan pada anak.
Berikut sederet bahaya konsumsi makanan manis saat Lebaran bagi kesehatan anak dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (11/4/2024).
Gula merupakan zat yang rendah nutrisi, namun tinggi kalori. Sehingga jika anak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, kalori yang berasal dari gula tersebut bisa menumpuk di tubuh.
Semakin sering anak mengonsumsi makanan manis, semakin tinggi pula risiko ketagihan dan ingin memakannnya terus. Alhasil, anak-anak penggemar makanan manis berisiko tinggi mengalami obesitas, terutama bila tak diimbangi dengan pengeluaran kalori yang cukup.
Terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung gula bisa menyebabkan anak mengalami kerusakan gigi. Pasalnya, sisa gula yang menumpuk di celah-celah gigi si kecil akan bercampur dengan bakteri mulut.
Jika tak segera dibersihkan, kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami gigi berlubang. Selain itu, berisiko tinggi terjadinya kerusakan permanen, sehingga gigi terpaksa dicabut.
Bahaya makanan manis juga dapat berdampak pada perilaku anak. Asupan gula memicu kenaikan gula darah secara drastis dan mengakibatkan si kecil menjadi hiperaktif.
Hiperaktif sendiri merupakan kondisi ketika anak mengalami peningkatan gerakan, tindakan impulsif, serta mudah teralihkan atau terdistraksi.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa anak yang banyak mengonsumsi minuman tinggi gula cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah ketimbang yang tidak banyak mengonsumsi gula.
Mengonsumsi gula berlebih bisa menurunkan kemampuan anak untuk memahami informasi yang diucapkan serta menyampaikan informasi melalui kata-kata dengan baik, mengkoordinasikan penglihatan dalam aktivitas fisiknya, dan kemampuan memecahkan masalah.
Mengonsumsi makanan manis juga bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi dan bahkan hipertensi sejak usia belia. Masalah kesehatan ini bisa menjadi faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
Penting untuk membatasi konsumsi makanan manis pada anak dan memilih alternatif yang lebih sehat saat Lebaran. Seperti buah-buahan segar, camilan sehat, atau makanan yang dibuat dengan gula alami.
Selain itu, pendidikan tentang pentingnya pola makan seimbang dan kebersihan mulut yang baik juga sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahaya kesehatan yang terkait dengan konsumsi makanan manis berlebihan pada anak.
Bahaya Konsumsi Makanan Manis saat Lebaran bagi Kesehatan Anak
Berikut sederet bahaya konsumsi makanan manis saat Lebaran bagi kesehatan anak dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (11/4/2024).
1. Obesitas
Gula merupakan zat yang rendah nutrisi, namun tinggi kalori. Sehingga jika anak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, kalori yang berasal dari gula tersebut bisa menumpuk di tubuh.
Semakin sering anak mengonsumsi makanan manis, semakin tinggi pula risiko ketagihan dan ingin memakannnya terus. Alhasil, anak-anak penggemar makanan manis berisiko tinggi mengalami obesitas, terutama bila tak diimbangi dengan pengeluaran kalori yang cukup.
2. Kerusakan Gigi
Terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung gula bisa menyebabkan anak mengalami kerusakan gigi. Pasalnya, sisa gula yang menumpuk di celah-celah gigi si kecil akan bercampur dengan bakteri mulut.
Jika tak segera dibersihkan, kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami gigi berlubang. Selain itu, berisiko tinggi terjadinya kerusakan permanen, sehingga gigi terpaksa dicabut.
3. Mempengaruhi Perilaku
Bahaya makanan manis juga dapat berdampak pada perilaku anak. Asupan gula memicu kenaikan gula darah secara drastis dan mengakibatkan si kecil menjadi hiperaktif.
Hiperaktif sendiri merupakan kondisi ketika anak mengalami peningkatan gerakan, tindakan impulsif, serta mudah teralihkan atau terdistraksi.
4. Menurunkan Kecerdasan
Sebuah penelitian mengungkap bahwa anak yang banyak mengonsumsi minuman tinggi gula cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah ketimbang yang tidak banyak mengonsumsi gula.
Mengonsumsi gula berlebih bisa menurunkan kemampuan anak untuk memahami informasi yang diucapkan serta menyampaikan informasi melalui kata-kata dengan baik, mengkoordinasikan penglihatan dalam aktivitas fisiknya, dan kemampuan memecahkan masalah.
5. Penyakit Kronis
Mengonsumsi makanan manis juga bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi dan bahkan hipertensi sejak usia belia. Masalah kesehatan ini bisa menjadi faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
(dra)