Profil Pendiri Sepatu Bata, Pengusaha asal Ceko yang Identik dengan Angka 9

Kamis, 09 Mei 2024 - 19:07 WIB
loading...
Profil Pendiri Sepatu...
Melihat latar sepatu Bata, alas kaki ini didirikan oleh Thomas Bata. Lalu, siapa sosok pria ini? Foto/nyt
A A A
JAKARTA - Sepatu Bata telah menjadi salah satu pilihan dalam dunia alas kaki. Meski telah beberapa dekade berdiri, sepatu Bata menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia lantaran pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat ditutup.

Melihat latar sepatu Bata, alas kaki ini didirikan oleh Thomas Bata. Lalu, siapa sosok pria ini hingga namanya populer lewat merek Bata?


Profil Thomas Bata

Thomas Bata lahir pada 1876 di Kota Zlin, Republik Ceko. Thomas Bata merupakan pengusaha sepatu yang brilian. Dia adalah tokoh yang dijuluki "raja sepatu”.

Thomas juga aktif dalam bidang publik, bahkan pernah menjabat sebagai Walikota Zlin pada 1923 hingga 1932.Thomas pada akhirnya meninggal di Otrokovice pada 12 Juli 1932.

Thomas lahir dalam keluarga yang memiliki warisan panjang dalam pembuatan sepatu selama berabad-abad. Keluarganya adalah tukang sepatu yang terampil dan berpengalaman. Selama masa sekolahnya, Thomas BaĹĄa belajar dalam bahasa Jerman.

Pada usia 12 tahun, minat Thomas Baťa dalam pekerjaan ayahnya mulai berkembang. Namun, minatnya tidak hanya terbatas pada pembuatan sepatu, tetapi juga meliputi strategi penjualan. Pada saat itu, dia sudah memiliki pengetahuan dasar yang penting bagi seorang tukang sepatu. Dua tahun kemudian, meskipun tidak mendapat izin dari ayahnya, Tomáš memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi ke kota Prostějov.

Di sana, Thomas mulai bekerja di perusahaan Fäber yang mengkhususkan diri dalam produksi mesin pembuat sepatu. Pengalaman ini memungkinkannya untuk memperoleh keterampilan teknis baru, namun, ia kemudian dipecat karena majikannya khawatir Tomáš akan menjadi pesaing potensial.

Setelah kembali ke rumah ayahnya dan bertengkar dengannya, Thomas memutuskan untuk pergi ke kota Wina, di mana adik perempuannya, Anna, tinggal. Meskipun ia tidak memiliki apa-apa, Anna membantunya dengan memberikan pinjaman uang.

Thomas kemudian membuka usaha sendiri di bengkel pembuatan sepatu. Sayangnya, kurangnya pengetahuan Tomáš tentang pasar lokal dan juga kegiatan usahanya tanpa izin membuatnya kembali ke rumah ayahnya di Kota Uherske Hradiste, di mana ia mulai berusaha lagi.

Mendirikan Perusahaan Sepatu Bata
Bersama dua saudaranya, Antonin Jr. dan Anna, pada 1894, ia mendirikan perusahaan sepatu Bata di kota ZlĂ­n. ada awalnya, mereka hanya memproduksi satu jenis sepatu kulit. Dengan sekitar 10 pekerja, mereka menerapkan jam kerja dan pembayaran gaji mingguan.

Pada 1895, Bata membawa tantangan besar bagi ketika terjerat dalam utang yang sangat besar, yang akhirnya membuat mereka kesulitan untuk membayar. Saat AntonĂ­n dipanggil untuk dinas militer, Thomas terpaksa mengambil alih kepemimpinan perusahaan. Sebelum musim panas 1896, Thomas berhasil menghilangkan seluruh hutang.

Dia menciptakan beberapa inovasi yang membantu perusahaan Thomas untuk tetap bertahan. Salah satu inovasi terbesarnya adalah menggunakan kain sebagai bahan dasar pembuatan sepatu, karena kain jauh lebih murah daripada kulit asli. Sepatu ini terbuat dari kain dengan bagian depan dari kulit dan sol luar dari kulit dikenal di Ceko sebagai "baĹĄovky" (sepatu BaĹĄa).

Thomas mulai membangun pabrik pertamanya, di mana pada 1900 dia memberi pekerjaan kepada 120 orang. Secara bertahap, dia membeli tanah di sekitar Kota ZlĂ­n dan memulai pembangunan infrastruktur. Perusahaan mulai berkembang pesat, dan nama perusahaan pun diganti menjadi T&A BaĹĄa. Namun, pada 1908, AntonĂ­n, saudara Thomas, meninggal dunia akibat penyakit tuberkulosis.



Setelah kematian saudaranya Antonín pada 1908, Thomas menjadi satu-satunya pemilik perusahaan T&A Baťa. Pada 1910, perusahaan tersebut telah memiliki sekitar 350 karyawan yang memproduksi sekitar 3000 pasang sepatu setiap hari. Tomáš Baťa menjadi salah satu orang terkaya di Cekoslowakia dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian wilayah tersebut dengan memberikan banyak lapangan pekerjaan.

Thomas mulai membangun rumah-rumah yang dikenal sebagai "BaĹĄovy domky" (rumah kecil BaĹĄa), yang kemudian menjadi ciri khas arsitektur Kota ZlĂ­n. Salah satu ciri khas lainnya dari perusahaan BaĹĄa adalah "baĹĄova cena" (harga BaĹĄa), yang hampir selalu diakhiri dengan angka 9. Thomas percaya bahwa harga yang berakhir dengan angka 9 bisa lebih menarik bagi pembeli daripada harga bulat, dan ini menjadi standar umum di seluruh dunia.

MG/ Muflihati Chairunnisa
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)