Benarkah Kebanyakan Minum Susu Kedelai Bisa Bikin Anak Laki Jadi Feminin?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Susu kedelai dinilai banyak orang memengaruhi hormon. Salah satunya anggapan bahwa estrogen dalam susu kedelai bisa membuat anak laki-laki menjadi feminin. benarkah?
Dikutip Morinaga, hormon estrogen sendiri memang dikenal masyarakat sebagai hormon yang mengembangkan organ seksual perempuan.
Karena itu, banyak orang khawatir membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung hormon estrogen karena takut anaknya menjadi seperti perempuan.
Orang juga takut membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung fitoestrogen.
Sebab, mereka percaya bahwa fitoestrogen akan mengurangi tingkat hormon testosteron pada anak laki-laki.
Dampaknya, mereka takut membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi susu soya. Sebab mereka menyangka susu soya itu sama dengan susu kedelai yang mengandung hormon fitoestrogen.
Faktanya, tidak semua susu soya itu pasti mengandung hormon fitoestrogen. Karena, ada produk-produk susu soya yang komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai saja.
Selain itu, komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai, tanpa fitoestrogen, maka susu soya seperti ini jelas tidak akan membuat anak laki-laki menjadi feminin.
Hal ini dikonfirmasi oleh penelitian dari National Library of Medicine, yang menelaah korelasi antara susu soya dengan hormon estrogen pada anak yang meminum susu tersebut.
Hasilnya, pada anak-anak yang minum susu soya, tidak ditemukan adanya peningkatan hormon estrogen.
Jadi susu kedelai berbahan isolat protein soya memang tidak akan meningkatkan hormon estrogen. Justru sebaliknya, susu ini memiliki manfaat penting untuk tumbuh kembang anak.
Selain mitos anak laki-laki bisa berpenampilan feminin atau ukuran organ kelamin jadi lebih kecil karena mengonsumsi minuman berbahan kedelai, ada pula yang khawatir mengenai efek samping konsumsi susu kedelai menyebabkan gangguan hormonal.
Penyebabnya, karena terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen pada Si kecil yang mengonsumsi susu berbahan protein soya yang mengandung fitoestrogen.
Padahal, menurut World Nutrition Journal, isolat protein kedelai merupakan bentuk protein paling murni dari kedelai dengan kandungan protein minimal 90%.
Artinya, jika kandungan protein yang tinggi tersebut menjadi bahan dasar susu pertumbuhan, maka susu yang dihasilkannya akan berkualitas tinggi.
Dalam proses pembuatan isolate protein kedelai, kandungan isoflavon sudah berkurang hingga lebih rendah 30% dibandingkan kedelai utuh. Rendahnya kadar isoflavon ini tidak berpengaruh pada hormon maupun plasma darah.
Hal ini dibuktikan dalam jurnal yang tayang di situs National Library of Medicine. Di dalam jurnal itu disebutkan bahwa tidak ditemukan adanya kandungan fitoestrogen pada plasma darah bayi yang mengkonsumsi minuman mengandung isolat protein soya.
Jadi, kecil kemungkinan jika anak laki mengonsumsi susu kedelai mengalami gangguan hormonal maupun gangguan perkembangan seksual.
Dikutip Morinaga, hormon estrogen sendiri memang dikenal masyarakat sebagai hormon yang mengembangkan organ seksual perempuan.
Karena itu, banyak orang khawatir membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung hormon estrogen karena takut anaknya menjadi seperti perempuan.
Orang juga takut membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung fitoestrogen.
Sebab, mereka percaya bahwa fitoestrogen akan mengurangi tingkat hormon testosteron pada anak laki-laki.
Dampaknya, mereka takut membiarkan anak laki-lakinya mengonsumsi susu soya. Sebab mereka menyangka susu soya itu sama dengan susu kedelai yang mengandung hormon fitoestrogen.
Faktanya, tidak semua susu soya itu pasti mengandung hormon fitoestrogen. Karena, ada produk-produk susu soya yang komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai saja.
Selain itu, komponen kedelainya hanya berupa isolat protein kedelai, tanpa fitoestrogen, maka susu soya seperti ini jelas tidak akan membuat anak laki-laki menjadi feminin.
Hal ini dikonfirmasi oleh penelitian dari National Library of Medicine, yang menelaah korelasi antara susu soya dengan hormon estrogen pada anak yang meminum susu tersebut.
Hasilnya, pada anak-anak yang minum susu soya, tidak ditemukan adanya peningkatan hormon estrogen.
Jadi susu kedelai berbahan isolat protein soya memang tidak akan meningkatkan hormon estrogen. Justru sebaliknya, susu ini memiliki manfaat penting untuk tumbuh kembang anak.
Selain mitos anak laki-laki bisa berpenampilan feminin atau ukuran organ kelamin jadi lebih kecil karena mengonsumsi minuman berbahan kedelai, ada pula yang khawatir mengenai efek samping konsumsi susu kedelai menyebabkan gangguan hormonal.
Penyebabnya, karena terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen pada Si kecil yang mengonsumsi susu berbahan protein soya yang mengandung fitoestrogen.
Padahal, menurut World Nutrition Journal, isolat protein kedelai merupakan bentuk protein paling murni dari kedelai dengan kandungan protein minimal 90%.
Artinya, jika kandungan protein yang tinggi tersebut menjadi bahan dasar susu pertumbuhan, maka susu yang dihasilkannya akan berkualitas tinggi.
Dalam proses pembuatan isolate protein kedelai, kandungan isoflavon sudah berkurang hingga lebih rendah 30% dibandingkan kedelai utuh. Rendahnya kadar isoflavon ini tidak berpengaruh pada hormon maupun plasma darah.
Hal ini dibuktikan dalam jurnal yang tayang di situs National Library of Medicine. Di dalam jurnal itu disebutkan bahwa tidak ditemukan adanya kandungan fitoestrogen pada plasma darah bayi yang mengkonsumsi minuman mengandung isolat protein soya.
Jadi, kecil kemungkinan jika anak laki mengonsumsi susu kedelai mengalami gangguan hormonal maupun gangguan perkembangan seksual.
(tdy)