Bangun Pariwisata Tambrauw Perlu Ditanamkan Empat Pilar Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai daerah konservasi, Kabupaten Tambrauw, Papua , dinilai bisa memaksimalkan sektor pariwisata dengan cara menanamkan 4 pilar pariwisata . Ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI , Rizki Handayani.
(Baca juga: Menikmati Pantai Benteng di Batu Putih Kota Bitung )
"Pariwisata itu memiliki 4 pilar, yaitu Produk, SDM, Industri Pariwisata , dan yang terakhir Pemasaran. Semua terkait. Misalnya kalau semua dibenahi tapi marketnya tidak ya percuma, siapa yang mau datang. Makanya kita harus simultan," tutur Rizki usai FGD Pola Perjalanan Birdwatching di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, baru-baru ini.
Rizki Handayani pun menilai perlunya pemetaan wisatawan . "Misalnya saat ini susah untuk menjaring wisatawan mancanegara, berarti kita kejar wisatawan domestik. Tapi diperjelas lagi, domestik itu wisatawan asal Papua atau luar Papua," ucapnya melalui keterangan resminya, Kamis (20/8).
Dia juga menegaskan, kondisi dan keunggulan Tambrauw perlu diinformasikan dan disosialisasikan, karena Tambrauw memang memiliki potensi. "Dalam ekowisata yang dilakukan di Tambrauw, ada prinsip edukasi dan konservasi. Kita akan cari wisatawan yang bisa di-educate, seperti generasi milenial. Karena mereka yang akan menjadi influencer. Mungkin komunitas, atau lainnya. Makanya kita juga perlukan masukan," paparnya.
Sementara, Bupati Tambrauw, Gabriel Asem mengatakan, salah satu yang harus dibenahi untuk mendukung pariwisata di Tambrauw adalah infrastruktur. "Salah satunya jalan ruas nasional sepanjang 30 km dari Sorong ke Tambrauw yang butuh percepatan perbaikan," ujarnya.
Menurutnya, Tambrauw dan Raja Ampat punya potensi yang berbeda. Jika Raja Ampat punya pantai, Tambrauw punya alam, seperti hutan dan gunung, karena daerah konservasi.
"Wisatawan peminat birdwatching sangat banyak, termasuk juga wisata pegunungan . Karena Tambrauw wilayah konservasi, berarti kita menikmati jasa lingkungan, dan itu adalah pariwisata. Ada hutan adat, desa adat dan itu menjadi bagian pariwisata," terangnya.
(Baca juga: Pulihkan Pariwisata, Kemenparekraf Sosialisasikan Adaptasi Kebiasaan Baru )
Menurut Bupati Gabriel jika berbicara konservasi, berarti bicara masyarakat adat. Karena masyarakat adat yang punya hutan. Ditambahkannya, pemerintah mengatur hak kepemilikan menjadi jelas sehingga tidak ada konflik kepentingan.
(Baca juga: Menikmati Pantai Benteng di Batu Putih Kota Bitung )
"Pariwisata itu memiliki 4 pilar, yaitu Produk, SDM, Industri Pariwisata , dan yang terakhir Pemasaran. Semua terkait. Misalnya kalau semua dibenahi tapi marketnya tidak ya percuma, siapa yang mau datang. Makanya kita harus simultan," tutur Rizki usai FGD Pola Perjalanan Birdwatching di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, baru-baru ini.
Rizki Handayani pun menilai perlunya pemetaan wisatawan . "Misalnya saat ini susah untuk menjaring wisatawan mancanegara, berarti kita kejar wisatawan domestik. Tapi diperjelas lagi, domestik itu wisatawan asal Papua atau luar Papua," ucapnya melalui keterangan resminya, Kamis (20/8).
Dia juga menegaskan, kondisi dan keunggulan Tambrauw perlu diinformasikan dan disosialisasikan, karena Tambrauw memang memiliki potensi. "Dalam ekowisata yang dilakukan di Tambrauw, ada prinsip edukasi dan konservasi. Kita akan cari wisatawan yang bisa di-educate, seperti generasi milenial. Karena mereka yang akan menjadi influencer. Mungkin komunitas, atau lainnya. Makanya kita juga perlukan masukan," paparnya.
Sementara, Bupati Tambrauw, Gabriel Asem mengatakan, salah satu yang harus dibenahi untuk mendukung pariwisata di Tambrauw adalah infrastruktur. "Salah satunya jalan ruas nasional sepanjang 30 km dari Sorong ke Tambrauw yang butuh percepatan perbaikan," ujarnya.
Menurutnya, Tambrauw dan Raja Ampat punya potensi yang berbeda. Jika Raja Ampat punya pantai, Tambrauw punya alam, seperti hutan dan gunung, karena daerah konservasi.
"Wisatawan peminat birdwatching sangat banyak, termasuk juga wisata pegunungan . Karena Tambrauw wilayah konservasi, berarti kita menikmati jasa lingkungan, dan itu adalah pariwisata. Ada hutan adat, desa adat dan itu menjadi bagian pariwisata," terangnya.
(Baca juga: Pulihkan Pariwisata, Kemenparekraf Sosialisasikan Adaptasi Kebiasaan Baru )
Menurut Bupati Gabriel jika berbicara konservasi, berarti bicara masyarakat adat. Karena masyarakat adat yang punya hutan. Ditambahkannya, pemerintah mengatur hak kepemilikan menjadi jelas sehingga tidak ada konflik kepentingan.
(nug)