Ungkap Benang Merah Film Tilik, Ini Kata sang Sutradara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tilik, film pendek yang diproduksi pada 2018 oleh Ravacana Films, tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur. Film yang ditayangkan perdana di channel YouTube Ravacana Films, Senin (17/8), ini membahas fenomena di tengah masyarakat.
(Baca juga: "Tilik" Viral, Sutradara sejak Awal Yakin Bu Tejo Akan Buat Penonton Gemas )
Sutradara Tilik, Wahyu Agung Prasetyo mengatakan bahwa benang merah film berdurasi 32 menit 34 detik ini adalah membahas sebuah informasi di era digital seperti saat ini, yang mana banyak informasi tidak terbukti kebenarannya. Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi di perkotaan tapi juga di desa.
"Film ini tuh benang merahnya membahas sebuah informasi. Di mana sekarang tuh banyak banget isu hoax di mana-mana dan ini tuh sekarang, eranya era digital," kata Wahyu dikutip dari YouTube Ravacana Films, Kamis (20/8).
"Di mana era modern digital ini sudah mulai masuk ke masyarakat-masyarakat desa dan ini yang menjadi rentan dan menjadi penting kenapa film ini harus diproduksi sekarang," sambungnya.
Tilik bercerita tentang Dian, seorang kembang desa. Banyak lelaki yang mendekatinya hingga datang melamarnya. Namun, warga desa bergunjing tentang status lajang Dian.
Dalam satu kesempatan perjalanan naik truk dalam rangka menjenguk (tilik) Bu Lurah di Rumah sakit di kota, beberapa warga berdebat tentang siapa yang bakal mempersunting Dian.
Perjalanan tilik menjadi penuh gosip dan petualangan bagi para warga desa yang naik truk tersebut. Wahyu Agung Prasetyo mengatakan, latar belakang diangkatnya film ini dari fenomena budaya tilik yang ada di masyarakat.
"Latar belakang diangkatnya film ini memang dari fenomena budaya tilik yang saya sendiri sebenarnya enggak pernah mengalami itu sama sekali dan nggak pernah melihat itu secara langsung. Karena waktu itu dikasih tahu sama penulisnya, Mas Bagus Sumartono dan akhirnya saya tertarik buat liat, buat observasi," terangnya.
(Baca juga: "Tilik" Viral, Sutradara sejak Awal Yakin Bu Tejo Akan Buat Penonton Gemas )
Sutradara Tilik, Wahyu Agung Prasetyo mengatakan bahwa benang merah film berdurasi 32 menit 34 detik ini adalah membahas sebuah informasi di era digital seperti saat ini, yang mana banyak informasi tidak terbukti kebenarannya. Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi di perkotaan tapi juga di desa.
"Film ini tuh benang merahnya membahas sebuah informasi. Di mana sekarang tuh banyak banget isu hoax di mana-mana dan ini tuh sekarang, eranya era digital," kata Wahyu dikutip dari YouTube Ravacana Films, Kamis (20/8).
"Di mana era modern digital ini sudah mulai masuk ke masyarakat-masyarakat desa dan ini yang menjadi rentan dan menjadi penting kenapa film ini harus diproduksi sekarang," sambungnya.
Tilik bercerita tentang Dian, seorang kembang desa. Banyak lelaki yang mendekatinya hingga datang melamarnya. Namun, warga desa bergunjing tentang status lajang Dian.
Dalam satu kesempatan perjalanan naik truk dalam rangka menjenguk (tilik) Bu Lurah di Rumah sakit di kota, beberapa warga berdebat tentang siapa yang bakal mempersunting Dian.
Perjalanan tilik menjadi penuh gosip dan petualangan bagi para warga desa yang naik truk tersebut. Wahyu Agung Prasetyo mengatakan, latar belakang diangkatnya film ini dari fenomena budaya tilik yang ada di masyarakat.
"Latar belakang diangkatnya film ini memang dari fenomena budaya tilik yang saya sendiri sebenarnya enggak pernah mengalami itu sama sekali dan nggak pernah melihat itu secara langsung. Karena waktu itu dikasih tahu sama penulisnya, Mas Bagus Sumartono dan akhirnya saya tertarik buat liat, buat observasi," terangnya.