Waspada! Makan Mi Bersama Nasi Bisa Buat Organ Tubuh Rusak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Makan mi dan nasi bersamaan merupakan kebiasaan umum di Indonesia. Namun, banyak yang beranggapan bahwa kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan dan merusak organ tubuh. Benarkah demikian?
Mi dan nasi sama-sama merupakan sumber karbohidrat. Satu porsi mi instan yakni sekitar 50 gram mengandung sekitar 20 gram karbohidrat. Sedangkan satu porsi nasi putih sekitar 100 gram mengandung sekitar 40 gram karbohidrat.
"Pankreasmu bisa rusak jika terus konsumsi mi instan sama nasi. Siapa di sini yang kalau belum makan nasi, katanya belum makan?" kata Erwin Setiawan selaku food science technology dikutip dari akun Instagram pribadinya, @anakpanganindonesia, Rabu (12/6/2024).
"Apalagi budaya makan nasi lauknya mi instan. Kataknya kita semua pernah deh kayak begitu," sambungnya.
Konsumsi mi dan nasi bersamaan bisa menyebabkan kelebihan asupan karbohidrat. Mengonsumsi mi dan nasi bersamaan berarti mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori dan peningkatan kadar gula darah secara cepat.
"Asupan karbohidrat kita jadi berlebihan karena nasi dan mi sama-sama mengandung karbohidrat yang tinggi dan kita jadi kekenyangan berlebihan," jelasnya.
"Akhirnya kita jadi tidak mengonsumsi sumber nutrisi yang lain dan tubuh menjadi kekurangan nutrisi," sambungnya.
Mi dan nasi putih umumnya rendah serat. Kurangnya serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
"Meningkatkan risiko diabetes. Hal ini terjadi sebab pankreasmu bekerja sangat keras buat mengubah karbohidrat menjadi glukosa," ujarnya.
"Jika terus-menerus terjadi, bisa menyebabkan pankreasmu rusak," lanjutnya.
Sementara itu, konsumsi mi dan nasi bersamaan secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko obesitas. Di mana kelebihan asupan kalori dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan obesitas.
Konsumsi gula darah tinggi secara kronis dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kelebihan kalori dan kolesterol dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung. Kurangnya serat dapat menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.
Agar lebih sehat, batasi frekuensi makan mi dan nasi. Konsumsi mi dan nasi bersamaan tidak perlu dihindari sepenuhnya, namun batasi frekuensinya. Selian itu, pastikan porsinya lebih kecil.
Kemudian penting menambahkan protein dan serat. Konsumsi mi dan nasi bersama protein seperti telur, ayam, atau ikan dan sayur-sayuran untuk menambah serat dan menyeimbangkan asupan nutrisi.
Pilih mi gandum utuh dan nasi merah yang memiliki kandungan serat lebih tinggi. Hindari menggoreng mi dan nasi. Pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus.
Mi dan nasi sama-sama merupakan sumber karbohidrat. Satu porsi mi instan yakni sekitar 50 gram mengandung sekitar 20 gram karbohidrat. Sedangkan satu porsi nasi putih sekitar 100 gram mengandung sekitar 40 gram karbohidrat.
"Pankreasmu bisa rusak jika terus konsumsi mi instan sama nasi. Siapa di sini yang kalau belum makan nasi, katanya belum makan?" kata Erwin Setiawan selaku food science technology dikutip dari akun Instagram pribadinya, @anakpanganindonesia, Rabu (12/6/2024).
"Apalagi budaya makan nasi lauknya mi instan. Kataknya kita semua pernah deh kayak begitu," sambungnya.
Konsumsi mi dan nasi bersamaan bisa menyebabkan kelebihan asupan karbohidrat. Mengonsumsi mi dan nasi bersamaan berarti mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori dan peningkatan kadar gula darah secara cepat.
"Asupan karbohidrat kita jadi berlebihan karena nasi dan mi sama-sama mengandung karbohidrat yang tinggi dan kita jadi kekenyangan berlebihan," jelasnya.
"Akhirnya kita jadi tidak mengonsumsi sumber nutrisi yang lain dan tubuh menjadi kekurangan nutrisi," sambungnya.
Mi dan nasi putih umumnya rendah serat. Kurangnya serat dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
"Meningkatkan risiko diabetes. Hal ini terjadi sebab pankreasmu bekerja sangat keras buat mengubah karbohidrat menjadi glukosa," ujarnya.
"Jika terus-menerus terjadi, bisa menyebabkan pankreasmu rusak," lanjutnya.
Sementara itu, konsumsi mi dan nasi bersamaan secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko obesitas. Di mana kelebihan asupan kalori dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan obesitas.
Konsumsi gula darah tinggi secara kronis dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Kelebihan kalori dan kolesterol dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung. Kurangnya serat dapat menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.
Agar lebih sehat, batasi frekuensi makan mi dan nasi. Konsumsi mi dan nasi bersamaan tidak perlu dihindari sepenuhnya, namun batasi frekuensinya. Selian itu, pastikan porsinya lebih kecil.
Kemudian penting menambahkan protein dan serat. Konsumsi mi dan nasi bersama protein seperti telur, ayam, atau ikan dan sayur-sayuran untuk menambah serat dan menyeimbangkan asupan nutrisi.
Pilih mi gandum utuh dan nasi merah yang memiliki kandungan serat lebih tinggi. Hindari menggoreng mi dan nasi. Pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus.
(dra)