Atraksi Wisata Air Baru di Labuan Bajo, Menyusuri Hutan Mangrove dengan Kayak

Minggu, 16 Juni 2024 - 14:04 WIB
loading...
Atraksi Wisata Air Baru...
Labuan Bajo ternyata juga memiliki atraksi wisata kayaking alias olahraga air dengan kayak, yakni sebuah perahu yang menggunakan dayung. Foto/Istimewa
A A A
LABUAN BAJO - Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur terkenal berkat pantainya yang eksotis serta spot wisata bahari yang mendunia. Selain itu, Labuan Bajo ternyata juga memiliki atraksi wisata kayaking alias olahraga air dengan kayak, yakni sebuah perahu yang menggunakan dayung.

Atraksi kayaking di Labuan Bajo menawarkan pengalaman wisata menyusuri hutan mangrove dengan jarak tempuh medium track selama 30 menit dan long track selama 1 jam. Pengalaman wisata kayaking ini juga menawarkan keindahan alam yang sangat berbeda dari daya tarik lain yang selama ini dijumpai di Labuan Bajo.

Hal itulah yang mendasari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk memberikan berbagai dukungan terhadap pengembangan atraksi di 11 Wilayah Koordinatif Floratama. Salah satunya melalui Pengembangan Atraksi Wisata Mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng, yang diharapkan dapat memperkuat brand destinasi desa tersebut yang saat ini sedang mengembangkan atraksi kayak.



Pengembangan atraksi ini juga didukung oleh kolaborasi berbagai pihak yaitu dari Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat serta World Wide Fund for Nature (WWF).

Menyusuri kawasan hutan mangrove yang asri di antara terpaan sinar matahari menjadikan destinasi ini layak untuk dikunjungi. Dukungan BPOLBF terhadap pengembangan atraksi yang dikelola Pokdarwis Desa Tanjung Boleng Dusun Rangko ini salah satunya melalui penyerahan 2 unit kayak beserta 2 unit dayung dan 2 buah life jacket pada Rabu (12/6/2024) lalu.

Dukungan terhadap peningkatan kapasitas Pokdarwis juga dilakukan melalui penyusunan Standard Operating Procedure (SOP). Selain itu ada juga beberapa pedoman standar lain yang perlu dipahami pemandu wisata terutama dari sisi keamanan, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan saat atraksi berlangsung.

Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh menyampaikan bahwa BPOLBF hadir untuk mendorong dan mempercepat kesiapan destinasi wisata terhadap dinamika kunjungan wisatawan dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan wisatawan.

“Ini merupakan representasi dari semangat BPOLBF dan stakeholder terkait. Kami hadir untuk mendorong dan mempercepat kesiapan destinasi wisata dari dinamika kunjungan wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berbeda,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Sabtu (15/6/2024).

“Ini merupakan titik awal kami mendorong pengembangan wisata mangrove. Yang terutama adalah bahwa pengelola destinasi wisata juga harus memperhatikan aspek kemanan dengan menyusun SOP yang ketat agar bisa menawarkan paket wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan,” sambungnya.

Selaras dengan itu, Staf Ahli Bupati Manggarai Barat Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Ovan Adu menyampaikan bahwa penggunaan kayak harus memperhatikan SOP, khususnya terkait keamanan pengunjung atau wisatawan.

Ovan juga mengimbau masyarakat terutama Pokdarwis setempat untuk senantiasa menjaga kelestarian alam mangrove Dusun Rangko agar tetap bersih dari sampah plastik. Salah satunya yakni dengan mengimbau wisatawan untuk membawa tumbler air minum saat akan melakukan kegiatan kayaking dan tidak meninggalkan sampah plastik usai berkayaking.

“Kami berharap agar penggunaan atau pemanfaatan kayak ini selalu berpedoman pada SOP, karena harus menciptakan atraksi wisata yang aman. Salah satunya dengan tetap memperhatikan kondisi cuaca atau iklim, serta arus air,” tutur Ovan.

“Aktivitas kayak di hutan mangrove Dusun Rangko ini juga kami harapkan dapat memberi alternatif baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo,” lanjutnya.



Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Tanjung Boleng, Saharudin juga turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena sudah melihat potensi wisata mangrove Dusun Rangko, sehingga mampu dikembangkan.

“Kami berterima kasih kepada BPOLBF, Dinas Pariwisata Manggarai Barat, serta WWF karena sudah mendampingi kami dalam pengembangan atraksi wisata mangrove di Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng,” kata Saharudin.
Atraksi Wisata Air Baru di Labuan Bajo, Menyusuri Hutan Mangrove dengan Kayak

Istimewa

“Beberapa hal yang selama ini menjadi perhatian kami terhadap pengembangan destinasi wisata mangrove ini pelan-pelan sudah ditindaklanjuti dan kami berharap dengan 2 kayak yang difasilitasi oleh BPOLBF dapat kami manfaatkan secara optimal,” katanya lagi.

Dalam pengembangannya, Pokdarwis Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng ini juga didampingi oleh WWF, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan.

Dalam program kerja WWF di Desa Tanjung Boleng, WWF melakukan beberapa pendampingan dan pelatihan peningkatan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kelestarian mangrove sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya. Sosialisasi merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan mangrove serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian.

Tim Marine Tourism Officer WWF Elisabeth Klara menyampaikan, Pokdarwis di Dusun Rangko menyadari bahwa potensi mangrove tidak boleh rusak, sehingga WWF selalu memberikan pendampingan dalam melakukan aksi penanaman mangrove untuk menjaga kelestarian mangrove Dusun Rangko, Desa Tanjung Boleng.

“Untuk WWF sendiri, isu fokusnya adalah untuk konservasi mangrove. Para Pokdarwis juga menyadari bahwa potensi mangrove ini tidak boleh rusak atau hilang,” ujarnya.

Pengembangan atraksi destinasi wisata mangrove ini ke depannya diharapkan dapat menjadi daya tarik baru yang diminati oleh para wisatawan serta menjadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan bagi warga setempat. Jarak Dusun Rangko dari Kota Labuan Bajo yang hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam melalui jalan aspal ini memudahkan aksesibilitas bagi para wisatawan untuk berkendara.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1614 seconds (0.1#10.140)