Viral Aksi Perempuan Makan Daging Kambing Mentah, Ini Bahayanya buat Tubuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jagat maya baru-baru ini dihebohkan dengan video viral yang menampilkan aksi seorang perempuan menyantap daging kambing mentah.
Dalam video yang beredar di media sosial, perempuan itu tampak melahap daging kambing bagian kaki yang telah dikuliti. Tidak hanya itu, ia bahkan melakukan aksi tersebut sambil menenteng potongan kepala kambing di tangan lainnya.
Perempuan tersebut juga tampak menyantap daging kambing mentah itu dengan lahap. Sampai-sampai daging di bagian ujung kaki tak bersisa dan hanya menyisakan tulang. Ia terus saja menggerogoti daging di bagian paha secara ‘barbar’.
Video tersebut lantas viral dan banjir kecaman dari warganet. Tidak sedikit yang dibuat mual dengan aksi perempuan itu. Pasalnya, seperti diketahui, daging mentah tentu tidak higienis untuk langsung disantap karena mengandung banyak bakteri dan sumber penyakit.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Yahya Berkahanto Juwana. Menurutnya, mengonsumsi daging dalam keadaan mentah berpotensi menularkan berbagai jenis penyakit yang ada di hewan ke manusia. Misalnya, bahaya bakteri hingga parasit.
“Jadi ya memang sebaiknya makanan itu harus secara higenis ya. Dan kalau misalnya mentah, kemungkinan besar tidak dikelola secara higenis,” ujar dr. Yahya saat diwawancara di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
“Jadi yang dikhawatirkan juga penyakit-penyakit yang ada di daging itu akan menularkan juga kepada manusia. Seperti cacing, segala macam,” lanjutnya.
Bahkan, American Society for Nutritional Sciences pada Oktober 2005 mencatat sebuah penelitian di Jerman, yang mengumpulkan data tentang orang yang suka makan makanan mentah. Para periset memeriksa pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh, terutama jantung.
Mereka menemukan bahwa efek makan makanan mentah berpengaruh pada kadar kolesterol dan trigliserida seseorang. Selanjutnya, makanan mentah yang dimakan secara terus-menerus bisa berimbas pada naiknya kadar homosistein, yaitu sejenis asam amino yang dipercaya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Menanggapi hal tersebut, dr. Yahya menerangkan, risiko itu bisa saja terjadi. Mengingat proses memasak pada makanan memiliki tujuan untuk membunuh kuman dan bakteri serta parasit penyebab naiknya kadar homosistein.
“Tapi ada juga yang misalnya daging mentah ikan, seperti sashimi, mungkin juga nggak apa-apa. Tapi untuk di beberapa daerah harus hati-hati. Misalnya kandungannya,” ungkap dia.
“Jadi mana yang lebih baik ya tentunya yang dikelola secara higienis. Karena kan makanan dimatangkan untuk membunuh kuman-kuman itu juga,” imbuhnya.
Tidak hanya pada daging mentah, daging matang yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan juga bisa memicu risiko penyakit jantung. Meski begitu, jika dibandingkan dengan orang-orang Eropa, dr. Yahya menilai, orang-orang Asia cenderung tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi daging. Sehingga, mengonsumsi daging bukan menjadi satu-satunya faktor risiko seseorang terkena penyakit jantung.
“Sebenarnya makan daging kalau untuk orang Indonesia, orang Asia, itu tidak berlebihan ya dibandingkan kalau misalnya orang Eropa, orang barat. Mereka kan makan steak, segala macam. Kalau kita kan konsumsinya tidak terlalu banyak,” tuturnya.
“Tapi kalau untuk jantung, daging sebenarnya kalau misalnya dikonsumsi tidak berlebihan, lalu juga memang tidak ada riwayat kolestrol, ya seperti biasa aja. Tapi setiap orang bisa berbeda-beda ya. Nah ini harus selalu dicari tiap orang itu nggak bisa digeneralisir. Jadi harus individu per individu,” pungkas dr. Yahya.
Dalam video yang beredar di media sosial, perempuan itu tampak melahap daging kambing bagian kaki yang telah dikuliti. Tidak hanya itu, ia bahkan melakukan aksi tersebut sambil menenteng potongan kepala kambing di tangan lainnya.
Perempuan tersebut juga tampak menyantap daging kambing mentah itu dengan lahap. Sampai-sampai daging di bagian ujung kaki tak bersisa dan hanya menyisakan tulang. Ia terus saja menggerogoti daging di bagian paha secara ‘barbar’.
Video tersebut lantas viral dan banjir kecaman dari warganet. Tidak sedikit yang dibuat mual dengan aksi perempuan itu. Pasalnya, seperti diketahui, daging mentah tentu tidak higienis untuk langsung disantap karena mengandung banyak bakteri dan sumber penyakit.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Yahya Berkahanto Juwana. Menurutnya, mengonsumsi daging dalam keadaan mentah berpotensi menularkan berbagai jenis penyakit yang ada di hewan ke manusia. Misalnya, bahaya bakteri hingga parasit.
“Jadi ya memang sebaiknya makanan itu harus secara higenis ya. Dan kalau misalnya mentah, kemungkinan besar tidak dikelola secara higenis,” ujar dr. Yahya saat diwawancara di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
“Jadi yang dikhawatirkan juga penyakit-penyakit yang ada di daging itu akan menularkan juga kepada manusia. Seperti cacing, segala macam,” lanjutnya.
Bahkan, American Society for Nutritional Sciences pada Oktober 2005 mencatat sebuah penelitian di Jerman, yang mengumpulkan data tentang orang yang suka makan makanan mentah. Para periset memeriksa pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh, terutama jantung.
Mereka menemukan bahwa efek makan makanan mentah berpengaruh pada kadar kolesterol dan trigliserida seseorang. Selanjutnya, makanan mentah yang dimakan secara terus-menerus bisa berimbas pada naiknya kadar homosistein, yaitu sejenis asam amino yang dipercaya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Menanggapi hal tersebut, dr. Yahya menerangkan, risiko itu bisa saja terjadi. Mengingat proses memasak pada makanan memiliki tujuan untuk membunuh kuman dan bakteri serta parasit penyebab naiknya kadar homosistein.
“Tapi ada juga yang misalnya daging mentah ikan, seperti sashimi, mungkin juga nggak apa-apa. Tapi untuk di beberapa daerah harus hati-hati. Misalnya kandungannya,” ungkap dia.
“Jadi mana yang lebih baik ya tentunya yang dikelola secara higienis. Karena kan makanan dimatangkan untuk membunuh kuman-kuman itu juga,” imbuhnya.
Tidak hanya pada daging mentah, daging matang yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan juga bisa memicu risiko penyakit jantung. Meski begitu, jika dibandingkan dengan orang-orang Eropa, dr. Yahya menilai, orang-orang Asia cenderung tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi daging. Sehingga, mengonsumsi daging bukan menjadi satu-satunya faktor risiko seseorang terkena penyakit jantung.
“Sebenarnya makan daging kalau untuk orang Indonesia, orang Asia, itu tidak berlebihan ya dibandingkan kalau misalnya orang Eropa, orang barat. Mereka kan makan steak, segala macam. Kalau kita kan konsumsinya tidak terlalu banyak,” tuturnya.
“Tapi kalau untuk jantung, daging sebenarnya kalau misalnya dikonsumsi tidak berlebihan, lalu juga memang tidak ada riwayat kolestrol, ya seperti biasa aja. Tapi setiap orang bisa berbeda-beda ya. Nah ini harus selalu dicari tiap orang itu nggak bisa digeneralisir. Jadi harus individu per individu,” pungkas dr. Yahya.
(tsa)