Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Masyarakat Liburan di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuka peluang emas bagi masyarakat Indonesia untuk berlibur di dalam negeri. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak masyarakat memanfaatkan situasi ini dengan liburan di Indonesia.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan bahwa pihaknya turut berupaya menguatkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari sisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Salah satunya, dengan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dengan menunda perjalanan ke luar negeri. Sebagai gantinya, Nia mendorong masyarakat untuk berwisata di Indonesia.
Pasalnya, hal tersebut menyebabkan kebocoran devisa. Karena itu, Nia menegaskan Kemenparekraf akan lebih berupaya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (Wisman) lebih banyak karena akan mendatangkan devisa.
"Wisnus ini penting, ibaratnya kantong kanan dan kantong kiri, terjadi pergerakan ekonomi antar kantong," kata Nia saat The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, baru-baru ini.
"Sementara, jika wisman itu ibaratnya kantong uang yang bertambah (Devisa)," tambahnya.
Nia juga menegaskan, sektor pariwisata merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia dan menjadi penyumbang devisa utama.
"Oleh karena itu saya ingin sampaikan berliburlah di Indonesia, karena ketika kita berlibur ke luar negeri artinya devisa kita bocor," jelasnya.
"Padahal kita perlu banget devisa. Kita perlu menambah devisa dengan meningkatkan wisman," lanjutnya.
Nia menyampaikan bahwa wisnus memiliki tingkat belanja yang cukup tinggi ketika berlibur. Di antaranya 22,82 persen untuk akomodasi, 17, 69 persen untuk makanan dan minuman, 20,93 persen untuk angkutan, 9,33 persen di cendera mata, pengeluaran untuk belanja 8,24 persen, dan untuk jasa hiburan 7,28 persen.
"Wisnus sudah mulai ada perubahan. Kalau dahulu menginap di rumah saudara karakteristiknya, sekarang tidak. Mereka sudah menggunakan hotel," ujarnya.
"Selain itu, konsumsi makanan yang dahulu membawa bekal, kini mereka pergi ke resto atau tempat makan," sambungnya.
Wisnus dan wisman dapat meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB atau keduanya memiliki peranan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pergerakan wisnus untuk pergerakan ekonomi, sedangkan pergerakan wisman untuk meningkatkan devisa.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan bahwa pihaknya turut berupaya menguatkan kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari sisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Salah satunya, dengan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) dengan menunda perjalanan ke luar negeri. Sebagai gantinya, Nia mendorong masyarakat untuk berwisata di Indonesia.
Pasalnya, hal tersebut menyebabkan kebocoran devisa. Karena itu, Nia menegaskan Kemenparekraf akan lebih berupaya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (Wisman) lebih banyak karena akan mendatangkan devisa.
"Wisnus ini penting, ibaratnya kantong kanan dan kantong kiri, terjadi pergerakan ekonomi antar kantong," kata Nia saat The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, baru-baru ini.
"Sementara, jika wisman itu ibaratnya kantong uang yang bertambah (Devisa)," tambahnya.
Nia juga menegaskan, sektor pariwisata merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia dan menjadi penyumbang devisa utama.
"Oleh karena itu saya ingin sampaikan berliburlah di Indonesia, karena ketika kita berlibur ke luar negeri artinya devisa kita bocor," jelasnya.
"Padahal kita perlu banget devisa. Kita perlu menambah devisa dengan meningkatkan wisman," lanjutnya.
Nia menyampaikan bahwa wisnus memiliki tingkat belanja yang cukup tinggi ketika berlibur. Di antaranya 22,82 persen untuk akomodasi, 17, 69 persen untuk makanan dan minuman, 20,93 persen untuk angkutan, 9,33 persen di cendera mata, pengeluaran untuk belanja 8,24 persen, dan untuk jasa hiburan 7,28 persen.
"Wisnus sudah mulai ada perubahan. Kalau dahulu menginap di rumah saudara karakteristiknya, sekarang tidak. Mereka sudah menggunakan hotel," ujarnya.
"Selain itu, konsumsi makanan yang dahulu membawa bekal, kini mereka pergi ke resto atau tempat makan," sambungnya.
Wisnus dan wisman dapat meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB atau keduanya memiliki peranan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pergerakan wisnus untuk pergerakan ekonomi, sedangkan pergerakan wisman untuk meningkatkan devisa.
(dra)