Mirazur Dinobatkan sebagai Restoran dengan Sajian Terenak

Kamis, 27 Juni 2019 - 06:59 WIB
Mirazur Dinobatkan sebagai Restoran dengan Sajian Terenak
Mirazur Dinobatkan sebagai Restoran dengan Sajian Terenak
A A A
SINGAPURA - Restoran Mirazur di Prancis dinobatkan sebagai restoran nomor satu di dunia tahun ini setelah berhasil meningkatkan layanan dan menjaga cita rasa. Restoran milik koki asal Argentina, Mauro Colagreco, yang berada di Menton, Prancis, itu berhasil merangkak tiga peringkat dari setahun sebelumnya.

Mirazur menggunakan seni arsitek bangunan tahun 1930-an. Lokasinya unik karena berada di garis perbatasan antara Prancis dan Italia. Gedung itu juga terletak di bawah kaki gunung dan menghadap ke laut. Beberapa menu khasnya ialah tepung tiram, krem bawang, dan pir dengan harga sekitar 160–260 euro per porsi.

“Tahun ini menjadi tahun yang luar biasa karena kami meraih tiga bintang Michelin dan penghargaan dari 50 Restoran Terbaik Dunia pada waktu yang berdekatan,” ujar Colagreco saat pengumuman di Singapura, Selasa (25/6). Colagreco bertekad akan berusaha memperluas lahan perkebunan miliknya yang kini baru seluas lima hektare. Dedikasinya dalam memasak sangat tinggi.

Selain menganggapnya sebagai sebuah karya seni, dia juga cenderung terdorong memilih bahan-bahan alami seperti sayuran, biji-bijian, dedaunan hingga jamur. “Ketika dua sayuran tumbuh berdampingan secara alami, mereka harus dimasak bersamaan,” ujar Colagreco. Pada tahun ini, daftar kandidat 50 Restoran Terbaik Dunia bertambah dari 100 menjadi 120, sesuai dengan hari jadi ke-120 sponsor utama San Pellegrino. Atas hal itu beberapa restoran baru telah bermunculan.

Capaian Mirazur juga sekaligus menjadikan Prancis untuk pertama kali menduduki posisi puncak sejak 18 tahun terakhir. Kenaikan peringkat Mirazur di dalam daftar 50 Restoran Terbaik Dunia juga didorong adanya perubahan aturan penilaian. Para eksekutif sepakat untuk tidak memasukkan juara bertahan kembali ke posisi atas.

Seperti dilansir TIME, juara bertahan kini dipindahkan ke dalam kategori Best of the Best. Restoran itu di antaranya ialah Osteria Francescana milik koki modern Massimo Bottura di Modena yang menang sebanyak dua kali, Eleven Madison Park yang menang pada 2017, El Cellar de Can Roca, dan restoran original Noma.

Cabang Noma yang dibuka di lokasi berbeda di Kopenhagen dengan daftar menu baru berpeluang menduduki posisi pertama. Namun peluang itu gagal. Meski demikian, sebagai pendatang baru, Noma 2.0 berhasil meroket ke posisi kedua. Editor 50 Restoran Terbaik Dunia William Drew mengatakan penilaian didasarkan pada bermacam hal.

“Kriteria yang kami gunakan, termasuk lokasi dan konsep menu, tidak hanya memungkinkan Noma 2.0 bersaing ketat dengan restoran lain, tapi juga penilaiannya menjadi lebih objektif,” ujar Drew. Noma 2.0 sempat menjadi restoran favorit juara yang akan menduduki posisi teratas saat pengumuman dilakukan di Singapura.

Kategori Best of the Best juga menjadi tempat nyaman bagi beberapa eks restoran papan atas yang mengalami penurunan reputasi. Fat Duck in Bray dari Inggris juga masuk Best of the Best meski pada tahun lalu lengser ke posisi ke-74. Pemilik restoran Heston Blumenthal mengaku tetap optimistis dengan bisnisnya itu.

Perubahan di dalam daftar 50 Restoran Terbaik Dunia cukup signifikan bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Beberapa restoran langsung berada di posisi yang tinggi. Atelier Crenn dari San Fransisco, Amerika Serikat (AS), misalnya yang langsung berada di posisi ke-35 dan The Chairman dari Cantonese yang berada di posisi ke-41.

Restoran asal Singapura, Odette, sukses melampaui 20 besar dan masuk ke posisi ke-18. Namun beberapa restoran ternama mengalami penurunan dramatis. Attica dari Melbourne, Australia, jatuh sebanyak 64 peringkat ke posisi ke-84. Begitu juga Arzak dari San Sebastian, Spanyol, yang jatuh sebanyak 53 peringkat ke posisi ke-31.

Selama lebih dari 13 tahun, Noma menjadi panutan. Restoran itu sering memperoleh ulasan positif dan memuncaki daftar restoran terbaik dunia hingga menjadikan koki Rene Redzepi terkenal bak selebritas. Dikenal sebagai rumah makan asli bangsa Nordik, Noma berhasil memanjakan lidah para penikmat kuliner dunia.

Pada 2015, Redzepi menutup Noma untuk berkeliling dunia. Berita itu cukup mengagetkan jagat kuliner. Namun tiga tahun kemudian dia kembali membuka Noma dengan versi yang berbeda. Di dalam buku Hungry karangan jurnalis Jeff Gordinier, Redzepi disebut menemukan cita rasa baru di Syndey, Tulum hingga Merida.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8959 seconds (0.1#10.140)