Perlu Diajarkan ke Anak Sejak Dini, Edukasi Seks Bukan Hal Tabu

Senin, 24 Agustus 2020 - 14:15 WIB
loading...
Perlu Diajarkan ke Anak Sejak Dini, Edukasi Seks Bukan Hal Tabu
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Edukasi soal seks sering kali dianggap tabu. Padahal, di era digital seperti sekarang pajanan pornografi amat deras dan rentan membuat anak terpapar dini. Kapan edukasi seks tepat diberikan kepada anak?

Di zaman digital sekarang anak-anak rentan terpapar konten pornografi lantaran kemudahan mengakses internet. Game online, misalnya, dengan karakter yang berbadan seksi dan pakaian terbuka, amat mungkin merangsang nafsu seksual anak dan menjadi permulaan anak mengenal pornografi.

Hal ini dibenarkan oleh dr Eva Harmoniati SpA (K). “Orang tua harus hati-hati juga karena suka muncul iklan konten dewasa di game online tersebut. Makanya seharusnya orang tua menyetting khusus sebagai filter sehingga game yang dimainkan anak, aman,” bebernya dalam Instagram Live IDAI.

Ia melanjutkan, pornografi amat berbahaya. Jika anak menonton suatu tayangan yang belum ia pahami tapi menimbulkan rasa senang, maka otak akan mengeluarkan hormon dopamin. Pada kesempatan berikut, dia akan mencari lagi hal yang bisa membuatnya merasa senang. Dampaknya, anak bisa kecanduan yang sama seperti kecanduan narkoba. (Baca: Apakah Hiperseksual Termasuk Masalah Kesehatan Mental?)

Karena itulah, harus dilakukan pencegahan agar anak tidak terpapar konten pornografi sejak dini. Misalnya jika anak sudah bisa mengakses internet atau sudah diberikan gadget sendiri, maka orang tua harus kasih aturan. Salah satunya dengan menasehati untuk tidak mengklik sembarangan iklan atau tayangan yang beredar selama mengakses internet.

“Atau buat aturan, boleh mengakses internet tapi hanya di ruang keluarga, jadi orang tua bisa mengawasi selama anak main internet. Beri aturan juga mengenai kapan dan di mana anak boleh mengaksesnya,” sebut dr Eva.

Jangan lupa kasih penjelasan kepada anak kenapa dia tidak boleh melihat tayangan atau konten yang bukan untuk usianya. Beri tahu anak bahwa tayangan seperti itu tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya. “Dengan begitu, anak mendapatkan edukasi seks dari orang tua, bukan dari sumber lain yang tidak tepat,” kata dr Eva.

Menurutnya, anak boleh mengakses internet rata-rata di usia 13 tahun ke atas untuk tayangan yang ada konten pornografinya namun masih bisa dikatakan wajar. Ini untuk remaja yang sudah memiliki bekal edukasi seks. Berbekal edukasi ini, anak sudah paham tentang fungsi organ seksual mereka, bagaimana menggunakan dan bertanggung jawab atas organ seksual mereka.

Alangkah baiknya kalau orang tua bisa mendampingi anak yang akan mengakses media sosial sehingga anak tidak terpapar konten yang belum seharusnya mereka lihat. Dikatakan dr Eva, edukasi seks sendiri bagi anak bisa dimulai sejak usia 12 bulan. Di usia 2-3 tahun, anak sudah mulai diajari cara membedakan jenis kelamin perempuan atau laki-laki. (Baca juga: Kapal Perang Paling Berbahaya Rusia Admiral Nakhirov Siap Dimunculkan Lagi)

Di usia ini mereka umumnya masih dibantu untuk buang air kecil atau besar. Nah, orang tua bisa sekalian mengenalkan bahwa ini namanya vagina atau penis, dan tidak boleh dipegang atau dilihat orang lain. Ini menandakan kamu laki-laki atau perempuan.

Sementara di usia prasekolah, anak diberi batasan terkait siapa yang boleh pegang atau lihat dia ketika tidak mengenakan busana, dan kenalkan rasa malu sehingga anak tidak sembarangan membuka baju di hadapan orang lain ketika akan mandi atau berganti pakaian.

Menginjak usia 6-8 tahun, barulah orang tua bisa menjelaskan jika sang anak bertanya mengapa bisa ada adik bayi di perut ibu. Tapi kalaupun anak tidak bertanya, orang tua bisa menjelaskan tentang hal ini di usia pubertas. Misalkan anak bertanya pertanyaan kritis, seperti dari mana datangnya adik bayi, sebaiknya orang tua balas bertanya apa yang ia ketahui tentang itu. Barulah orang tua kemudian meluruskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. (Lihat videonya: Pembunuh Keji Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap)

Sementara itu, Nadine Thornhill, edukator seks, mengatakan, orang tua seharusnya menjelaskan kepada anak perihal konten pornografi yang ada di internet. “Jelaskan dengan tenang bahwa itu website tentang orang dewasa dan hanya orang dewasa yang boleh mengaksesnya,” ujarnya, dikutip dari Todaysparent.

Mengenalkan kepada anak internet agar ia melek digital, bukanlah hal yang salah. Namun, orang tua tetap harus mengawasi dan membimbing anak agar dia tidak terpapar materi pornografi yang akan membawa akibat buruk baginya kelak. (Sri Noviarni)

Tips Aman Ajarkan Seks kepada anak

Berikut adalah beberapa tips dalam menyampaikan edukasi seks kepada anak dikutip dari Aboutkidshealth:

1. Pikirkan bagaimana Anda sendiri dikenalkan kepada seks sewaktu kecil. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah menginginkan anak mendapatkan pengalaman yang serupa atau berbeda.

2. Jelaskan anak sesuai dengan usianya. Tidak perlu memberikan jawaban atas suatu pertanyaan yang belum ia tanyakan. Jangan menjejali mereka dengan terlalu banyak informasi.

3. Ketika anak bertanya tentang seks, tanya kembali kepada mereka apa yang mereka sudah ketahui atau dengar sejauh ini. Dari sini Anda bisa mengoreksi misinformasi dari permulaan. Dengan berdialog juga memberikan Anda waktu untuk berpikir. Amat penting untuk mengetahui apa yang anak ketahui.

4. Anak bisa tahu jika orang tua berbohong. Kalau sudah begitu, salah-salah anak malah tidak akan percaya dengan orang tua dan tidak ingin menerima informasi dari Anda. Kalau Anda tidak tahu, katakan saja sejujurnya, dan Anda bisa mencari jawabannya dengan anak bersama di internet atau buku.

5. Anda bisa mendapatkan panduan mengenalkan edukasi seks kepada anak lewat buku.

6. Jika anak belum lagi bertanya tentang seks, maka Andalah yang mengawalinya. Beberapa anak cenderung pemalu. Jangan menunggu, berinisiatiflah untuk memulai. Tanyakan apa yang mereka ketahui. Anda bisa mengambil contoh dari hewan yang berkembang biak untuk meneruskan generasinya.

7. Jangan kaget jika sedang berada di tempat umum tiba-tiba anak bertanya dari mana datangnya adik bayi. Anda tidak harus langsung menjelaskan. Katakan,”Pertanyaan bagus nanti ibu jawab di mobil yah”. Momen seperti ini adalah kesempatan baik untuk menjelaskannya.

8. Perlu diingat bahwa edukasi seks adalah proses yang berkelanjutan. Anak butuh informasi yang diulang agar paham. (Sri Noviarni)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1487 seconds (0.1#10.140)