Album Rock Kontroversial, dari Sex Pistols hingga Marilyn Manson
A
A
A
SEJUMLAH album musisi rock papan atas dunia memantik kontroversi usai diluncurkan. Selain kejeniusan dalam mengolah nada, konten yang sematkan di dalam album-album tersebut memantik sejumlah reaksi dari khalayak umum. Entah itu lirik lagu maupun sampul albumnya. Berikut album rock kontroversial yang pernah diluncurkan. (Baca juga: 10 Rockstar Terkaya, Ada yang Kekayaannya mencapai Rp14 Triliun )
1. Rage Against the Machine - Self Titled (1992)
Rage Against the Machine (RATM) dikenal sebagai band nyentrik di zamannya. Tom Morello dkk kerap dicekal dan tak diizinkan manggung di sejumlah konser lantaran isu-isu politik yang mereka angkat.
Lewat album self-titled yang dirilis tahun 1992, RATM menggemparkan dunia dengan dituangkannya gelombang protes ke dalam karya musik. Sampul artwork album ini adalah foto seorang biksu asal Vietnam Thich Quang Duc yang membakar dirinya. Seolah-olah, RATM ingin menegaskan bahwa mereka sangat anti politik. (Baca juga: Album Musik Rock Terlaris Sepanjang Masa, Pink Flyod Pertama )
2. Marilyn Manson - Mechanical Animals (1998)
Sosok Marilyn Manson sulit dilepaskan dari kontroversi. Pasca melepas album studio ketiga, Mechanical Animals (1998), ia dikaitkan dengan Tragedi Columbine. Sebuah peristiwa penembakan massal pada 1999 di SMA Columbine, melibatkan siswa Eric Harris dan Dylan Klebold. Segelintir pihak mengklaim bahwa lirik-lirik eksplisit pada konten album Mechanical Animals turut memengaruhi psikis Eric Harris dan Dylan Klebold.
3. Sex Pistols - Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols (1977)
Ledakan arus punk memuncak ketika album debut Sex Pistols yakni Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols rilis pada 1977. Tak hanya memercik geliat punk secara global, album ini seolah muncul memberi sinyal kuat kepada publik bahwa revolusi punk tengah bergemuruh.
Album Sex Pistols ini dianggap sebagai salah satu artefak penting di kancah punk. Johnny Rotten dkk menebar kontroversi dengan muatan lirik-lirik lagu menentang rezim pemerintahan. Dua lagu yang paling dikenal yakni God Save the Queen dan Anarchy in the U.K. yang merupakan contoh luapan amarah mereka terhadap pihak penguasa.
4. Slayer - Reign in Blood (1986)
Di pertengahan 80-an, nama Slayer mencuat di belantara musik cadas bawah tanah. Puncaknya, saat album ketiga legendaris mereka, Reign in Blood dirilis pada 1986. Diproduseri oleh Rick Rubin, album ini ternyata turut mengundang polemik. Artwork yang didesain oleh Larry Carroll menuai kontroversi, lantaran menggambarkan objek absurd berbau satanisme di dalamnya. Ditambah lagi konten-konten pada lirik eksplisit yang ditampilkan Slayer di album tersebut.
5. Cannibal Corpse - Tomb of the Mutilated (1992)
Sudah menjadi bagian dari identitas visual bagi mayoritas band ekstrem metal untuk menampilkan gambar bertema sadis. Seperti halnya yang dilakukan oleh punggawa death metal, Cannibal Corpse.
Di album ketiga mereka, Tomb of the Mutilated yang rilis pada 1992, band asal New York ini sempat menuai kontroversi di berbagai pihak, utamanya badan sensor. Tomb of the Mutilated menampilkan sampul artwork yang terlampau eksplisit, dengan percikan darah serta objek tak senonoh di dalamnya. Alhasil album ini terpaksa dilarang beredar di negaranya Jerman. (Baca juga: 10 Aksi Kontroversial dalam Sejarah Musik Rock )
1. Rage Against the Machine - Self Titled (1992)
Rage Against the Machine (RATM) dikenal sebagai band nyentrik di zamannya. Tom Morello dkk kerap dicekal dan tak diizinkan manggung di sejumlah konser lantaran isu-isu politik yang mereka angkat.
Lewat album self-titled yang dirilis tahun 1992, RATM menggemparkan dunia dengan dituangkannya gelombang protes ke dalam karya musik. Sampul artwork album ini adalah foto seorang biksu asal Vietnam Thich Quang Duc yang membakar dirinya. Seolah-olah, RATM ingin menegaskan bahwa mereka sangat anti politik. (Baca juga: Album Musik Rock Terlaris Sepanjang Masa, Pink Flyod Pertama )
2. Marilyn Manson - Mechanical Animals (1998)
Sosok Marilyn Manson sulit dilepaskan dari kontroversi. Pasca melepas album studio ketiga, Mechanical Animals (1998), ia dikaitkan dengan Tragedi Columbine. Sebuah peristiwa penembakan massal pada 1999 di SMA Columbine, melibatkan siswa Eric Harris dan Dylan Klebold. Segelintir pihak mengklaim bahwa lirik-lirik eksplisit pada konten album Mechanical Animals turut memengaruhi psikis Eric Harris dan Dylan Klebold.
3. Sex Pistols - Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols (1977)
Ledakan arus punk memuncak ketika album debut Sex Pistols yakni Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols rilis pada 1977. Tak hanya memercik geliat punk secara global, album ini seolah muncul memberi sinyal kuat kepada publik bahwa revolusi punk tengah bergemuruh.
Album Sex Pistols ini dianggap sebagai salah satu artefak penting di kancah punk. Johnny Rotten dkk menebar kontroversi dengan muatan lirik-lirik lagu menentang rezim pemerintahan. Dua lagu yang paling dikenal yakni God Save the Queen dan Anarchy in the U.K. yang merupakan contoh luapan amarah mereka terhadap pihak penguasa.
4. Slayer - Reign in Blood (1986)
Di pertengahan 80-an, nama Slayer mencuat di belantara musik cadas bawah tanah. Puncaknya, saat album ketiga legendaris mereka, Reign in Blood dirilis pada 1986. Diproduseri oleh Rick Rubin, album ini ternyata turut mengundang polemik. Artwork yang didesain oleh Larry Carroll menuai kontroversi, lantaran menggambarkan objek absurd berbau satanisme di dalamnya. Ditambah lagi konten-konten pada lirik eksplisit yang ditampilkan Slayer di album tersebut.
5. Cannibal Corpse - Tomb of the Mutilated (1992)
Sudah menjadi bagian dari identitas visual bagi mayoritas band ekstrem metal untuk menampilkan gambar bertema sadis. Seperti halnya yang dilakukan oleh punggawa death metal, Cannibal Corpse.
Di album ketiga mereka, Tomb of the Mutilated yang rilis pada 1992, band asal New York ini sempat menuai kontroversi di berbagai pihak, utamanya badan sensor. Tomb of the Mutilated menampilkan sampul artwork yang terlampau eksplisit, dengan percikan darah serta objek tak senonoh di dalamnya. Alhasil album ini terpaksa dilarang beredar di negaranya Jerman. (Baca juga: 10 Aksi Kontroversial dalam Sejarah Musik Rock )
(poe)