Komitmen L'oreal Indonesia untuk Hadirkan Inovasi Kecantikan Berbasis Sains
loading...
A
A
A
JAKARTA - Didukung Evaluation Intelligence (EI) Center yang telah hadir di Tanah Air sejak 2012, L’Oreal Indonesia berkomitmen untuk memberikan inovasi yang menjawab kebutuhan unik konsumen.
Di L’Oreal, visi create the beauty that moves the world juga direalisasikan melalui komitmen riset dan inovasi (R&I). Dengan jaringan global yang mencakup lebih dari 4.000 peneliti di seluruh dunia yang saling terkoneksi, L’Oreal terus menciptakan produk yang tidak hanya efektif, tetapi juga relevan bagi konsumen lokal.
“L’Oreal merupakan pionir di banyak aspek. Pewarna rambut komersial pertama di dunia, model epidermis rekonstruksi pertama, hingga ratusan paten setiap tahun. Inovasi-inovasi kami tidak terjadi dalam semalam. Proses ini memerlukan dedikasi yang tinggi, dan tidak mungkin diciptakan dalam waktu semalam," kata Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L'Oreal Indonesia.
"Di L’Oreal, kami memastikan setiap inovasi yang kami hadirkan benar-benar teruji dan memberikan manfaat nyata bagi konsumen," lanjutnya.
Konsumen Indonesia merupakan kelompok yang sangat penting bagi L’Oreal secara global. Hal ini terlihat dari peran sentral Evaluation Intelligence Center yang telah membantu peneliti L’Oreal dalam mendapatkan wawasan mengenai tren dan kebutuhan konsumen di Indonesia, hingga mengevaluasi aspek sensorik dari produk agar produk-produk L’Oréal dapat menjawab kebutuhan konsumen lokal.
Berada pada iklim tropis, beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia berakar pada paparan sinar UV, seperti penggelapan warna kulit dan masalah fotoproteksi hingga pigmentasi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang di seluruh dunia khawatir terhadap gangguan pigmentasi. Bahkan, angka tersebut meningkat di antara konsumen Indonesia, di mana 73% masyarakat Indonesia mengaku khawatir dengan kemungkinan gangguan pigmentasi. Inilah mengapa pigmentasi merupakan salah satu fokus utama L’Oreal.
Berbekal lebih dari 35 tahun penelitian, L’Oreal telah memimpin dalam penelitian pigmentasi dengan fokus utama pada pemahaman mekanisme pigmentasi kulit dan pengembangan produk yang aman, efektif, dan berkelanjutan. Inovasi ilmiah teranyar adalah Melasyl, molekul revolusioner yang dapat membantu mengatasi gangguan pigmentasi pada kulit.
Molekul yang telah dipatenkan oleh L’Oreal ini dikembangkan dan diuji melalui model kulit rekonstruksi berpigmen secara in-vitro (EPISKIN), inovasi metode alternatif tanpa pengujian hewan yang telah diadaptasi L’Oreal selama lebih dari 30 tahun.
“Penelitian tentang Melasyl telah dilakukan selama hampir 20 tahun di 13 negara. Molekul ini merupakan 1 dari 100.000 molekul yang kami uji, hingga akhirnya kami menemukan Melasyl. Di Indonesia sendiri, EI Center sangat berperan penting dalam mengevaluasi klaim efektivitas produk hingga pengalaman sensorik dari produk yang mengandung Melasyl, seperti aspek tekstur dari formula tersebut untuk memastikan produk ini nyaman dan mudah digunakan oleh konsumen di Indonesia,” kata Akash Tiwari, Head of Research and Innovation (R&I) L’Oreal Indonesia.
Di L’Oreal, visi create the beauty that moves the world juga direalisasikan melalui komitmen riset dan inovasi (R&I). Dengan jaringan global yang mencakup lebih dari 4.000 peneliti di seluruh dunia yang saling terkoneksi, L’Oreal terus menciptakan produk yang tidak hanya efektif, tetapi juga relevan bagi konsumen lokal.
“L’Oreal merupakan pionir di banyak aspek. Pewarna rambut komersial pertama di dunia, model epidermis rekonstruksi pertama, hingga ratusan paten setiap tahun. Inovasi-inovasi kami tidak terjadi dalam semalam. Proses ini memerlukan dedikasi yang tinggi, dan tidak mungkin diciptakan dalam waktu semalam," kata Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L'Oreal Indonesia.
"Di L’Oreal, kami memastikan setiap inovasi yang kami hadirkan benar-benar teruji dan memberikan manfaat nyata bagi konsumen," lanjutnya.
Konsumen Indonesia merupakan kelompok yang sangat penting bagi L’Oreal secara global. Hal ini terlihat dari peran sentral Evaluation Intelligence Center yang telah membantu peneliti L’Oreal dalam mendapatkan wawasan mengenai tren dan kebutuhan konsumen di Indonesia, hingga mengevaluasi aspek sensorik dari produk agar produk-produk L’Oréal dapat menjawab kebutuhan konsumen lokal.
Berada pada iklim tropis, beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia berakar pada paparan sinar UV, seperti penggelapan warna kulit dan masalah fotoproteksi hingga pigmentasi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang di seluruh dunia khawatir terhadap gangguan pigmentasi. Bahkan, angka tersebut meningkat di antara konsumen Indonesia, di mana 73% masyarakat Indonesia mengaku khawatir dengan kemungkinan gangguan pigmentasi. Inilah mengapa pigmentasi merupakan salah satu fokus utama L’Oreal.
Berbekal lebih dari 35 tahun penelitian, L’Oreal telah memimpin dalam penelitian pigmentasi dengan fokus utama pada pemahaman mekanisme pigmentasi kulit dan pengembangan produk yang aman, efektif, dan berkelanjutan. Inovasi ilmiah teranyar adalah Melasyl, molekul revolusioner yang dapat membantu mengatasi gangguan pigmentasi pada kulit.
Molekul yang telah dipatenkan oleh L’Oreal ini dikembangkan dan diuji melalui model kulit rekonstruksi berpigmen secara in-vitro (EPISKIN), inovasi metode alternatif tanpa pengujian hewan yang telah diadaptasi L’Oreal selama lebih dari 30 tahun.
“Penelitian tentang Melasyl telah dilakukan selama hampir 20 tahun di 13 negara. Molekul ini merupakan 1 dari 100.000 molekul yang kami uji, hingga akhirnya kami menemukan Melasyl. Di Indonesia sendiri, EI Center sangat berperan penting dalam mengevaluasi klaim efektivitas produk hingga pengalaman sensorik dari produk yang mengandung Melasyl, seperti aspek tekstur dari formula tersebut untuk memastikan produk ini nyaman dan mudah digunakan oleh konsumen di Indonesia,” kata Akash Tiwari, Head of Research and Innovation (R&I) L’Oreal Indonesia.