Gejala Infeksi Bakteri E. Coli pada Burger McD, Ini yang Dialami Penderitanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wabah infeksi bakteri E. coli yang berasal dari burger McDonald's (McD) telah menyebar di beberapa negara bagian Amerika. Kondisi ini memicu kekhawatiran setelah sejumlah korban mengalami gejala serius yang diduga terkait dengan menu tersebut.
Menurut laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wabah E. coli ini diduga disebabkan karena bawang bombai pada burger Quarter Pounder McD yang dipasok oleh perusahaan pemasok bawang yang berbasis di California, Taylor Farms.
Dilansir dari CNN, Sabtu (26/10/2024), tercatat 75 orang jatuh sakit dan satu orang meninggal dunia karena infeksi bakteri ini. Di mana kasus ini sedikitnya terjadi di 10 negara bagian.
Jenis bakteri yang menyebabkan wabah ini adalah E. coli O157:H7. "Dengan jenis E. coli tertentu yang telah menjadi berita, kelompok yang paling cenderung rentan adalah lansia dan anak-anak," kata dokter penyakit menular anak di Mayo Clinic Children's Center di Rochester, Minnesota, Dr. James Gaensbauer.
Meskipun E. coli sangat umum dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk infeksi saluran kemih dan flu perut, strain khusus ini bisa menyebabkan gejala gastrointestinal. Mulai dari kram perut, dan muntah yang harus diwaspadai.
"Dan yang terpenting diare yang menyakitkan yang terkadang bisa berdarah," jelas asisten profesor klinis kedokteran di Columbia University College of Physicians, Dr. Marcus Pereira.
"Beberapa orang juga dapat mengalami demam dan akhirnya mengalami dehidrasi karena tidak banyak makan atau minum saat diare. Kabar baiknya adalah, meskipun terkadang bisa parah, kebanyakan orang yang terkena E. coli O157:H7 sembuh dengan sendirinya," sambungnya.
E. coli atau Escherichia coli sendiri merupakan jenis bakteri umum yang hidup di usus manusia dan hewan, tetapi beberapa E. coli dapat membuat orang sakit. Orang dapat terinfeksi setelah menelan E. coli dari makanan atau air yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan hewan, lingkungan, atau orang lain tempat bakteri tersebut berada.
Departemen Kesehatan Colorado menyatakan, bahwa kebanyakan orang yang menderita infeksi akan mulai merasa sakit tiga hingga empat hari setelah makan atau minum sesuatu yang mengandung bakteri tersebut. Namun, penyakit dapat mulai muncul mulai dari satu hingga 10 hari setelah terpapar.
Sementara itu, FDA menjelaskan orang yang terinfeksi E. coli yang berbahaya dapat mulai merasakan gejala beberapa hari hingga sembilan hari setelah terpapar bakteri tersebut. Seseorang dapat menjalani tes untuk mengetahui keberadaan E. coli dalam tinjanya.
"Namun, pada umumnya, gejala yang harus diwaspadai orang adalah diare. Jenis diare parah yang disebabkan oleh E. coli sering kali dimulai dengan tinja yang encer, diare encer, tetapi kadang-kadang kemudian berkembang menjadi diare berdarah," ujar Gaensbauer.
Kebanyakan orang pulih tanpa pengobatan, setelah sekitar seminggu, tetapi beberapa mungkin mengalami masalah kesehatan serius dan perlu dirawat di rumah sakit.
"Ada jenis E. coli tertentu yang dikenal sebagai E. coli penghasil toksin Shiga, atau STEC, yang telah terlibat dalam wabah penyakit bawaan makanan yang serius. Orang yang terpapar bisa mengalami diare berdarah dan bahkan gagal ginjal," ungkap dokter gawat darurat dan profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Milken Institute, Universitas George Washington, Dr. Leana Wen.
Menurut laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), wabah E. coli ini diduga disebabkan karena bawang bombai pada burger Quarter Pounder McD yang dipasok oleh perusahaan pemasok bawang yang berbasis di California, Taylor Farms.
Dilansir dari CNN, Sabtu (26/10/2024), tercatat 75 orang jatuh sakit dan satu orang meninggal dunia karena infeksi bakteri ini. Di mana kasus ini sedikitnya terjadi di 10 negara bagian.
Jenis bakteri yang menyebabkan wabah ini adalah E. coli O157:H7. "Dengan jenis E. coli tertentu yang telah menjadi berita, kelompok yang paling cenderung rentan adalah lansia dan anak-anak," kata dokter penyakit menular anak di Mayo Clinic Children's Center di Rochester, Minnesota, Dr. James Gaensbauer.
Meskipun E. coli sangat umum dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk infeksi saluran kemih dan flu perut, strain khusus ini bisa menyebabkan gejala gastrointestinal. Mulai dari kram perut, dan muntah yang harus diwaspadai.
"Dan yang terpenting diare yang menyakitkan yang terkadang bisa berdarah," jelas asisten profesor klinis kedokteran di Columbia University College of Physicians, Dr. Marcus Pereira.
"Beberapa orang juga dapat mengalami demam dan akhirnya mengalami dehidrasi karena tidak banyak makan atau minum saat diare. Kabar baiknya adalah, meskipun terkadang bisa parah, kebanyakan orang yang terkena E. coli O157:H7 sembuh dengan sendirinya," sambungnya.
E. coli atau Escherichia coli sendiri merupakan jenis bakteri umum yang hidup di usus manusia dan hewan, tetapi beberapa E. coli dapat membuat orang sakit. Orang dapat terinfeksi setelah menelan E. coli dari makanan atau air yang terkontaminasi atau melalui kontak dengan hewan, lingkungan, atau orang lain tempat bakteri tersebut berada.
Departemen Kesehatan Colorado menyatakan, bahwa kebanyakan orang yang menderita infeksi akan mulai merasa sakit tiga hingga empat hari setelah makan atau minum sesuatu yang mengandung bakteri tersebut. Namun, penyakit dapat mulai muncul mulai dari satu hingga 10 hari setelah terpapar.
Sementara itu, FDA menjelaskan orang yang terinfeksi E. coli yang berbahaya dapat mulai merasakan gejala beberapa hari hingga sembilan hari setelah terpapar bakteri tersebut. Seseorang dapat menjalani tes untuk mengetahui keberadaan E. coli dalam tinjanya.
"Namun, pada umumnya, gejala yang harus diwaspadai orang adalah diare. Jenis diare parah yang disebabkan oleh E. coli sering kali dimulai dengan tinja yang encer, diare encer, tetapi kadang-kadang kemudian berkembang menjadi diare berdarah," ujar Gaensbauer.
Kebanyakan orang pulih tanpa pengobatan, setelah sekitar seminggu, tetapi beberapa mungkin mengalami masalah kesehatan serius dan perlu dirawat di rumah sakit.
"Ada jenis E. coli tertentu yang dikenal sebagai E. coli penghasil toksin Shiga, atau STEC, yang telah terlibat dalam wabah penyakit bawaan makanan yang serius. Orang yang terpapar bisa mengalami diare berdarah dan bahkan gagal ginjal," ungkap dokter gawat darurat dan profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Milken Institute, Universitas George Washington, Dr. Leana Wen.
(dra)