Ini Bahaya Aspirin bagi Lansia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah riset studi baru dari Monash University menemukan fakta menarik tentang aspirin, obat yang sudah dikenal dan dikonsumsi sebagai bentuk pencegahan penyakit secara medis.
Dalam data studi analisis ASPREE (ASPirin in Reducing Events in the Elderly) disebutkan bahwa mengonsumsi aspirin yang dilakukan lansia dengan usia 70 tahun ke atas dapat meningkatkan risiko pendarahan saluran pencernaan atau gastrointestinal bleeding (GI). (Baca: Dokter Yunani Ungkap Rahasia Vaksin Covid-19 Buatan Rusia)
Dr Suzanne Mahady dari Monash University yang memimpin tim riset internasional untuk penelitian ini mengatakan bahwa salah satu efek samping yang paling umum mengonsumsi aspirin adalah pendarahan. “Secara medis pun sangat berisiko tinggi untuk para lansia,” ujarnya dari siaran pers yang diterima.
Dengan lebih dari 19.000 partisipan lansia dari Australia dan AS yang dikumpulkan selama hampir lima tahun, penelitian ini menunjukkan bahwa risiko pendarahan saluran pencernaan yang dapat dialami lansia akibat mengonsumsi aspirin secara harian yaitu sekitar 60%.
Angka risiko ini terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. “Pendarahan yang dialami dapat menyebabkan pasien harus menerima perawatan rumah sakit, bahkan dapat berujung kematian,” ucap dr Mahady.
Aspirin adalah obat untuk mengurangi demam dan meredakan nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri otot, sakit gigi, pilek, dan sakit kepala. Aspirin juga berguna untuk meredakan nyeri dan bengkak yang disebabkan kondisi tertentu. (Baca juga: Pertanyakan BLT, Warga Aceh Utara Luka Parah Dibacok Kepala Desa)
Di Prancis, secara regulasi pasien diwajibkan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum membeli obat pereda nyeri jenis apa pun demi menghindari jatuhnya korban akibat mengonsumsi obat-obatan yang tidak sesuai.
Kondisi tersebut berbeda dengan di Tanah Air. Masifnya informasi berkaitan dengan pengobatan Covid-19 yang belum tentu akurat menyebutkan bahwa aspirin sebagai salah satu obat untuk virus ini. Padahal, mengonsumsi obat yang tidak sesuai peruntukan justru dapat membahayakan kesehatan.
Dr Mahady memaparkan, dari hasil analisis pantauan riset studi ASPREE yang dikumpulkan, terdapat 264 jumlah kasus pendarahan saluran pencernaan hebat akibat efek samping aspirin.
Dengan data ini, diharapkan para dokter dapat menggunakannya sebagai bahan rujukan untuk menilai besarnya efek samping pengobatan menggunakan aspirin yang bisa dialami pasien lansia dan dapat mengurangi risiko pendarahan yang terjadi. (Lihat videonya: Polsek Ciaracas Dibakar gerombolan Tak Dikenal)
“Selain itu, para pasien seharusnya mengikuti nasihat dokter mengenai dosis konsumsi harian aspirin, terlebih beberapa kondisi seperti riwayat merokok, penyakit ginjal, dan pengobatan anti-inflamasi lainnya bisa sangat berbahaya,” tutur dr Mahady. (Sri Noviarni)
Lihat Juga: Mengenal Child Grooming dari Latifah X, Mama Muda yang Punya 7 Anak dengan Suami Berjarak 21 Tahun
Dalam data studi analisis ASPREE (ASPirin in Reducing Events in the Elderly) disebutkan bahwa mengonsumsi aspirin yang dilakukan lansia dengan usia 70 tahun ke atas dapat meningkatkan risiko pendarahan saluran pencernaan atau gastrointestinal bleeding (GI). (Baca: Dokter Yunani Ungkap Rahasia Vaksin Covid-19 Buatan Rusia)
Dr Suzanne Mahady dari Monash University yang memimpin tim riset internasional untuk penelitian ini mengatakan bahwa salah satu efek samping yang paling umum mengonsumsi aspirin adalah pendarahan. “Secara medis pun sangat berisiko tinggi untuk para lansia,” ujarnya dari siaran pers yang diterima.
Dengan lebih dari 19.000 partisipan lansia dari Australia dan AS yang dikumpulkan selama hampir lima tahun, penelitian ini menunjukkan bahwa risiko pendarahan saluran pencernaan yang dapat dialami lansia akibat mengonsumsi aspirin secara harian yaitu sekitar 60%.
Angka risiko ini terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. “Pendarahan yang dialami dapat menyebabkan pasien harus menerima perawatan rumah sakit, bahkan dapat berujung kematian,” ucap dr Mahady.
Aspirin adalah obat untuk mengurangi demam dan meredakan nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri otot, sakit gigi, pilek, dan sakit kepala. Aspirin juga berguna untuk meredakan nyeri dan bengkak yang disebabkan kondisi tertentu. (Baca juga: Pertanyakan BLT, Warga Aceh Utara Luka Parah Dibacok Kepala Desa)
Di Prancis, secara regulasi pasien diwajibkan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum membeli obat pereda nyeri jenis apa pun demi menghindari jatuhnya korban akibat mengonsumsi obat-obatan yang tidak sesuai.
Kondisi tersebut berbeda dengan di Tanah Air. Masifnya informasi berkaitan dengan pengobatan Covid-19 yang belum tentu akurat menyebutkan bahwa aspirin sebagai salah satu obat untuk virus ini. Padahal, mengonsumsi obat yang tidak sesuai peruntukan justru dapat membahayakan kesehatan.
Dr Mahady memaparkan, dari hasil analisis pantauan riset studi ASPREE yang dikumpulkan, terdapat 264 jumlah kasus pendarahan saluran pencernaan hebat akibat efek samping aspirin.
Dengan data ini, diharapkan para dokter dapat menggunakannya sebagai bahan rujukan untuk menilai besarnya efek samping pengobatan menggunakan aspirin yang bisa dialami pasien lansia dan dapat mengurangi risiko pendarahan yang terjadi. (Lihat videonya: Polsek Ciaracas Dibakar gerombolan Tak Dikenal)
“Selain itu, para pasien seharusnya mengikuti nasihat dokter mengenai dosis konsumsi harian aspirin, terlebih beberapa kondisi seperti riwayat merokok, penyakit ginjal, dan pengobatan anti-inflamasi lainnya bisa sangat berbahaya,” tutur dr Mahady. (Sri Noviarni)
Lihat Juga: Mengenal Child Grooming dari Latifah X, Mama Muda yang Punya 7 Anak dengan Suami Berjarak 21 Tahun
(ysw)