12 Desa Wisata Unik di Indonesia, Nomor 3 Situs Kekayaan Dunia UNESCO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desa wisata yang unik di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari budaya yang masih terjaga dengan baik hingga keindahan alam yang tak ternilai dan menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan.
Dari desa adat yang kaya tradisi hingga lanskap alam memukau, desa wisata di Indonesia ini menyajikan daya tarik tersendiri. Salah satunya, bahkan mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Situs Kekayaan Dunia berkat nilai sejarah, budaya, dan lingkungannya yang luar biasa.
Tak hanya menjadi destinasi liburan, desa-desa ini juga berperan penting dalam melestarikan warisan lokal. Berikut daftar desa wisata unik di Indonesia dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (23/11/2024).
Foto/Indonesia Travel
Desa Arborek berlokasi di Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Desa yang sudah cukup terkenal baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing ini menawarkan keindahan alam bawah lautnya dengan hamparan pasir putih yang memesona seluas 7 hektare.
Desa ini juga berhasil menempatkan namanya dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 2021. Untuk menuju desa ini, wisatawan harus melakukan perjalanan laut selama kurang lebih 2 jam dari Pelabuhan Sorong. Untuk biaya sewa kapal kurang lebih Rp1,5 juta per jalanan dengan muatan enam hingga delapanorang, sedangkan untuk long boat sebesar Rp1 juta dengan muatan tiga hingga empat orang.
Foto/istimewa
Desa Ubud yang berlokasi di Gianyar, Bali ini sangat terkenal karena menawarkan berbagai keindahan alam serta memiliki banyak sekali destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Selain panorama alam yang disuguhkan, desa ini juga terkenal akan produk karya seninya.
Mulai dari kesenian pahat, lukisan, dan produk kerajinan tangan yang memiliki nilai estetik buatan seniman lokal. Untuk menuju ke lokasi ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum atau bus. Untuk memasuki desa ini, wisatawan tidak diperlukan membayar biaya apa pun.
Foto/Indonesia Travel
Wae Rebo adalah desa kecil yang terletak di Nusa Tenggara Timur dan telah tercatat sebagai salah satu Situs Kekayaan Dunia UNESCO. Desa ini menarik perhatian karena asal-usul nenek moyangnya, Empo Maro, yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut dan jauh dari pusat kota, Wae Rebo menawarkan keindahan alam yang memukau serta budaya lokal yang masih terjaga.
Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus menempuh perjalanan kaki selama 3–4 jam dari Desa Denge, tetapi pemandangan indah dan keramahan penduduk setempat akan membuat perjalanan terasa sepadan. Menariknya, tidak ada biaya masuk bagi wisatawan yang ingin menikmati keunikan desa adat ini.
Foto/Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Terletak di lereng Gunung Merapi, Desa Wisata Pentingsari, yang berada di Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu destinasi unggulan yang kerap mendapat penghargaan bergengsi. Pada 2019, desa ini masuk dalam daftar 100 Top Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Dunia oleh Global Green Destinations Days, berkat komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dan budaya.
Berjarak sekitar 22,5 km dari pusat kota Yogyakarta, desa ini menawarkan beragam atraksi seni seperti pertunjukan musik tradisional, pentas tari, hingga wayang. Menariknya, wisatawan dapat menikmati keindahan desa ini tanpa biaya masuk, menjadikannya destinasi ramah pengunjung yang memikat hati banyak pelancong.
Foto/Indonesia Travel
Terletak di Jl. Penglipuran, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, Desa Penglipuran dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia versi majalah Conde Nast Traveler. Desa ini menawarkan suasana tradisional khas perdesaan Bali yang membawa wisatawan kembali ke masa lalu. Kebersihan dan tata lingkungan yang terjaga menjadi daya tarik utama desa ini.
Wisatawan dapat menikmati berbagai pengalaman, seperti menyaksikan prosesi upacara adat, belajar membuat canang sari, serta menjelajahi keindahan alam sekitarnya. Untuk masuk ke desa ini, pengunjung dewasa dikenakan biaya Rp25 ribu, sedangkan anak-anak Rp15 ribu.
Foto/Indonesia Travel
Desa Pemuteran, yang terletak di Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, merupakan salah satu destinasi wisata favorit dengan keindahan alam dan budaya yang otentik. Daya tarik utamanya adalah pesona hayati laut yang terjaga, menjadikannya surga bagi pecinta diving dan snorkeling.
Keindahan alamnya yang luar biasa bahkan membawa Desa Pemuteran masuk dalam daftar 10 Destinasi Terbaik Asia versi Lonely Planet BBC pada 2018. Wisatawan yang ingin menikmati pesonanya dapat mengunjungi desa ini tanpa perlu membayar biaya masuk.
Foto/Indonesia Travel
Desa Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, adalah destinasi wisata yang memikat dengan keindahan alamnya. Desa ini pernah meraih prestasi internasional, termasuk masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD) 2018 dan menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism Award pada 2017.
Selain pesona alamnya, Desa Nglanggeran menawarkan fasilitas homestay dengan biaya terjangkau, yaitu Rp100 ribu untuk dewasa dan Rp60 ribu untuk pelajar, memberikan kesempatan wisatawan merasakan kehidupan lokal. Daya tarik utama desa ini adalah Gunung Api Purba setinggi 700 mdpl yang dapat dikunjungi dengan tiket masuk Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per orang.
Sebagian besar warga desa juga bekerja sebagai pembuat Coklat Nglanggeran, oleh-oleh khas Yogyakarta yang populer di kalangan wisatawan. Desa ini adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, budaya lokal, dan keramahan penduduknya.
Foto/Banyuwangi Bagus
Desa Tamansari terletak di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tepat di kaki Gunung Ijen, sekitar 24 km dari pusat kota Banyuwangi. Desa ini menawarkan pesona alam pegunungan yang memukau, area perkebunan yang luas, dan menjadi penghasil susu sapi berkualitas.
Tak hanya kaya akan sumber daya alam, Desa Tamansari juga mencetak prestasi sebagai juara pertama kategori Desa Digital dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Pengunjung yang ingin menikmati keindahan dan keunikan desa ini cukup membayar tiket masuk Rp20 ribu - Rp 25 ribu per orang.
Foto/Wikipedia
Desa Naga, yang terletak di Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan desa yang masih sangat menjaga tradisi adat Sunda khas Jawa Barat. Desa ini dikenal dengan pemandangan alam yang asri dan rumah-rumah tradisional yang memperkuat suasana perdesaan yang tenang dan alami.
Keunikan desa ini terletak pada mitos yang beredar mengenai larangan memasuki kawasan hutan keramat yang ada di sekitarnya. Meski tidak ada biaya untuk memasuki desa ini, pengunjung dapat menggunakan jasa pemandu wisata dengan biaya sekitar Rp150 ribu per rombongan, untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam tentang budaya dan sejarah lokal.
Foto/Wikipedia
Desa Sade, yang terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, merupakan sebuah desa yang memadukan tradisi dan kemajuan teknologi. Meskipun teknologi modern telah masuk ke desa ini, masyarakat Desa Sade tetap menjaga budaya leluhur yang telah diwariskan turun-temurun.
Salah satu tradisi yang menarik perhatian wisatawan adalah praktik menculik pengantin wanita sebelum pernikahan, serta rumah-rumah dengan lantai yang terbuat dari kotoran sapi. Desa ini menjadi daya tarik wisata dengan biaya masuk sebesar Rp10 ribu - Rp15 ribu per orang, memberikan pengalaman yang unik bagi pengunjung yang ingin melihat keaslian budaya Sasak.
Foto/Indonesia Travel
Desa Kete Kesu, yang terletak di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu desa wisata yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Desa ini menyimpan berbagai barang peninggalan nenek moyang yang telah ada sejak 500 tahun lalu, menjadikannya daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang warisan Toraja.
Rumah-rumah tradisional di desa ini tetap mempertahankan bentuk atap khasnya yang panjang menyerupai perahu, dengan hiasan tanduk kerbau yang menjadi simbol budaya. Untuk menikmati keindahan dan warisan desa ini, wisatawan hanya perlu membayar biaya masuk sebesar Rp15 ribu per orang.
Foto/Jadesta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Desa Tablanusu, yang terletak di Kecamatan Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, menawarkan daya tarik alam yang unik dengan keindahan batu koral hitam yang tersebar di wilayahnya. Berjarak sekitar 60 km atau 2 jam perjalanan dari Kota Jayapura, desa ini dikenal dengan batu koral yang, konon, menghasilkan suara menyerupai isak tangis ketika diinjak.
Karena fenomena ini, desa ini sering disebut sebagai Desa Batu Menangis. Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan seperti memancing, berenang di pantai, hingga pijat refleksi alami dengan batu koral. Meskipun tidak ada biaya masuk untuk berkunjung, pengunjung yang ingin menginap akan dikenakan biaya sekitar Rp450 ribu hingga Rp700 ribu per malam.
MG / Devina
Dari desa adat yang kaya tradisi hingga lanskap alam memukau, desa wisata di Indonesia ini menyajikan daya tarik tersendiri. Salah satunya, bahkan mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Situs Kekayaan Dunia berkat nilai sejarah, budaya, dan lingkungannya yang luar biasa.
Tak hanya menjadi destinasi liburan, desa-desa ini juga berperan penting dalam melestarikan warisan lokal. Berikut daftar desa wisata unik di Indonesia dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (23/11/2024).
12 Desa Wisata Unik di Indonesia
1. Desa Arborek
Foto/Indonesia Travel
Desa Arborek berlokasi di Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Desa yang sudah cukup terkenal baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing ini menawarkan keindahan alam bawah lautnya dengan hamparan pasir putih yang memesona seluas 7 hektare.
Desa ini juga berhasil menempatkan namanya dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 2021. Untuk menuju desa ini, wisatawan harus melakukan perjalanan laut selama kurang lebih 2 jam dari Pelabuhan Sorong. Untuk biaya sewa kapal kurang lebih Rp1,5 juta per jalanan dengan muatan enam hingga delapanorang, sedangkan untuk long boat sebesar Rp1 juta dengan muatan tiga hingga empat orang.
2. Desa Ubud
Foto/istimewa
Desa Ubud yang berlokasi di Gianyar, Bali ini sangat terkenal karena menawarkan berbagai keindahan alam serta memiliki banyak sekali destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Selain panorama alam yang disuguhkan, desa ini juga terkenal akan produk karya seninya.
Mulai dari kesenian pahat, lukisan, dan produk kerajinan tangan yang memiliki nilai estetik buatan seniman lokal. Untuk menuju ke lokasi ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum atau bus. Untuk memasuki desa ini, wisatawan tidak diperlukan membayar biaya apa pun.
3. Desa Wae Rebo
Foto/Indonesia Travel
Wae Rebo adalah desa kecil yang terletak di Nusa Tenggara Timur dan telah tercatat sebagai salah satu Situs Kekayaan Dunia UNESCO. Desa ini menarik perhatian karena asal-usul nenek moyangnya, Empo Maro, yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut dan jauh dari pusat kota, Wae Rebo menawarkan keindahan alam yang memukau serta budaya lokal yang masih terjaga.
Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus menempuh perjalanan kaki selama 3–4 jam dari Desa Denge, tetapi pemandangan indah dan keramahan penduduk setempat akan membuat perjalanan terasa sepadan. Menariknya, tidak ada biaya masuk bagi wisatawan yang ingin menikmati keunikan desa adat ini.
4. Desa Pentingsari
Foto/Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Terletak di lereng Gunung Merapi, Desa Wisata Pentingsari, yang berada di Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu destinasi unggulan yang kerap mendapat penghargaan bergengsi. Pada 2019, desa ini masuk dalam daftar 100 Top Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Dunia oleh Global Green Destinations Days, berkat komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dan budaya.
Berjarak sekitar 22,5 km dari pusat kota Yogyakarta, desa ini menawarkan beragam atraksi seni seperti pertunjukan musik tradisional, pentas tari, hingga wayang. Menariknya, wisatawan dapat menikmati keindahan desa ini tanpa biaya masuk, menjadikannya destinasi ramah pengunjung yang memikat hati banyak pelancong.
5. Desa Penglipuran
Foto/Indonesia Travel
Terletak di Jl. Penglipuran, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, Desa Penglipuran dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia versi majalah Conde Nast Traveler. Desa ini menawarkan suasana tradisional khas perdesaan Bali yang membawa wisatawan kembali ke masa lalu. Kebersihan dan tata lingkungan yang terjaga menjadi daya tarik utama desa ini.
Wisatawan dapat menikmati berbagai pengalaman, seperti menyaksikan prosesi upacara adat, belajar membuat canang sari, serta menjelajahi keindahan alam sekitarnya. Untuk masuk ke desa ini, pengunjung dewasa dikenakan biaya Rp25 ribu, sedangkan anak-anak Rp15 ribu.
6. Desa Pemuteran
Foto/Indonesia Travel
Desa Pemuteran, yang terletak di Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, merupakan salah satu destinasi wisata favorit dengan keindahan alam dan budaya yang otentik. Daya tarik utamanya adalah pesona hayati laut yang terjaga, menjadikannya surga bagi pecinta diving dan snorkeling.
Keindahan alamnya yang luar biasa bahkan membawa Desa Pemuteran masuk dalam daftar 10 Destinasi Terbaik Asia versi Lonely Planet BBC pada 2018. Wisatawan yang ingin menikmati pesonanya dapat mengunjungi desa ini tanpa perlu membayar biaya masuk.
7. Desa Nglanggeran
Foto/Indonesia Travel
Desa Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, adalah destinasi wisata yang memikat dengan keindahan alamnya. Desa ini pernah meraih prestasi internasional, termasuk masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD) 2018 dan menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism Award pada 2017.
Selain pesona alamnya, Desa Nglanggeran menawarkan fasilitas homestay dengan biaya terjangkau, yaitu Rp100 ribu untuk dewasa dan Rp60 ribu untuk pelajar, memberikan kesempatan wisatawan merasakan kehidupan lokal. Daya tarik utama desa ini adalah Gunung Api Purba setinggi 700 mdpl yang dapat dikunjungi dengan tiket masuk Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per orang.
Sebagian besar warga desa juga bekerja sebagai pembuat Coklat Nglanggeran, oleh-oleh khas Yogyakarta yang populer di kalangan wisatawan. Desa ini adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, budaya lokal, dan keramahan penduduknya.
8. Desa Tamansari
Foto/Banyuwangi Bagus
Desa Tamansari terletak di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tepat di kaki Gunung Ijen, sekitar 24 km dari pusat kota Banyuwangi. Desa ini menawarkan pesona alam pegunungan yang memukau, area perkebunan yang luas, dan menjadi penghasil susu sapi berkualitas.
Tak hanya kaya akan sumber daya alam, Desa Tamansari juga mencetak prestasi sebagai juara pertama kategori Desa Digital dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Pengunjung yang ingin menikmati keindahan dan keunikan desa ini cukup membayar tiket masuk Rp20 ribu - Rp 25 ribu per orang.
9. Desa Naga
Foto/Wikipedia
Desa Naga, yang terletak di Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan desa yang masih sangat menjaga tradisi adat Sunda khas Jawa Barat. Desa ini dikenal dengan pemandangan alam yang asri dan rumah-rumah tradisional yang memperkuat suasana perdesaan yang tenang dan alami.
Keunikan desa ini terletak pada mitos yang beredar mengenai larangan memasuki kawasan hutan keramat yang ada di sekitarnya. Meski tidak ada biaya untuk memasuki desa ini, pengunjung dapat menggunakan jasa pemandu wisata dengan biaya sekitar Rp150 ribu per rombongan, untuk mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam tentang budaya dan sejarah lokal.
10. Desa Sade
Foto/Wikipedia
Desa Sade, yang terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, merupakan sebuah desa yang memadukan tradisi dan kemajuan teknologi. Meskipun teknologi modern telah masuk ke desa ini, masyarakat Desa Sade tetap menjaga budaya leluhur yang telah diwariskan turun-temurun.
Salah satu tradisi yang menarik perhatian wisatawan adalah praktik menculik pengantin wanita sebelum pernikahan, serta rumah-rumah dengan lantai yang terbuat dari kotoran sapi. Desa ini menjadi daya tarik wisata dengan biaya masuk sebesar Rp10 ribu - Rp15 ribu per orang, memberikan pengalaman yang unik bagi pengunjung yang ingin melihat keaslian budaya Sasak.
11. Desa Kete Kesu
Foto/Indonesia Travel
Desa Kete Kesu, yang terletak di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu desa wisata yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Desa ini menyimpan berbagai barang peninggalan nenek moyang yang telah ada sejak 500 tahun lalu, menjadikannya daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang warisan Toraja.
Rumah-rumah tradisional di desa ini tetap mempertahankan bentuk atap khasnya yang panjang menyerupai perahu, dengan hiasan tanduk kerbau yang menjadi simbol budaya. Untuk menikmati keindahan dan warisan desa ini, wisatawan hanya perlu membayar biaya masuk sebesar Rp15 ribu per orang.
12. Desa Tablanusu
Foto/Jadesta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Desa Tablanusu, yang terletak di Kecamatan Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, menawarkan daya tarik alam yang unik dengan keindahan batu koral hitam yang tersebar di wilayahnya. Berjarak sekitar 60 km atau 2 jam perjalanan dari Kota Jayapura, desa ini dikenal dengan batu koral yang, konon, menghasilkan suara menyerupai isak tangis ketika diinjak.
Karena fenomena ini, desa ini sering disebut sebagai Desa Batu Menangis. Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan seperti memancing, berenang di pantai, hingga pijat refleksi alami dengan batu koral. Meskipun tidak ada biaya masuk untuk berkunjung, pengunjung yang ingin menginap akan dikenakan biaya sekitar Rp450 ribu hingga Rp700 ribu per malam.
MG / Devina
(dra)