Mengenal Wae Rebo, Desa Adat Terpencil di Labuan Bajo NTT yang Jadi Destinasi Favorit

Selasa, 09 Januari 2024 - 14:40 WIB
loading...
Mengenal Wae Rebo, Desa Adat Terpencil di Labuan Bajo NTT yang Jadi Destinasi Favorit
Wae Rebo merupakan desa adat terpencil di Labuan Bajo, NTT yang menjadi destinasi wisata favorit. Keindahan Wae Rebo menjadi tujuan terbaik untuk berlibur. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wae Rebo merupakan desa adat terpencil di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi destinasi wisata favorit. Keindahan Wae Rebo sudah diakui oleh dunia dan menjadi tujuan terbaik untuk berlibur.

Hal ini tidak mengherankan mengingat Wae Rebo dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hujan tropis yang membuatnya memiliki pemandangan memanjakan mata. Bahkan, keindahannya membuat desa adat ini dijuluki sebagai surga di atas awan.

Desa ini berada 120 kilometer dari Labuan Bajo dan membutuhkan sekitar 4 jam untuk sampai ke Desa Denge. Sementara untuk mencapai Rumah Adat Baruniang, wisatawan masih harus berjalan sepanjang 5 kilometer.

Wae Rebo yang berlokasi di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga masuk dalam Nominasi UNWTO sebagai desa terbaik dunia.

Mengenal Wae Rebo, Desa Adat Terpencil di Labuan Bajo NTT yang Jadi Destinasi Favorit

Foto/SINDOnews



Mengenal Wae Rebo, Desa Adat Terpencil di Labuan Bajo NTT yang Jadi Destinasi Favorit

Foto/Kemenparekraf

Setibanya di kawasan desa ini, wisatawan akan diantar ke Rumah Gendang, rumah utama dari tujuh rumah adat Baruniang. Di sini, warga setempat akan mengadakan waeluhu, ritual penyambutan tamu. Tetua adat akan memberi wejangan agar tamu terhindar dari marabahaya sekaligus meminta izin kepada arwah leluhur.

Rumah Adat Baruniang memiliki bentuk atap mengerucut dan dibuat tanpa menggunakan paku dan besi. Terdapat tujuh rumah adat yang mengelilingi altar tempat untuk memuja arwah leluhur dan rumah ini menyimbolkan penghormatan kepada tujuh arah mata angin dari gunung yang mengelilinginya.

Sementara itu, rumah-rumah tersebut dihuni oleh warga sekitar. Dirangkum dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (9/1/2024) wisatawan bisa menjajal untuk tinggal dan menginap di rumah-rumah tersebut selama 1 hingga 2 hari untuk merasakan pengalaman liburan yang menakjubkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2068 seconds (0.1#10.140)