7 Film yang Buat Studionya Gulung Tikar, Bangkrut Rugi Besar
loading...
A
A
A
Disney turut memproduksi film tersebut, yang mengakibatkan kerugian finansial terbesar mereka hingga sekarang. Selain itu, hal ini menyebabkan perusahaan produksi digital milik produser Robert Zemeckis bangkrut, yang menyebabkan perusahaan itu ditutup setelah hanya dua kali dirilis. Jelas, hasil ini jauh dari yang diantisipasi Zemeckis.
Foto/Stars Insider
Space Jam (1996) meraih sukses besar dengan berhasil menggabungkan karakter animasi yang disukai dengan bintang-bintang live-action. Namun, Looney Tunes: Back in Action (2003) tidak mencapai tingkat kesuksesan yang sama.
Dibintangi oleh Brendan Fraser dan Jenna Elfman, film ini memiliki anggaran sebesar USD80 juta atau Rp1,2 triliun tetapi hanya meraup USD68,5 juta atau Rp1 triliun di box office. Sayangnya, film ini menandai berakhirnya Warner Bros Feature Animation karena Warner Bros terpaksa menutup perusahaan tersebut.
Foto/Stars Insider
New Line Cinema kemungkinan besar meyakini bahwa mereka telah memperoleh waralaba dengan potensi Harry Potter saat mereka memperoleh hak atas film The Golden Compass tahun 2007. Film ini didasarkan pada buku pertama trilogi His Dark Materials karya Philip Pullman yang sangat disukai.
Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Film dengan bujet USD180 juta atau Rp2,8 triliun itu berhasil mengumpulkan USD372 juta atau Rp5,9 triliun, yang tampaknya cukup mengesankan. Namun, untuk mengamankan pendanaan, New Line Cinema telah melepaskan hak internasionalnya.
Akibatnya, mereka hanya memperoleh USD70 juta atau Rp1,1 triliun dan menghadapi konsekuensi finansial yang mengerikan. Agar dapat bertahan hidup, mereka tidak punya pilihan selain bergabung dengan Warner Bros. Pictures.
6. Looney Tunes: Back in Action (2003)
Foto/Stars Insider
Space Jam (1996) meraih sukses besar dengan berhasil menggabungkan karakter animasi yang disukai dengan bintang-bintang live-action. Namun, Looney Tunes: Back in Action (2003) tidak mencapai tingkat kesuksesan yang sama.
Dibintangi oleh Brendan Fraser dan Jenna Elfman, film ini memiliki anggaran sebesar USD80 juta atau Rp1,2 triliun tetapi hanya meraup USD68,5 juta atau Rp1 triliun di box office. Sayangnya, film ini menandai berakhirnya Warner Bros Feature Animation karena Warner Bros terpaksa menutup perusahaan tersebut.
7. The Golden Compass (2007)
Foto/Stars Insider
New Line Cinema kemungkinan besar meyakini bahwa mereka telah memperoleh waralaba dengan potensi Harry Potter saat mereka memperoleh hak atas film The Golden Compass tahun 2007. Film ini didasarkan pada buku pertama trilogi His Dark Materials karya Philip Pullman yang sangat disukai.
Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Film dengan bujet USD180 juta atau Rp2,8 triliun itu berhasil mengumpulkan USD372 juta atau Rp5,9 triliun, yang tampaknya cukup mengesankan. Namun, untuk mengamankan pendanaan, New Line Cinema telah melepaskan hak internasionalnya.
Akibatnya, mereka hanya memperoleh USD70 juta atau Rp1,1 triliun dan menghadapi konsekuensi finansial yang mengerikan. Agar dapat bertahan hidup, mereka tidak punya pilihan selain bergabung dengan Warner Bros. Pictures.
(dra)