Dengue Mengancam di Musim Hujan, Kota Medan Bergerak Cegah DBD

Minggu, 01 Desember 2024 - 16:30 WIB
loading...
A A A
dr. Dewi Sari, SpA, Spesialis Anak, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun perlindungan yang kuat terhadap dengue karena dengue dapat menjangkit siapa saja terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup.



“Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun. Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang. Apalagi dengue bisa menjangkit seseorang lebih dari satu kali. Jadi, sudah pernah terkena dengue, tidak membuat kita kebal terhadap virusnya. Karena virus dengue terdiri dari empat serotipe, di mana terjangkit satu serotipe masi bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih berat," paparnya.

“Perlindungan keluarga yang komprehensif adalah langkah utama untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan aman dari dengue. Selain pentingnya menerapkan 3M Plus, metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dapat memberikan tambahan perlindungan kepada keluarga. Hal ini tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga seluruh anggota keluarga. Karena saat kita melindungi diri sendiri dan keluarga, kita juga melindungi komunitas kita. Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bagi anak usia 6-18 tahun; oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun; dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik. Namun demikian, vaksinasi perlu diberikan secara lengkap atau, untuk anak-anak, mengikuti pedoman vaksinasi yang dikeluarkan oleh IDAI untuk memberikan perlindungan yang optimal,” tambahnya.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memerangi dengue dan menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

“Dengue menimbulkan beban yang besar, baik bagi pasien, keluarga mereka, maupun negara. Setiap jiwa yang menjadi korban adalah sebuah tragedi yang seharusnya dapat dicegah, dan setiap kasus adalah pengingat bahwa kita harus berbuat lebih banyak. Langkah Bersama Cegah DBD adalah sebuah panggilan bagi kita semua untuk bertanggung jawab, proaktif, dan bersatu dalam memerangi dengue," ucapnya.

Andreas percaya bahwa dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya, akan dapat membuat perbedaan nyata.



“Bersama, kita memiliki kekuatan untuk memerangi dengue, tetapi kita harus bertindak sekarang. Ini berarti meningkatkan kesadaran, mengedukasi diri sendiri dan orang lain, serta memperkuat upaya pengendalian nyamuk melalui langkah 3M Plus. Selain itu, masyarakat juga perlu mempertimbangkan metode pencegahan yang inovatif yang telah direkomendasikan oleh para ahli medis untuk anak-anak maupun orang dewasa,” imbuhnya.

“Di Takeda, kami berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam memerangi dengue. Komitmen kami tidak hanya mencakup perluasan akses terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif, tetapi juga melibatkan kerja sama aktif dengan berbagai pihak untuk mengembangkan pendekatan komprehensif dalam pencegahan dengue. Mari kita ambil langkah bersama, memastikan bahwa tindakan kita hari ini akan menciptakan hari esok yang lebih aman dari dengue dan lebih sehat bagi semua orang di Medan dan Indonesia,” lanjutnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2938 seconds (0.1#10.140)