5 Penyebab Pangeran Andrew Dipecat Ratu Elizabeth II, Skandal Pelecehan Mengguncang Kerajaan
loading...
A
A
A
INGGRIS - Pangeran Andrew , putra kedua Ratu Elizabeth II, menjadi sorotan publik ketika ia dipecat dari tugas-tugas kerajaannya pada Januari 2022. Keputusan ini diambil langsung oleh sang ratu yang merupakan langkah drastis dan jarang terjadi dalam sejarah monarki Inggris.
Keputusan Ratu Elizabeth II ini berawal dari sejumlah kontroversi dan skandal yang melibatkan Pangeran Andrew. Salah satunya soal skandal pelecehan seksual yang menggemparkan Kerajaan Inggris, dan bangsawan lainnya.
Pemecatan ini mencerminkan betapa seriusnya kerajaan dalam menanggapi skandal yang dapat merusak reputasi mereka. Meskipun Andrew telah kehilangan sebagian besar perannya dalam Keluarga Kerajaan, hal ini menunjukkan para bangsawan tidak kebal terhadap pengawasan publik dan konsekuensi atas tindakan.
Berikut penyebab di balik pemecatan Pangeran Andrew dilansir dari Mirror, Kamis (12/12/2024).
Kasus yang menjadi pemicu utama pemecatan Andrew adalah tuduhan pelecehan seksual yang diajukan oleh Virginia Giuffre. Giuffre mengklaim bahwa ia dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan Andrew pada usia 17 tahun.
Tuduhan ini terkait dengan skandal Jeffrey Epstein, seorang terpidana kasus perdagangan seks anak yang meninggal di penjara pada 2019. Giuffre mengaku bahwa Epstein dan pasangannya, Ghislaine Maxwell, memaksanya untuk melakukan hubungan seks dengan Andrew di beberapa lokasi, termasuk di rumah Maxwell di London dan properti Epstein di New York.
Andrew memiliki hubungan erat dengan Epstein, seorang miliarder Amerika yang terlibat dalam jaringan perdagangan manusia untuk eksploitasi seksual. Foto-foto dan laporan tentang kedekatan mereka muncul ke publik.
Termasuk kunjungan sang pangeran ke rumah Epstein, bahkan setelah Epstein dinyatakan bersalah dalam kasus perdagangan seks pada 2008.
Publik dan media mengecam keputusan Andrew untuk mempertahankan hubungan dengan Epstein, yang dianggap merusak reputasi Kerajaan Inggris.
Pada 2019, Andrew memberikan wawancara kepada BBC dalam program Newsnight untuk membahas tuduhan terhadapnya. Alih-alih membela diri dengan meyakinkan, wawancara tersebut malah menjadi bumerang.
Dalam wawancara, Andrew menyangkal tuduhan Giuffre dan memberikan penjelasan yang dianggap tidak masuk akal oleh banyak pihak. Salah satunya adalah klaim bahwa ia tidak mungkin berada di lokasi kejadian karena sedang berada di restoran Pizza Express bersama anak-anaknya.
Ia juga membantah mengenal Giuffre, meskipun ada foto mereka bersama. Respons dingin dan kurang empati dari Andrew selama wawancara memicu kritik keras dari masyarakat dan memperburuk citra kerajaan.
Kasus ini menarik perhatian global dan menimbulkan tekanan besar terhadap Keluarga Kerajaan Inggris. Publik menganggap tindakan Andrew sebagai pelanggaran moral yang tidak dapat diterima, terutama bagi seorang anggota Keluarga Kerajaan yang seharusnya menjadi panutan.
Organisasi amal dan institusi yang sebelumnya bekerja sama dengan Andrew mulai menarik dukungan mereka, menambah beban bagi monarki. Tekanan dari masyarakat dan media membuat Elizabeth mengambil langkah tegas untuk melindungi reputasi kerajaan.
Pada Januari 2022, Elizabeth mencopot semua gelar militer dan patronase kerajaan putranya itu. Ia juga diminta untuk tidak lagi menggunakan gelar His Royal Highness dalam kapasitas resmi.
Selain itu, nenek Pangeran William dan Pangeran Harry ini memutuskan bahwa Andrew harus menghadapi gugatan hukum dari Virginia Giuffre sebagai warga negara biasa tanpa dukungan dari institusi kerajaan.
Keputusan ini merupakan upaya untuk memisahkan masalah pribadi Andrew dari tanggung jawab institusi Kerajaan Inggris. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Elizabeth untuk menjaga integritas dan reputasi kerajaan di tengah krisis.
Pada Februari 2022, Andrew mencapai kesepakatan di luar pengadilan dengan Virginia Giuffre. Meskipun tidak ada pengakuan bersalah secara hukum, Andrew setuju untuk membayar kompensasi dalam jumlah besar kepada Giuffre.
Kesepakatan ini ditafsirkan oleh banyak pihak sebagai langkah untuk menghindari pengadilan yang berpotensi mempermalukan Keluarga Kerajaan lebih jauh.
Keputusan Ratu Elizabeth II ini berawal dari sejumlah kontroversi dan skandal yang melibatkan Pangeran Andrew. Salah satunya soal skandal pelecehan seksual yang menggemparkan Kerajaan Inggris, dan bangsawan lainnya.
Pemecatan ini mencerminkan betapa seriusnya kerajaan dalam menanggapi skandal yang dapat merusak reputasi mereka. Meskipun Andrew telah kehilangan sebagian besar perannya dalam Keluarga Kerajaan, hal ini menunjukkan para bangsawan tidak kebal terhadap pengawasan publik dan konsekuensi atas tindakan.
Berikut penyebab di balik pemecatan Pangeran Andrew dilansir dari Mirror, Kamis (12/12/2024).
5 Penyebab Pangeran Andrew Dipecat Ratu Elizabeth II
1. Tuduhan Pelecehan Seksual
Kasus yang menjadi pemicu utama pemecatan Andrew adalah tuduhan pelecehan seksual yang diajukan oleh Virginia Giuffre. Giuffre mengklaim bahwa ia dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan Andrew pada usia 17 tahun.
Tuduhan ini terkait dengan skandal Jeffrey Epstein, seorang terpidana kasus perdagangan seks anak yang meninggal di penjara pada 2019. Giuffre mengaku bahwa Epstein dan pasangannya, Ghislaine Maxwell, memaksanya untuk melakukan hubungan seks dengan Andrew di beberapa lokasi, termasuk di rumah Maxwell di London dan properti Epstein di New York.
2. Hubungan Dekat dengan Jeffrey Epstein
Andrew memiliki hubungan erat dengan Epstein, seorang miliarder Amerika yang terlibat dalam jaringan perdagangan manusia untuk eksploitasi seksual. Foto-foto dan laporan tentang kedekatan mereka muncul ke publik.
Termasuk kunjungan sang pangeran ke rumah Epstein, bahkan setelah Epstein dinyatakan bersalah dalam kasus perdagangan seks pada 2008.
Publik dan media mengecam keputusan Andrew untuk mempertahankan hubungan dengan Epstein, yang dianggap merusak reputasi Kerajaan Inggris.
3. Wawancara Kontroversial dengan BBC
Pada 2019, Andrew memberikan wawancara kepada BBC dalam program Newsnight untuk membahas tuduhan terhadapnya. Alih-alih membela diri dengan meyakinkan, wawancara tersebut malah menjadi bumerang.
Dalam wawancara, Andrew menyangkal tuduhan Giuffre dan memberikan penjelasan yang dianggap tidak masuk akal oleh banyak pihak. Salah satunya adalah klaim bahwa ia tidak mungkin berada di lokasi kejadian karena sedang berada di restoran Pizza Express bersama anak-anaknya.
Ia juga membantah mengenal Giuffre, meskipun ada foto mereka bersama. Respons dingin dan kurang empati dari Andrew selama wawancara memicu kritik keras dari masyarakat dan memperburuk citra kerajaan.
Baca Juga
4. Tekanan Publik
Kasus ini menarik perhatian global dan menimbulkan tekanan besar terhadap Keluarga Kerajaan Inggris. Publik menganggap tindakan Andrew sebagai pelanggaran moral yang tidak dapat diterima, terutama bagi seorang anggota Keluarga Kerajaan yang seharusnya menjadi panutan.
Organisasi amal dan institusi yang sebelumnya bekerja sama dengan Andrew mulai menarik dukungan mereka, menambah beban bagi monarki. Tekanan dari masyarakat dan media membuat Elizabeth mengambil langkah tegas untuk melindungi reputasi kerajaan.
5. Langkah Ratu Elizabeth II
Pada Januari 2022, Elizabeth mencopot semua gelar militer dan patronase kerajaan putranya itu. Ia juga diminta untuk tidak lagi menggunakan gelar His Royal Highness dalam kapasitas resmi.
Selain itu, nenek Pangeran William dan Pangeran Harry ini memutuskan bahwa Andrew harus menghadapi gugatan hukum dari Virginia Giuffre sebagai warga negara biasa tanpa dukungan dari institusi kerajaan.
Keputusan ini merupakan upaya untuk memisahkan masalah pribadi Andrew dari tanggung jawab institusi Kerajaan Inggris. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Elizabeth untuk menjaga integritas dan reputasi kerajaan di tengah krisis.
Pada Februari 2022, Andrew mencapai kesepakatan di luar pengadilan dengan Virginia Giuffre. Meskipun tidak ada pengakuan bersalah secara hukum, Andrew setuju untuk membayar kompensasi dalam jumlah besar kepada Giuffre.
Kesepakatan ini ditafsirkan oleh banyak pihak sebagai langkah untuk menghindari pengadilan yang berpotensi mempermalukan Keluarga Kerajaan lebih jauh.
(dra)